0,4

106 8 0
                                    

Happy reading

Suasana sekolah swasta elit itu sangat bising. Banyak siswa yang berlarian karena bel masuk akan berbunyi. Shaka berjalan dengan santai menuju kelasnya. Padahal masih jam 07.20 akan tetapi mereka sudah berbondong-bondong menuju GOR ataupun kelas. sesuai informasi yang ia baca semalam, hari ini akan ada apel untuk menggantikan upacara hari senin.

Shaka mendesah lelah. Seharusnya ia berangkat bukan hari ini. Ada beberapa atribut yang tidak dibawa. Hal itu tentu membuatnya semakin menyesal.

Saat berada di lorong kelas 10 IPA, seseorang menabraknya cukup kencang dari arah berlawanan. Untungnya Shaka berhasil menjaga keseimbangan tubuhnya dan membentur ke dinding. Keadaan lorong lumayan sepi. Ia pun melihat orang yang menabrak tubuhnya. Orang itu sama sekali tidak meminta maaf. "Riga?" Batinnya.

Saat akan melangkah ke arah tangga. Dirinya merasa nyeri menjalar di kaki kanannya. Mungkin karena efek salah pendaratan  dan terkilir. Shaka berusaha jalan dengan langkah biasa.

"Gue kira lo nggak berangkat, Shak." Ucap Kaisar saat Shaka mendudukan dirinya.

"Niatnya gitu, tapi gue keinget sepupu lo itu." Ketusnya.

Kaisar menggeleng pelan. "Gue nerima penawaran itu. Lo sendiri? Ia atau enggak, Shak?"

Shaka mengalihkan pandangannya. "Gue masih belum tau. Lagian gue takut orang rumah bakal tau." Ia membuang nafasnya kasar, dan kembali menatap Kaisar. "Gue nggak cuma home scooling, tapi pindah ke luar negeri." Sambungnya.

Kaisar mengangguk paham. "Entar gue bilangin ke mereka buat ketemuan."

"Serah lo." Balasnya.

☆★☆

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 10 menit lalu. Namun anggota inti Grahita sedang menunggu calon anggota baru mereka. Sengaja memilih jam pulang sekolah karena waktunya lebih lengang. Hanya ada enam orang. Riga tidak dapat berkumpul karena ada keperluan mendadak pagi tadi.

Orang yang ditunggu akhirnya tiba. Kaisar dan Shaka berjalan beriringan. Suasana mendung yang berangin membuat dedaunan beterbangan. Keduanya tampak bercanda seakan tak merasa sedang ditunggu.

"WOY!! LAMA LO BERDUA!!" Teriak Sada menggema.

Yang diteriaki malah tergelak. "Bang gue tau lo bisa nyanyi, tapi nggak pake high note juga kalik." Balas Kaisar.

Member lain pun hanya menertawakan muka masam Sada. Jarang jarang anak itu bisa dikerjai. "Dih awas lo pada!"

"Udah lah! Langsung intinya aja!" Ucap Danta di sela tawanya.

"Can, lo kan yang pengen mereka masuk?" Timpal Mahesa.

Candra melakukan kontak mata dengan Natha dan Milan. Ia seperti meminta persetujuan. Keduanya pun mengangguk. "Okei, karena ini permintaan gue, jadi gue yang bilang."

"Sesuai tawaran kita kemarin, gimana? Apa jawaban kalian?" Imbuh Candra.

Kaisar dan Shaka saling tatap. "Gue bakal gabung." Jawab Kaisar mantap.

Senyum Candra mengembang. Kini semua mata tertuju pada Shaka. "Gue... juga bakal gabung."

"YEEES!! THANKS BANGET!!" seru Candra yang kepalang bahagia.

Milan geleng-geleng kepala. "Sekarang kalian resmi jadi bagian kita, Grahita."

Natha menambahkan. "Gue harap kalian bisa jaga kepercayaan dari kita."

GRAHITA Where stories live. Discover now