15. Kotak Musik (6)

201 30 2
                                    

Welcome to ROGUE: The Secret Agent.

***

Perihal osis yang kemarin sempat berbeda pendapat mengenai apa keputusan yang harus mereka lakukan kedepannya, semuanya sudah beres dengan keputusan bahwa osis akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan hal yang sedang ramai dibicarakan.

Hal itu dilakukan sepertinya bukan karena keinginan ketua osis sendiri untuk membuat keputusan seperti itu. Keputusan itu diambil karena terpaksa harus ikut campur sebab kotak musik itu sudah memakan korban lagi.

Korban kelima, Maula, 12 IPA 1. Kejadian di halte depan sekolah karena terserempet motor setelah gadis itu mendapatkan kotak musiknya di dalam kolong mejanya sama seperti Renata menjadi ramai. Kini gadis itu sedang mendapatkan perawatan di rumah sakit akibat luka-luka pada tubuhnya.

Apa yang dilakukan BSA terhadap Maula sama seperti yang mereka lakukan pada Renata, yaitu mendatanginya untuk dimintai keterangan. Dan lagi-lagi, Alpha dan Heidy yang datang. Persis seperti apa yang mereka lakukan kemarin pada Renata.

Beruntungnya luka yang diterima oleh Maula tidak separah Renata yang harus mendapatkan perawatan intensif karena ada tulang kakinya yang patah. Luka pada tubuh Maula hanya berupa luka lecet dan memar saja akibat bergesekan dengan aspal.

"Gimana lukanya?"

Maula tersenyum manis seperti biasanya sebagai balasan. "Udah mendingan kok, cuma luka lecet aja. Untungnya nggak terlalu serius lukanya. Palingan juga besok udah boleh pulang."

Satu yang bisa Heidy simpulkan saat berbicara dengan Maula, gadis itu adalah gadis yang murah senyum.

Setelah itu pembicaraan mereka mengalir seperti pembicaraan dengan Renata. Baik Alpha maupun Heidy menanyakan pertanyaan yang sama seperti yang ditanyakan pada Renata. Jawaban Maula hampir sama seperti jawaban Renata dan Raya.

Sayangnya Maula tidak mengatakan dengan siapa dia kemarin ia bertengkar. Gadis itu seakan menutupi identitasnya. Sebab dia belum yakin apakah kejadian kemarin memang kecelakaan atau disengaja. Makanya dia tidak mengatakan siapa dia, sampai Maula yakin dia adalah pelakunya. Tapi dia mengatakan gendernya saja.

Pelaku kotak musik ini adalah seorang perempuan.

***

"Kak," Alpha menoleh ke arah kiri sejenak saat panggilan tadi terdengar dari arah bangku samping. "Menurut lo siapa pelakunya?"

Katakan Heidy bodoh, sebab di antara anggota BSA lainnya tidak ada yang tahu siapa pelakunya hingga detik ini. Yang mereka tahu hanya pelaku berjenis kelamin perempuan.

"Buat peluang 60% dari populasi perempuan di Bimantara gue rasa jawaban itu nggak akan ada yang bisa jawab untuk saat ini."

Heidy menganggukan kepalanya lalu membenarkan letak duduknya kemudian menoleh ke arah jalanan di kirinya. "Kalau emang perempuan pelakunya, gila banget sih. Dibayangan gue selama ini, perempuan mana bisa lakuin hal itu. Tapi sekarang gue jadi ngeri waktu tahu kalau perempuan juga bisa lakuin itu."

Alpha tersenyum tipis. Mungkin bagi kebanyakan orang memiliki pikiran yang sama dengan adik kelasnya itu. Stereotip masyarakat luas berpikiran bahwa perempuan mana bisa melakukan hal diluar batas seperti itu.

"Perempuan biasanya lebih dominan pakai perasaan kan dibandingkan logika? Berbalik dengan laki-laki." Heidy menoleh dan melihat Alpha yang sedang mengendarai mobilnya. "Ada kalimat atau kata yang biasanya sejalan sama pelaku kejahatan. Yaitu pelaku dengan tidak berperasaannya melakukan hal jahat tersebut kepada korbannya."

Alpha yang semula melihat lurus jalanan kini menoleh pada Heidy yang menatapnya lekat. "Kalau perempuan udah nggak pakai perasaannya lagi, mereka bisa berbuat hal lebih dibandingkan apa yang para laki-laki lakuin." Senyum tipis terbit. "Artinya, tindak kejahatan bukan dilakukan karena gendernya. Tapi karena apakah dia masih memiliki perasaaan atau tidak."

ROGUE: The Secret AgentWhere stories live. Discover now