46. Step by Step ala Kenes

34 30 1
                                    

46. Step by Step ala Kenes

******

Juni menyusuri lorong arah kelas IX IPA 1 dengan kedua tangan ia selipkan di antara kantong celananya. Alih-alih memperhatikan jalan, justru mata cowok itu berpencar mencari keberadaan seseorang cewek yang ingin ia jumpai.

Semenjak Juni mengatakan perasaannya tanpa ia sadari, sikap Azoya tampak berubah. Cewek itu lebih sering menghindar, gugup saat bertemu sampai lari ketika lalu di depan rumah Juni.

Mata Juni menemukan sosok Azoya berjalan mengarah ke tempat ia berada, di temani beberapa kawan di sampingnya. Mata cowok itu menyipit senang, ia mempercepat ayunan kaki memilih lebih dulu menyambutnya.

Lain dengan Juni yang nampak bersemangat, sikap Azoya malah kebalikannya. Cewek itu menahan langkah memilih berhenti hingga teman-temannya merasa keheranan. Mereka ikut berhenti juga, menuggu Azoya berbicara.

"Guys jalan menyimpang, yuk! Di sana banyak cogan," ajak Azoya menunjuk belakang.

"Ogah! Gue phobia." Aluna amat anti pada cowok menolak mentah-mentah.

"Ya, udah. Geva aja kalau gitu." Azoya merangkul Geva mencoba mempengaruhi. "Katanya disana ada gudang gak ke pake yang ada penunggunya. Kali aja, tuh, hantu sekolah gak beda jauh sama gebetan loh, si kanglim."

"Gue suka Sasuke, yah," bantah Geva.

Meskipun begitu Geva tetap mengikuti rangkulan Azoya yang membawanya berbalik ke menuju belakang. Geva memang suka betul pada cowok gak ada di dunia nyata, ingin put kisah cinta setara cerita fantasy.

"E-eh, kok, gue di tinggal!" Aluna hendak mengejar tapi langkahnya tertahan mengingat ada banyak cowok tongkrongan dekat sana. "Balik woi! Balik! Loh pada mau ke kantin apa mau bolos?!"

"Duh! Mau nyusul disana banyak cowoknya lagi!" gerutu Aluna setengah mengehentikan kaki. "Setan di kuburan paling angker juga kalah serem sama buaya lagi berkumpul gitu!"

"Lah, gue?" Kenes menunjuk dirinya.

"Gue anggap loh tak kasat mata! Pergi sana!"

Ya, sejak tadi Kenes berjalan bersama mereka, ia kurang akrab di kalangan cowok sehingga terus mengekori Azoya kemana-mana. Penampilan berlagak brandal, nyali cupu. Begitulah sepertinya.

Juni sampai di depan Aluna, sementara pandangannya terarah ke Azoya yang sudah hampir tidak bisa dilihat, cewek itu berbelok ke arah lain setengah tergesa-gesa saat melihat Juni.

"Azoya mau kemana?" tanya Juni.

"Kebelakang," jawab Aluna cepat.

Cewek itu hendak berlalu pergi akan tetapi pertanyaan selanjutnya Juni membuat cewek itu terpaksa menghentikan langkah. Ia mengerutu dalam hati,Aluna paling anti berurusan dengan cowok.

"Ngapain dia kesana? Ada yang ngajak ketemuan? Kenapa dia nghindarin?" Juni berniat mengorek informasi dari cewek ini.

"I-itu, mau nyari cogan katanya. Pengen mampir ke g-gudang angker juga, carain j-jodoh buat Geva." Aluna berucap terbata-bata sambil menundukkan kepala.

Juni menyeritkan alisnya mendapati ke kaku-an Aluna yang seolah menyembunyikan rahasia, padahal itu hal biasa karna cewek itu jarang dan engga berinteraksi pada pria. Bahkan biasanya Aluna memilih lari atau tidak jadi pergi.

"Itu azoya jomblo, kok. Jangan khawatir, dia gak ada yang mau. Tanpa saingan cuma tekanan mental." lanjutnya.

Juni mengagguk tanpa berkata, pikiran kini sedang tidak berada di tempatnya. Sementara Juni yang melamun Aluna hendak ngincir, Kenes mengikutinnya tetapi cewek itu segera mengusir.

STOP SINGLE(Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang