Bagian Dua Puluh Dua

21.4K 2.7K 15
                                    

BAGIAN DUA PULUH DUA, MUSUH ATAU REKAN

*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*

Flashback on.

Pesta besar guna merayakan Harazelle telah memasuki usia dewasa akhirnya digelar. Para bangsawan dan seluruh kolega ternama diundang memenuhi aula kastil.

Hara sebagai tokoh utama tentu wajib menyambut mereka satu per satu. Di belakang Delzaka dan Amberly, gadis itu tampak bosan.

Senyum lebarnya gemetar tanda ia sudah tak mampu lagi menarik sudut bibir. Beruntung, Amberly peka. Dengan cara halus, sang ibu membantu membebaskan gadis itu dari diskusi membosankan mereka.

Betapa leganya Harazelle dapat berkeliling ke sudut lain sendirian. Dia mencari pelayan pembawa nampan yang memuat gelas-gelas wine di atasnya.

Hah. Dia kira akan selesai semudah itu? Mana mungkin.

Pesta sosial adalah medan perang yang tenang. Orang-orang bermuka dua akan berusaha menjilat pihak yang mereka butuhkan. Tak terkecuali mendekati ahli waris yang bersangkutan.

Gestan selamat dari mereka karena ia berdiam diri di lantai dua. Sembari memutar-mutar gelas anggur, pria itu bersandar pagar menikmati pemandangan di bawah sana.

Penampilan Harazelle hari ini Gestan akui cukup memukau. Dengan gaun selutut model panjang di bagian belakang dan tataan rambut yang rumit begitu, banyak pemuda pasti akan menaruh minat padanya.

Benar, 'kan? Baru beberapa detik membatin, beberapa serangga jantan langsung mendekatinya.

"Nona, maukah Anda berdansa dengan saya?"

"Tunggu, saya yang datang pada Nona Hara lebih dulu."

"Tolong menjadi pasangan dansa saya juga, Nona!"

Harazelle yang tidak terbiasa dengan situasi itu meringis canggung. Padahal niatnya hari ini cuma ingin bersenang-senang dengan alkohol saja. Bukan menyapa tamu, apalagi berdansa!

Ugh, menyebalkan! Bagaimana caraku terbebas dari mereka?

Ketika Hara berjalan mundur, punggungnya tak sengaja bertumbuk pelan dengan badan seseorang.

"Ah, maafkan sa-," pria yang ditubruknya ternyata adalah Gestan, "-ya."

"D-duke Muda," gagap salah satu pemuda. Bagaimana tidak kaget? Orang bermuka sadis itu adalah satu-satunya sosok yang tidak mereka harap kehadirannya. "S-saya pikir Anda tidak datang."

"Mana mungkin. Aku pendampingnya hari ini. Dari awal, sampai acara berakhir," lugas Gestan, merangkul gadis itu sementara pandangan matanya menyala penuh tekanan.

"O-oh, kami tidak menyangka."

"Kenapa? Ada masalah?"

"Ti-tidak. Maaf mengganggu Anda berdua. K-kami permisi."

Secara alami, para pemuda itu kemudian menjauhi wilayah yang sudah ditandai sebagai milik sang Predator.

"Terima kasih, Kak," ucap Hara begitu tersisa mereka berdua.

"Hmm."

Dirasa tidak ada lagi yang Gestan perlukan di sini, dia berbalik pergi hendak kembali ke lantai dua.

"Eh, Kakak mau kemana?"

"...,"

Tidak ada tanggapan. Namun, usai mengambil langkah lima kali, pria itu tiba-tiba berhenti. Masih ada satu lagi yang perlu dia sampaikan. "Hei."

Be My Father?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang