External World

17 9 0
                                    

"Rana regu navigasi siap di posisi"

"Baik jika semua sudah siap kita akan melakukan perjalanan menuju padang besi sekitar satu jam lagi, posisi paling depan di isi oleh regu Navigasi, selanjutnya regu Teknologi, kemudian Medis, regu Ekspedisi, dan Peneliti, apakah jelas!"

"Jelas kapten!" Jawab kami serempak.

Sudah satu bulan semenjak hari pertama ku tiba di equality building. Hari yang ditunggu tunggu oleh beberapa anggota pun akhirnya tiba. Misi pertama ku ke dunia luar. Mungkin kalian bertanya-tanya bagaimana dengan perasaan ku sekarang?, tentu saja ada rasa senang karena akan dapat menjelajahi dunia yang besar ini namun rasa khawatir lebih mendominasi ku.

Perjalanan ini dimulai dengan mengirimkan barang prioritas menuju distrik 4 yang berada di balik padang besi. Kami membutuhkan waktu sekitar lima belas jam menggunakan caravan yang sudah di modifikasi untuk sampai disana. Barang prioritas yang kami bawa cukup banyak dari sebelumnya ucap Lotke saat ia terus mengeluh karena kapten menyuruhnya untuk menyusun ratusan barang ke dalam caravan. Banyaknya barang yang dibawa mungkin karena distrik 4 menjadi satu dari tiga distrik yang terjangkit wabah kelaparan cukup parah.

"Apakah ada suatu yang mengganggu?" Tanya Nevin sambil menghampiriku ketika menyadari raut khawatir yang ku buat. Aku menggelengkan kapala ku pelan, kemudian aku menghela nafas pendek dan menatapnya.

"Menurut ku jalur selatan lebih aman jika kita membawa banyak barang, kau tau kan jika melewati jalur barat para Tioni dapat dengan cepat mengetahui keberadaan kita" Ucap ku sambil menunjuk kearah peta.

"Tapi jika kita melewati jalur selatan akan memakan cukup banyak waktu," Timpal seorang wanita manis berambut perak.

"Lagi pula para Tioni sudah berpindah tempat menuju distrik 5" Lanjutnya.

"Bagaimana kau tau?" Tanya ku penasaran, sebenarnya aku sudah mengetahui hal itu ketika kepala aliansi distrik berdebat dengan kapten namun apakah informasi itu telah tersebar? Jika begitu pasti ada seseorang di dalam pemerintahan yang sengaja membocorkannya.

"Tentu saja kak Yura ini kelelawar dia tau segala hal." Ucap Deepta yang tiba-tiba muncul. Memang sepertinya lelaki ini doyan sekali untuk mengejutkan orang.

"Hey An kemari dulu sebentar" Panggil Carly yang tengah bersama dengan Arthur. Aku pun mengangguk dan menuju kepada Carly. Untuk sesaat aku merasa ada raut tak suka yang Nevin pancarkan ketika aku beranjak pergi. Entahlah mungkin emang temperamennya begitu pikir ku.

"Wow ada apa ini tak seperti biasanya?" Tanya ku penasaran karena raut wajah kedua lelaki ini sangat manis.

"Kau pasti akan sangat terkejut" Ucap Arthur sambil tersenyum lebar yang di angguki oleh Carly.

"Tutup mata mu dulu An" Perintah Carly. Oh ya setelah kejadian beberapa waktu lalu Carly terus memanggilku 'An' persis seperti bagaimana adik ku memanggil ku, katanya ia akan terus memanggil ku begitu karena ia menyukainya.

Aku pun menutup mata ku seperti yang di perintahkan, suara bisikan ricuh mereka terdengar membuat ku tak bisa menahan senyuman. Mereka terus berbisik dan sedikit terkikik membuat ku semakin perasaan dengan 'kejutan' yang mereka siapkan.

"Okey baiklah buka mata mu" Kini suara gadis pembuatan onar kesukaan ku yang memerintah.

Aku membuka mata ku ketika cahaya flash langsung menyambut ku. Aku mengisi penuh mulut ku dengan udara berusaha sekuat tenaga untuk tidak tertawa. Namun nihil karena gadis di depan ku ini terlihat sangat luar biasa. Tawa ku pecah hingga membuat beberapa anggota di sana memandangi kami.

"Hahaha apa yang terjadi dengan mu Jia, aku benar-benar tidak mengerti hahaha, kau terlihat seperti badut circus" Aku masih tertawa lepas. Kini Jia berpenampilan layaknya sorang karakter dalam dunia dongeng berambut biru dengan pakaian konyol yang entah ia temukan dimana.

Light SurviveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora