Chapter 1

513 33 0
                                    

Jika kamu bangun tidur dan menemukan dirimu menatap atap kamar yang asing, kamu mungkin berpikir kamu berada di tempat semacam realitas lain atau dunia fantasi, kan? Tapi itu tidak berlaku untukku.

Aku terbangun di kamar motel tua yang kumuh, penuh dengan bau jamur. Aku mengerang tatkala merasakan rasa sakit yang seolah membelah kepalaku. Aku bahkan hampir tidak bisa bangkit dari tempat tidur. Dengan mencengkram dahiku dan perlahan bangun, seprai apek di sekelilingku pun jatuh ke lantai.

Oke, mari kulihat... Jika aku ingat dengan benar, aku mabuk sampai tertidur setelah tahu bahwa aku gagal dalam ujian... lagi. Apakah aku merangkak menuju motel dari apartemenku?

"Apa aku sudah gila...?" Mengutuk diriku, aku pergi ke kamar mandi untuk memeriksa betapa berantakannya penampilanku di cermin, berharap untuk melihat penampilan lelaki yang belajar untuk ujian PNS dan telah tak berdaya malam sebelumnya. Namun aku terjatuh kaget ketika melihat bayanganku.

"Argh! Apa-apaan?!" Aku berteriak, menggigit bibirku dengan tak percaya—ini tidak mungkin terjadi.

Aku menyapu debu dari rambutku dengan tangan yang gemetar, dan kembali mengintip ke cermin lagi. Apa yang kulihat adalah orang asing—seorang pemuda yang kurus dan cantik menatapku. Aku mencoba mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan rasa panik yang melonjak. Pada saat itu, seketika aku sangat ingin merokok lagi, meski aku sudah berhenti beberapa waktu yang lalu.

"Ha..." Aku menghela napas, tersadar bahwa suaraku pun terdengar asing. Aku merasa seperti berada dalam bahaya. Apa yang sebenarnya sedang terjadi?

Berjuang untuk memahami kenyataan, aku menggunakan tubuh asing ini untuk mundur ke kamar tidur. Memerhatikan dengan cepat, aku menemukan sesuatu yang seperti catatan bunuh diri dan botol resep yang kosong. Siapapun yang menempati ruangan ini pasti telah mencoba untuk mengakhiri hidupnya menggunakan obat tidur.

Aku membaca sekilas catatan tersebut untuk mendapati bahwa pemilik tubuh ini adalah seorang yatim piatu. Dia dikeluarkan dari sekolah dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena bebannya sudah terlalu berat untuk dia tanggung. Membaca tulisan itu membuatku merasa sedikit sedih, karena, terlepas bertukar tubuh dengan seseorang, aku tetap menjadi seorang yatim piatu lagi.

Aku melihat sebuah dompet di atas meja rias yang norak, dan setelah mengobrak-abrik isinya, aku menemukan beberapa lembar uang dan KTP.

[Park Moondae 0X1215-3XXXXXX]

"Orang ini lahir pada tahun 2000-an..." Setidaknya aku lebih muda sekarang. Menghela napas singkat, aku memerhatikan KTP itu. Lelaki dalam foto terlihat lebih sehat dibandingkan dengan yang kulihat dalam cermin tadi, tapi dia tetap memiliki aura suram di sekelilingnya. Meskipun begitu, dia terlihat muda dan cukup menarik. Berdasarkan fotonya, aku berpikir dia terlihat lebih muda dari yang ditunjukkan di KTP-nya.

Tapi aku tidak punya waktu untuk berpikir tentang itu. Aku sungguh berjuang untuk memeriksa situasiku secara objektif. Setelah mengambil napas yang dalam, aku berhasil menenangkan diriku dan mengambil kesimpulan untuk mencari tubuh asliku. Setelah menemukannya, baru aku bisa memikirkan tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Lagipula, ada kemungkinan bahwa Park Moondae juga berada di tubuhku.

Mengambil dompet, aku mendorong pintu dan seketika terdiam. Menatap ke luar jendela di depanku, aku melihat salju turun. Tapi aku bisa memastikan ini bulan Juli ketika aku tertidur akibat mabuk kemarin malam.

"Ya Tuhan." Aku menelan ludah, bergegas kembali ke dalam ruang motel dan menuju kalender yang ada di meja.

[Desember 202X]

Kepalaku berputar. Kalender ini dari 3 tahun lalu. Tidak membutuhkan waktu lama bagiku untuk memperoleh kembali ketenanganku—lagipula, bertukar tubuh dengan seseorang jauh lebih mengejutkan dibanding perjalanan waktu ke masa lalu.

Debut or Die!Where stories live. Discover now