Chapter 13

94 12 0
                                    

"Tari modern?"

Gerakan pertama dari "To a New World" adalah perpaduan dari balet dan tari modern. Ada suasana kesedihan dengan lamunan di dalamnya, tapi tidak begitu intens.

"Itu sangat cantik tapi..." Si Emas #1 pun terdiam.

Hanya sedikit saja koreografinya yang bisa kita ubah. Dengan kata lain, gerakan tari yang terbentang pada layar di depan kita ini semakin meningkatkan kesulitan dari mengaransemen lagunya. Itu jelas tidak cocok untuk acara audisi apa adanya, jadi ini hanya menambah rasa frustasi pada timku. Berkat penemuan yang mengejutkan ini, kita mulai menghafal koreografi sembari diselimuti suasana suram.

"Ayo kita pelajari gerakannya secepat yang kita bisa!"

"Oke!"

Namun, kekecewaan mereka tampaknya membawa mereka untuk mencoba lebih keras alih-alih menyerah begitu saja. Secara mengejutkan, semua orang mulai berlatih tanpa mengeluh, membuat sesi latihan jadi menyenangkan. Kelihatannya mereka telah menebak kalau mereka mengeluh dengan keras tentang lagunya, maka footage mereka yang menolak lagu itu mungkin saja akan ditayangkan di acara.

Alangkah nyaman, pikirku selagi berlatih, menahan diri dari membuat komentar apapun. Karena aku tidak memiliki banyak pengalaman dalam mempelajari koreografi, aku tidak merasa begitu terganggu dengan kesulitan tariannya—tapi itu tetap perjuangan berat bagiku.

"Kamu pegang lengannya di sini dan memutarnya seperti ini..."

"Hmm..."

"Wow, itu cukup bagus."

Aku sedang menunggu momen yang tepat. Karena kita memiliki suasana latihan yang baik, hal yang penting saat ini adalah berhasil meramu sebuah adegan yang akan membuat tim produksi tidak bisa menolak untuk menayangkan pengeditan finalnya. Bagaimana acara ini menggambarkan aransemen kami dari lagunya juga sangat penting.

Kesempatanku datang 2 hari kemudian ketika salah satu pelatih datang untuk memeriksa kita.

***

"Kalian pasti merasa sangat stres ketika tahu kalian mendapat lagu ini," kata si koreografer, membuat kita tertawa dengan canggung. Tidak ada yang ingin memberitahunya bahwa yang kita lakukan hanyalah melatih gerakan, dan menunda aransemennya sampai nanti. Koreografer itu tampak tidak begitu senang dengan respon kami, tapi dia tidak berkomentar apa-apa. "Baiklah, mari kita lihat apa saja yang sudah kalian dapatkan."

"Baik!"

Keseluruhan tim, termasuk aku, berhasil menyelesaikan gerakan dari bait pertama tanpa melakukan kesalahan sedikit pun. Semua orang terlihat lega selagi mereka mencoba mengatur napas.

"Baiklah," kata koreografer sambil mengangguk. Ia terdengar netral. "Ternyata kalian mampu mengingat gerakannya. Siapa yang mempelajari tarian ini sebelumnya lalu mengajarkannya kepada kalian semua?"

"Uh, anggota yang bagus dalam menari melakukannya bersama-sama..." Si Emas #2 bergumam dengan ragu.

"Ya. Kita melakukannya bersama!" Tambah Lee Sejin.

Memang benar bahwa empat peserta tingkat emas telah mengambil alih tanggung jawab, tapi sebagian besar, Ahyeon-lah yang mempelajari gerakannya dan mengajari itu pada kami semua. Memang, dia anak jurusan tari. Namun karena dia bukan penanggung jawab sepenuhnya, dan Big Sejin adalah penari utama, rupanya mereka semua mengklaim kredit yang setara.

Koreografer itu hanya mengangguk. "Ya, itu memang tidak mudah. Tapi masalahnya adalah..." ia menggerakkan lehernya yang pegal. "Tidak ada yang menonjol sama sekali."

Debut or Die!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang