Bab 27

135 18 0
                                    

"Tidak ada musuh, bukan berarti semua orang menyukai diri kita."

(Sheikh Ahmad bin Abdul Azis Al Hafidz)

♡♡♡

SELAMAT MEMBACA

♡♡♡



   Sheikh Ahmad terdiam menatap lekat sang Istri. "Adikku yang mana?"

   "Sheikh Althaf," jawab Sheikha Aisha dengan cepat.

   "Memangnya apa yang terjadi kepada Althaf?" Sheikh Ahmad menatap serius tepat ke bola mata biru sang Istri.

   Sheikha Aisha juga balik menatap serius sang Suami. "Seseorang membunuh Sheikh Althaf, di Samudra Hindia dalam sebuah Negara bagian timur."

   Wajah Sheikh Ahmad langsung menegang mendengar perkataan serius sang Istri. Tanpa mengatakan apapun lagi, Sheikh Ahmad langsung keluar dari kamar.

   "Semoga yang aku lihat tidak benar, Zauji." Sheikha Aisha menatap pintu kamar yang sudah tertutup.

   Sheikha Aisha berharap apa yang ia lihat tidaklah benar, sangat-sangat berharap bahwa penglihatan batinnya itu salah.

   Memiliki kelebihan dapat mengetahui sesuatu akan terjadi dan, sedang terjadi mungkin memang luar biasa, sebab tidak semua orang memilikinya.

   Namun, ketika sesuatu yang buruk terjadi kepada salah satu keluarga kita, di mana kita sendiri dapat melihatnya, tetapi tidak bisa mencegahnya akan timbul sebuah penyesalan.

   Padahal apa yang terjadi kepada setiap manusia, semuanya sudah tertulis di Lauhul Mahfudz-Nya sebelum kita diciptakan kedunia.

   Seperti dalam Firman Allah dalam Al-Qur’an, Surah Al-Hadid ayat 22.

   مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ

   Artinya: Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

♡♡♡

   Di kamar yang berbeda.

   Seorang laki-laki duduk di balkon memegang kepalanya sendiri, merasakan sakit yang begitu sangat pada kepalanya.

   "Ke-kenapa kepalaku sak-sakit se-sekali?" Ia merasakan kepalanya seperti terhantuk dengan sebuah benda keras nan tajam.

   Samar-samar saat ia memejamkan mata, merasakan tubuhnya terjun dari sebuah tebing menuju lautan yang memiliki banyak karam yang tajam.

   Lalu, kepalanya terbentur pada karam tersebut sebelum benar-benar tenggelam dalam lautan lepas, tubuh langsung terbawa ombak ketengah lautan.

   Sheikh Alkahfi membuka lebar kedua matanya, ia merasakan sesak di dada seperti tertimba batu yang besar. Kepalanya masih merasakan sakit yang begitu sangat.

   "Zauji." Seorang perempuan dari dalam kamar menuju balkon.

   Begitu sampai di balkon, ia begitu kaget melihat sang Suami yang duduk di atas kursi seperti orang kesakitan.

MAHABBAH Putra Mahkota Al Hafidz Место, где живут истории. Откройте их для себя