Bukan berarti Alan tidak melihat Jian, dia hanya pura-pura tak mengenali.
Pintu lift bergerak hampir menutup, Jian tersadar dirinya belum masuk dan buru-buru menahan pintu lift dengan tangannya. Pintu lift kembali terbuka, Jian melangkah masuk sembari menoleh ke belakang, dimana si pasangan kekasih itu masih berjalan saling mengunci telapak tangan satu sama lain.
—
Dua jam berlalu, Jian masih menyandarkan kepalanya di atas meja ditemani beberapa buku bacaan dengan judul asal yang sempat ia baca selama 2 menit. Matanya mengerjap menahan kantuk sembari menikmati remang lampu dalam keheningan perpustakaan yang terbuka 24 jam untuk umum. Tak ada tempat lain yang ia pikirkan sebagai tempat singgah sementara.
Jian sudah mematikan nada dering ponselnya saat masuk ke perpustakaan dan baru menyentuhnya lagi setelah beberapa jam kemudian.
3 pesan dan 12 panggilan tak terjawab.
Rentetan pemberitahuan memenuhi layar ponsel Jian. Seketika ia menghela nafasnya lalu mendecak.
Apa lagi yang diinginkan Alan? Batin Jian merota-ronta.
|Alan
01:47 Kau di mana? Aster sudah pergi
02:05 Meir, aku mencarimu di rooftop tapi kau tidak ada
02:10 Meir, tolong balas pesan ini jika kau sudah membacanya
Pesan terakhir dikirim sekitar 8 menit yang lalu, Jian agak ragu namun akhirnya memilih untuk menghubungi Alan.
Hanya sedetik nada sambung terdengar, suara Alan sudah menyambut.
"Kau di mana?" Alan langsung bertanya tanpa basa-basi.
Mata Jian melihat ke sekeliling. Empat orang yang duduk berjarak di depannya masih fokus dengan buku bacaannya sementara dua yang lain sudah terlelap.
"Meir?" Alan memanggil, berharap Jian langsung menjawab pertanyaannya.
"Maaf baru balas menghubungimu, aku ketiduran" Jian menjawab dengan suara serendah mungkin.
"Kau dimana?" Alan kembali bertanya.
"Di rumah teman. Aku akan menginap di sini" Jian berbohong.
"Meir, kau pulang saja. Tidak perlu menginap. Kirimkan aku alamatnya, aku akan menjemputmu sekarang"
Pulang? Jian bahkan sudah lupa apa arti pulang. Dia tidak punya tempat tinggal. Greeceland bukan rumahnya.
Lantas apakah kata pulang pantas ditujukan untuknya?
"Tidak usah, terima kasih" Jian menjawab singkat. Lalu menutup teleponnya ketika merasa tak ada lagi pembahasan penting baginya.
***
Nathan serius dengan ucapannya. Hari ini ada staff baru di Orion. Dia teman kuliah Nathan, seorang gadis—bernama Katrina. Hari ini hari pertamanya bekerja. Nath sejak tadi sibuk mengajarkan temannya sementara Jian terus berjaga di meja kasir.
Jian mendecak saat tahu ponselnya bergetar dan melihat nama Alan di layar ponselnya. Sebelum berhasil menjawab teleponnya, Jian sudah bersiap memikirkan harus kemana lagi ia mencari tempat persinggahan jika Alan memintanya untuk tak langsung pulang ke Greeceland.
"Kapan jam kerjamu selesai?" Alan bertanya setelah Jian memutuskan untuk menjawab teleponnya.
"Satu jam lagi"
"Baiklah" setelah itu Alan menutup sambungan teleponnya.
Jian menghela nafas berat, ia menarik kesimpulan secepat tarikan nafasnya. Kenapa Alan menghubunginya? Jawabannya karena calon tunangannya sedang berada di Greeceland dan ia ingin memastikan kapan Jian pulang agar tak ada yang bisa mengganggunya.
YOU ARE READING
Middle Name | JAEWOO [END]
Fanfiction"Untuk sementara jangan beritahu Gemma jika kita tinggal bersama" - Jian (Jungwoo) "Tolong pergi dulu kemana saja, aku dan Aster akan tiba di apartemen 10 menit lagi" - Alan (Jaehyun)
![Middle Name | JAEWOO [END]](https://img.wattpad.com/cover/364023965-64-k1257.jpg)