Selalu Bersamamu

5.6K 1.3K 246
                                    

Akhirnya part terakhirrrr. Ahahahay. Maaci ya dah nemenin. (Libur WP dulu ya cantik si Inak ehek) . Buat info di mana Icy Flower di post, ntar bakal eke inpoh di IG sekteyupi.

*****

Athira terkejut melihat Sambada yang setenang ini. Karena ide untuk  menemui ayah pria itu adalah darinya. Dan keputusan Sambada berdasarkan paksaanya. Iya, Sambada jelas tak melakukannya dengan sukarela. Karena ketimbang dirinya, pria itulah yang tampak masih sangat marah pada keluarganya.

"Sudah siap?" tanya Samabda lembut saat mobil mereka terparkir  di carpot rumah keluarga pria itu. Tempat yang sudah lama sekali tak Athira datangi. Rumah yang kini terasa luar biasa asing.

"Kok nanya aku udah siap atau nggak? Harusnya aku yang nanya itu sama Kakak."

"Selama bersamamu, aku akan selalu siap."

Sambada telah menghubungi ayahnya semalam dan mengatakan ingin bertemu. Hanya mereka berdua. Dan ayahnya tampaknya menyambut baik hal itu.

Karena pria itu telah menunggu di teras rumah. Sendirian.

Sesuatu yang juga menandakan bahwa Tante Permata dan Qahi tak menginginkan kedatangan mereka atau mungkin tak tahu.

Tak masalah bagi Sambada, tapi dia justru mengkhawatirkan kestabilan emosi istrinya. Sambada tak mau pertemuan ini akan mengganggu Athira dan membuatnya sakit lagi.

Akan tetapi, Athira bersikukuh untuk ikut. Semua larangan Sambada mental oleh argumen wanita itu. Athira bahkan menangis karena mengatakan membiarkan Sambada ke rumah itu sendirian, seperti melepas suaminya ke kandang macan.

Athira adalah kelemahan sekaligus kekuatan Sambada. Melihat wanitanya menangis selalu membuat Sambada luluh pada akhirnya.

"Kalau begitu ayo kita turun," ujar Athira terlalu bersemangat.

Sambada turun terlebih dahulu, lalu membukakan pintu mobil untuk istrinya. Dengan sangat hati-hati, Sambada membantu sang istri turun dan menuntunya menuju sang ayah.

Athira menyalami Tuan Kusuma setelah Sambada melakukannya terlebih dahulu. Ada beban yang sangat besar yang menggelayuti Tuan Kusuma, terlihat dari sorot matanya yang redup.

Rasa sedih terselip di hati Athira. Ia tak pernah menyangka akan berada di titik di mana tak bisa leluasa berbicara dengan Tuan Kusuma.

Tuan Kusuma kemudian mempersilakan mereka masuk, sesuatu yang membuat Athira menyadari bahwa rumah tempat Sambada tumbuh besar ini, tak pernah benar-benar menjadi rumahnya. Sambada selalu menjadi orang asing. Penyusup yang tak pernah benar-benar memiliki tempat.

Athira mengeratkan genggaman pada suaminya. Sesuatu yang dilakukan karena tak bisa memeluk pria itu. Sambada menoleh, sorot matanya menanyakan tindakan Athira.

"Aku manusia paling beruntung karena punya Kak Bada, makasi udah lahir ke dunia," ujar Athira tanpa suara.

Hal itu membuat Sambada langsung tersenyum lebar dengan wajah bersemu.

"Silakan duduk," pinta Om Kusuma.

Benar-benar seperti tamu, pikir Athira. Bahkan Om Kusuma tak menatapnya sehangat dulu.

Mereka berdua kemudian duduk, berdampingan. Dengan tangan saling menggenggam.

"Kamu mengatakan datang karena ingin menyampaikan sesuatu, tentang apa itu?" tanya Om Kusuma langsung pada Sambada.

"Tentang Ibuku."

Jawaban Sambada membuat Tuan Kusuma tersentak.

"Aku ingin tahu siapa dan di mana Ibuku yang sebenarnya," tambah Sambada tak mempedulikan keterkejutan ayahnya.

Has To Be YouWhere stories live. Discover now