Chapter 32

99 8 0
                                    

Mari selesaikan apa yang harus diselesaikan. Pertama-tama, aku menarik Ahyeon yang tengah berdiri di sana dengan linglung selagi kerumunan orang berkumpul di sekitar proyek iklan dan membanjirinya dengan banyak pertanyaan.

"Berikan HP-mu," kataku.

"E-eh?"

"Kita harus berfoto dengan iklannya, bukan?"

Ahyeon pun tersadar dan mulai mendekati proyek iklannya sendiri. Aku mengambil ponsel miliknya dan menyalakan kamera, yang seketika membuat kerumunan ini langsung bereaksi.

"Oh, mereka bakal berfoto!"

"Ayo menyingkir, semuanya!"

"Mereka mau mengambil foto!"

Yang mengejutkan, kerumunan tersebut mulai mundur dengan sendirinya. Mungkin karena aku terbiasa menjadi saksi atas banyak orang yang bersikeras untuk mendapatkan foto dengan cara apapun, aku jadi khawatir berlebihan.

"Tegakkan bahumu," ucapku.

"O-oke!"

"Ahyeon-ah, kamu ganteng banget!"

Komentar terakhir itu bukan dariku, melainkan dari seseorang di kerumunan yang kelihatannya adalah penggemar Ahyeon.

Wajah Ahyeon pun memerah. "T-t-tidak, kok..." dia tergagap beberapa kali, lalu menegakkan tubuh dengan kikuk.

Aku mengangkat ponselnya secara mekanis dan mengambil foto. Setelah aku selesai memotret, Big Sejin pun berteriak, "Moondae! Aku juga! Aku juga!"

Aku berbalik dan mengambil foto Big Sejin dengan iklannya sendiri sebagai latar belakang. Rasanya cukup merepotkan karena dia terus mengubah posenya berkali-kali. Bagaimanapun, kerumunan orang itu sibuk memotret dirinya selagi ia lanjut berpose.

"Imutnya..."

"Ayo lakukan pose lain!"

Apa bahkan perlu bagiku untuk memotretnya? Dia tinggal mencari namanya di situs online dan mengunduh foto apapun yang diunggah oleh orang-orang.

"Moondae-ya, giliranmu!"

"Oh."

Akan aneh jika aku tidak mengambil foto juga, jadi aku berjalan ke poster besar yang menampilkan wajahku. Karena tidak ada orang yang mengerumuni iklan, aku jadi bisa melihat segala kemewahannya. Ukurannya sangat mengesankan.

Foto yang dipakai untuk proyek iklan Park Moondae adalah foto yang diambil saat konferensi pers. Untungnya, itu bukan fotoku yang sedang berpose menekan jari ke pipi dengan imut atau membuat jari hati, tapi rasanya tetap agak memalukan melihat wajahku sendiri terpampang di dinding dalam skala besar.

Aku tidak bisa menatapnya... Aku menoleh sedikit, lalu menyadari beberapa teks di latar belakangnya.

[Park Moondae]

[Dia adalah saham blue-chip* yang meledak di dunia musik!]

*Saham blue chip adalah saham lapis satu di bursa efek yang memiliki fundamental kuat dan nilai pasar paling besar.

Di bagian bawah, ada huruf kecil yang bertuliskan, "Tolong beli sahamku♡". Harus kuakui diksinya juga bagus-itu sangat berdampak besar.

Mereka pasti sudah banyak memikirkannya. Aku pun diam-diam berpose, karena setidaknya itu yang bisa kulakukan untuk menunjukkan rasa terima kasihku. Setelah aku selesai mengambil foto dan berjalan sedikit menjauh dari proyek iklan, kerumunan orang langsung berbondong-bondong menanyakan banyak pertanyaan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 30 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Debut or Die!Where stories live. Discover now