Gemma sialan!
"Ah, itu—bukan apa-apa. Itu hanya—"
"Aku tidak bertanya" Alan menarik bibirnya menjadi segaris "Terima kasih sudah memberiku night snack gratis. Orion harus menjualnya" lanjut Alan kemudian melempar pandangannya ke arah balkon.
Jian menghela nafas, jantungnya masih berdebar-debar tak karuan. Perlahan ia melangkah mundur lalu pergi dan masuk ke dalam kamarnya.
***
Pengunjung Orion 3 kali lebih ramai usai Nathan membuka promo puff pastry gratis melalui jejaring sosial. Jian dan Nathan tak berhenti melayani pengunjung sejak pagi hingga menjelang malam. Mereka bahkan tak memiliki waktu sekedar untuk makan siang tepat waktu.
"Sepertinya aku akan mengusulkan untuk menambah staff baru" Nathan berucap setelah Orion akhirnya tutup 2 jam lebih lambat dari biasanya.
Jian hanya mengangguk sembari menghabiskan suapan terakhir menu makan malam yang dipesankan pemilik Orion— sesuatu yang selalu disediakan paman Nathan jika Jian terpaksa pulang telat.
—
Ketika Jian sampai di Greeceland, tak ada yang Jian lakukan lagi selain mandi dan terlelap di atas tempat tidurnya.
Tubuhnya lelah, pikirannya juga.
Namun tiga puluh menit setelah Jian berhasil mengistirahatkan tubuhnya, pemuda itu harus terganggu karena deringan ponsel miliknya yang berbunyi tanpa henti.
Jian meraih ponselnya yang berada di meja nakas, dahinya mengerut saat membaca pemberitahuan di layar ponselnya. Hati kecilnya berharap tak akan ada sesuatu yang akan menyusahkannya—setidaknya tidak untuk malam ini.
9 kali panggilan tak terjawab dari Alan.
Belum sempat Jian balik menghubungi, ponselnya sudah kembali berdering. Nama Alan lagi-lagi muncul.
"Halo" Suara Jian terdengar parau dan berat.
"Kau di mana?" Alan bertanya dengan cepat tanpa membalas sapaan Jian.
"Di kamar"
"Maaf, tapi bisa pergi dulu sebentar? Kemana saja"
"Serius? Ini jam 12 malam" Jian protes setelah melirik jam dinding di seberangnya.
"Tolong pergi dulu kemana saja, aku dan Aster akan tiba di apartemen 10 menit lagi"
Sialan!
Jian bangkit dari tempat tidurnya dengan tergesa-gesa. Setelah meraih jaket yang tergantung di belakang pintu kamarnya, Jian buru-buru berlari keluar dari unit apartemen.
Jian berjalan menuju lift sambil sibuk mengeluh dalam hati. Dia menyadari bahwa Alan memiliki hak penuh atas tempat tinggalnya saat ini, tapi bisakah hanya di waktu tertentu saja?
Jian masih berdiri menunggu pintu lift terbuka. Ia termenung sambil melihat pantulan samar dirinya dari pintu lift. Wajahnya sembab, rambutnya masih acak-acakkan. Jian bahkan masih tak sanggup untuk mengangkat tegak kepalanya, dia hanya terlalu lelah dan agak marah.
Ting
Pintu lift terbuka, memperlihatkan Alan dan Aster—seorang gadis cantik dengan rambut coklat terang yang panjang melebihi bahunya. Dandanan gadis itu bak artis papan atas berbalut pakaian mahal dan beraroma parfum dari merk terkenal. Alan dan Aster masih saling bicara meskipun pintu lift sudah terbuka. Sesekali Aster tertawa kecil sambil menatap kagum kekasihnya.
Jian masih membeku berdiri tepat di depan pintu lift. Membiarkan sepasang kekasih itu berjalan melewatinya tanpa sedikitpun bertukar pandang dengannya seolah-olah menganggap Jian hanyalah sebuah bayangan.
YOU ARE READING
Middle Name | JAEWOO [END]
Fanfiction"Untuk sementara jangan beritahu Gemma jika kita tinggal bersama" - Jian (Jungwoo) "Tolong pergi dulu kemana saja, aku dan Aster akan tiba di apartemen 10 menit lagi" - Alan (Jaehyun)
![Middle Name | JAEWOO [END]](https://img.wattpad.com/cover/364023965-64-k1257.jpg)