PULUHAN semut mengerubungi kasur bermotif putih polos, tempat di mana Lisa dan David masih meringkuk tidur. Koloni semut itu memunguti remah-remah kue cookies yang berceceran di samping Lisa. Sebagian dari semut membuat barisan yang rapi, menuju bagian belakang kepala Lisa, lalu naik ke pipinya, hingga membuatnya terbangun.
Lisa menoleh, didapatinya koloni semut tengah menjarah beberapa keping cookies. Lisa terlonjak dan segera mengibas-kibaskan sprei.
"Sayang, sayang!" panggil Lisa, membangunkan David. "Lihat ini, Sayang!"
David merenggangkan tubuhnya sejenak, sebelum menyadari bahwa ratusan semut itu telah merajai tempat tidurnya.
"Hahh?! Sayang, cepat ambil tabung serangga!" pinta David, bangkit dari ranjang.
Lisa meraih tabung serangga dari dalam laci, lantas menyemprotkannya ke arah koloni semut. Barisan semut itu buyar seketika, seperti menjumpai badai.
"Maafkan aku, Sayang. Semalam, sepertinya aku tak sengaja menumpahkan toples cookies," sesal Lisa, sepasang matanya memohon.
"Tak masalah, Sayang. Lain kali jangan menaruh toples cookies di atas kasur."
Lisa mengangguk, menurut.
"Semut-semut itu datang kemari karena ada penyebabnya," kata David, ia melihat koloni semut yang makin lama makin lenyap, berlari tak keruan juntrungan. "Mungkin mereka sedang lapar, lalu berusaha mencari makanan. Lapar seringkali menjadi masalah."
"Hmm," Lisa berdehem, sejenak.
"Sayang, mari ke dapur. Aku sudah mulai lapar," ajak David, sembari memegangi perutnya yang tampak mengkerut.
"Tunggu, Sayang—"
David memandang Lisa, bingung.
"Semut-semut itu... sama seperti kita." Sepasang mata Lisa secara perlahan mengembang. "Tepat sekali!"
"Apa maksudmu, Sayang?"
Lisa meraih tangan David, menggenggamnya kuat-kuat. "Kita sedang mengalami masalah, Sayang, dan... mengapa kita tidak mendatangi seseorang yang dapat membantu memecahkan masalah kita?"
David mengangkat sebelah alisnya. "Aku masih belum mengerti maksudmu, Sayang."
"Nenek Rose!"
"Nenek Rose?"
Lisa mengangguk, mantap. "Nenek Rose adalah setoples cookies yang dicari oleh semut-semut ini."
David tersenyum, ia mulai menyadari apa yang dimaksud oleh Lisa. "Kau benar, Sayang. Kita bisa mencari bantuan dari Nenek Rose. Ia pasti punya saran yang bijaksana untuk kita."
"Sama seperti semut mencari sumber makanan untuk mengatasi masalah mereka, kita pun harus berusaha mencari solusi untuk mengatasi masalah kita," imbuh David, berapi-api.
Lisa dan David mulai beranjak dari tidur, mereka merapikan sprei, menyibaknya dari debu dan remah-remah cookies yang masih tercecer. Setelahnya, kedua pasangan itu dengan girang, lekas berlarian menuju dapur.
— o0o —
DI ruang dapur, Lisa menyiapkan bahan-bahan pokok seperti roti gandum, sebotol susu, sekotak keju, telur, barley, oats, dan beberapa kacang-kacangan. Ia memasukkan semuanya ke dalam totebag cokelat. Bahan-bahan itu akan ia berikan kepada Nenek Rose yang tinggal serumah dengan Paman John.
أنت تقرأ
Bread of Life
قصص عامةLisa dan David, pasangan muda yang baru menikah, berjuang melawan tantangan ekonomi yang sulit. Tepat tiga hari pasca-pernikahan, David di-PHK oleh kantor perpajakan, tempat ia bekerja. Dan di tengah goncangan tersebut, akhirnya mereka memutuskan me...
