11 - Pacaran?

216 19 3
                                    

Happy reading

Disni lah mereka, Cakra dan Galin berada di belakang sekolah, ada sebuah taman yang lumayan rindang, dan juga terurus. Walaupun jarang yang kesini, namun tukang kebun sekolah, selalu absen di setiap kebun di sekolah sehabis pulang.

Di bawah pohon, Cakra dan Gali. Duduk bersama dengan anteng. Masih dengan keadaan sunyi. Cakra merogoh sakunya dan mengambil sebuah bungkusan rokok berwarna ungu.

Mengambil satu batang, dan mengampit di antara jari telunjuk dan tengahnya. Mengambil korek api dan mulai menjetreknya.

Fyuh

Api yang ada di atas korek itu padam. Cakra menatap langsung ke arah Galin. "Kenapa di tiup?" Tanya Cakra heran. Lagian disini sepi.

"Gaboleh negrokok di sekolah, ntar ketahuan, gua juga kena hukuman nanti!" Peringat Galin sambil menatap kedepan lagi.

Cakra menyalakan lagi korek itu dan di arah kan ke ujung putung rokok. Setelah nyalah, Cakra menghisap dan menyemburkan asap putih ke udara.

"Gabakal ada yang liat, gal. sepi, jarang yang mau kesini" Ucap Cakra sambil menyesap rokoknya lagi.

"Tapi kan kalau ketahuan–" Bibir Galin bungkam saat sebuah benda kenyal menempel di bibirnya. Perlahan asap masuk lewat sebuah bibir dari yang lain kedalam rongga mulut nya. "Uhuk! Uhuk!" Batuk Galin memegang tenggorokannya yang sakit.

Ia menatap tajam Cakra. "Cakra! Apa apaan sih?!" Kesalnya yang merasa tenggorokan sakit.

Cakra hanya terkekeh. Dan kepala itu menyandar di bahu Galin. "Gini dulu gal" ucapnya dengan suara serak.

Galin diam. Deg deg an juga lama lama. Apalagi kejadian tadi. Kalian tau? Itu first kiss nya!. Malu kalau di inget. Galin pun membuang mukanya ke arah kiri, berlawanan dengan kepala Cakra yang menyender.

"Lin" panggil Cakra.

Galin tak menoleh. Ia berusaha menetralkan jantungnya. Takut takut Cakra ngedenger yekan. Dia sendiri yang malu.

"Jantung lu berisik juga ya" Kekehan di akhir kalimat.

Jangan di tanya keadaan Galin saat ini. Dia udah malu banget! Rasanya mau lari ke Atlantis dan menetap di kota gaib saranjana aja.

"A-apaansih?!"

Cakra terkekeh mendengar ucapan Galin yang terlihat malu tapi kesal. Badan itu langsung tegap duduk. Tangan besar itu menarik wajah Galin untuk berhadapan dengannya.

Netra bak elang itu menatap netra hazel bulat. "Lin.. i have a crush on you, so Will you be mine? Or bff, boyfriend forever? Yes or yes?"

1

2

3

Galin menundukkan kepalanya malu berhadapan langsung dengan Cakra dirinya yang bimbang oleh perasaannya sendiri. Di sisi dia memang nyaman dengan Cakra dan selalu pengen di sebelah lelaki itu, walaupun itu sangat menyebalkan baginya. Tapi di lain sisi dia takut keluarga marah, dan Abang nya akan murka lalu menjauhkan dirinya dan Cakra.

"Cakara Galin Adelard?" Panggil Cakra.

Galin mendongak. Matanya berkaca kaca. Membuat Cakra kelabakan panik. "Lin, gausah takut, gua ga maksa kok, tapi jangan jauhin gua dari lo ya?" Ucap lembut Cakra sambil memeluk Galin dan mengusap punggung lelaki yang lebih kecil darinya itu.

CAKRA untuk GALIN | BLLOKALOnde histórias criam vida. Descubra agora