Di Purple

7K 1.4K 213
                                    


Bebhhh Inak ... kalo minggu libur di WP yak. Jadi apdetnya sekarang ajah.😘

❤️‍🩹

Aku mengulurkan tangan pada Kak Sambada. Pria itu baru saja mematikan mesin mobil karena kami sudah sampai di Purple.

Iya, meski kesal, aku kan harus tetap sopan. Ini adab namanya sama orang yang lebih tua. Bagaimanapun Kak Sambada sudah mengantarku. Setidaknya aku harus menunjukkan sikap tahu berterima kasih kan?

Meski kesal sama si teman, tapi amin itu, aku harus menunjukkan bahwa ibuku tidak gagal mendidikku. Toh dia udah nggak ada di sini. Aku nggak mau Kak Sambada berpikir habis ngebully orang malah playing victim.

Tapi kan si Vivi itu  pengacara, ya masa kebully sama aku?

Kak Sambada menerima uluran tanganku. Dan seperti di masa lalu aku mencium punggung tangan itu dengan takzim.

Kami sempat terdiam beberapa saat saat saling menatap. Rasanya agak aneh setelah habis berdebat tiba-tiba malah harus tampak bersahabat.

Aku baru akan turun dari mobil saat Kak Sambada menghentikanku. Pria itu justru mencabut kunci dan keluar dari mobil dengan payung di tangan.

"Kak Bada ngapain?" tanyaku saat Sambada sudah membuka pintu mobil di sampingku.

"Nanti kamu basah."

Tiga kata itu sudah menunjukkan jelas bahwa dia ingin mengantarku.

Tahan ... tahan ... dia emang perhatian. Baper cuma bikin blunder lebih besar buatku. Pokoknya aku mau kelihatan elegan lagi meski udah telat.

Aku tak memiliki pilihan. Ada totebag berisi baju  dan katalog yang harus kuberikan pada Thena yang pasti basah jika kena air hujan.

Alhasil aku pasrah diantar Kak Sambada  sampai ke depan pintu Purple. Tapi kenapa sih dia selalu ngerangku? Emangnya aku anak bayi yang kudu dipapab terus?

"Aw cieee cieeee ada yang otw balikan."

Bang Arya yang ternyata sudah melihat kedatangan kami, menyambut di depan pintu cafe. Dia membuka pintu lebar-lebar bak pelayan profesional, padahal dia adalah manajer di cafe ini.

Usaha Kak Cahyara yang makin besar membuatnya memiliki beberapa cabang.  Terlebih sekarang menjadi Ibu dari empat anak membuat Kak Chyara tak bisa seaktif dulu di Purple. Bang Aryah menjadi tangan kakaknya. Dan terbukti dalam bisnis Bang Aryah sangat bertanggung jawab.

Dia masih gemulai seperti dulu, tapi percayalah dia lelaki tulen. Buktinya sekarang Bang Aryah punya anak dua. Kurang tokcer apa lagi dia?

Keakraban kami bertahun-tahun membuat Bang Aryah menjadi temanku.

"Emang ya dingin-dingin gini, enaknya desek-desekan ama mantan, asal nggak lanjut jadi desah-desahan sebelum halal."

Ngomong apa sih ini kutil dionasurus satu?

"Bang Aryah, aku basah ni, disuruh masuk kek."

"Silakan Nyonya yang masih kayak Nona. Purple selalu siap menyambut anda."

Aku tersenyum karir padanya. Sementara Bang Aryah heboh bebricara dengan Kam Sambada.

Athena melambai dari salah satu meja padaku.

Malam ini hujan, tapi Purple tak pernah sepi pelanggan. Hampir semua meja terisi. Purple ramai dengan anak-anak muda yang tampak bercengkerama.

Aku berbalik dan sekali lagi mengucapkan terima kasih pada Kak Sambada. Setelah itu aku menghampiri Athena.

Has To Be YouWhere stories live. Discover now