49. IGNITES >>Sisi Gelap<<

9.1K 599 30
                                    


Celine dan Wilona sama-sama diam sambil menatap nanar sebuah kamera kecil yang rusak.

Kamera milik Gani yang entah sudah berapa banyak mengambil gambar lewat benda kecil itu.

Sejak kemarin Celine terlalu banyak diam dan membuat yang lain bingung. Hanya Wilona yang tahu tentang kamera di kamar Celine.

Seragam sekolah masih melekat di badan mereka, padahal hari sudah menjelang malam.

Mereka berada di rumah Rani yang sedang terbaring tak berdaya.

Hanya rumah itu yang aman dan tidak dicurigai orang.

"Gue tau dia psikopat," kata Rani yang berusaha untuk duduk. "Tapi gue ngejar dia bukan karena gue beneran cinta sama dia."

"Banyak foto bagus yang dia dapat dari kamera tersembunyi. Nggak cuma kalian korbannya," lanjut Rani.

"Lo tau dimana Gani naruh semua foto itu?" Tanya Wilona penasaran.

"Dia punya ruangan tersendiri buat maling cewek. Yang gue tau cuma kita bertiga yang jadi target."

"Kenapa lo nggak laporin dia aja?" Kesal Celine.

Rani menghela napas dan memijat kakinya yang masih bengkak. "Gani juga sama menyeramkan kayak iblis itu."

Entah mengapa mata Wilona terasa panas melihat kondisi Rani sekarang. Betapa banyak kesakitan yang dia rasakan?

Tidak heran gadis itu begitu membencinya. Salah paham membuat semua orang buta.

Wilona membuang muka, tak sanggup membayangkan berada di posisi Rani.

Diperkosa, disiksa, ditekan, bahkan diancam.

Ah, leher Wilona seperti tercekik.

"Gue nggak bisa biarin orang-orang kayak mereka hidup dengan nyaman," Wilona menatap Celine yang terlihat pucat

Sudah berapa hari ini Celine tidak menyentuh nasi, membuat Wilona tambah menguatkan tekad untuk menghancurkan para monster itu.

"Lo harus ikutin rencana gue, Cel. Gue tau lo jago dalam urusan beginian."

"Rencana apa?" Celine menggeleng pelan. "Kita nggak boleh bergerak sendiri. Kita harus cari pertolongan."

"Jaglion dan yang lain masih ngurusin Bara, Cel. Kita nggak bisa biarin Gani gitu aja."

"Dia nggak segan mukul cewek, Lona," peringatan dari Rani membuat Wilona menahan napas. "Dia nggak ada keinginan buat mesum, tapi dia bisa lebih buruk dari Bara."

"Nggak bisa, Na. Gue terlalu takut," Celine memeluk dirinya sendiri. "Selama ini gue terus dipantau sama dia. Dia juga pasti tau rencana kita."

Perkataan Celine menyadarkan Wilona akan sesuatu. Gani selalu tahu kemana Celine dan dirinya pergi. Psikopat itu juga tahu tentang isi percakapan antara mereka.

"Salah satu HP kita disadap," tebak Wilona tak meleset sama sekali. Gadis itu buru-buru membuka ponselnya dan menelepon Wildan tanpa ragu.

"Aku butuh Kakak."

"Lo masih butuh gue? Lo bilang jangan ikut campur—"

"Hp Celine dihack!" Bentak Wilona, membuat Wildan kaget di seberang sana.

"Bawa Hpnya ke markas. Biar Jaglion yang jemput."

Wilona meminta ponsel milik Celine dan segera menghubungi Jaglion. Dia punya rencana bagus untuk menjebak Gani.

Setidaknya Celine harus terlepas dari bayang-bayang menyeramkan itu. Dia kehilangan sosok Celine yang dulu gara-gara Gani.

🏮🏮🏮

IGNITES Where stories live. Discover now