33

2.2K 293 35
                                    

[Rupanya benar,sisialan itu  menghasut pikiranmu nak]

"Nggak, pokoknya gue mau berhenti jadi boneka yang seenaknya lu perintah,pak tua!"

[Syuut..,hilangkan pikiran itu nak,saya hanya memberikan perintah ringan dan kamu bukanlah boneka, dan ingat untuk sekarang kamu hanya harus-......]

"gue nggak sudi ngikutin rencana gila lu,sialan!" Pemuda tersebut lantas mengeluarkan isi pikirannya setelah mendengar rencana  yang disusun pria itu dari  dari seberang telepon.

Demi apapun, dirinya tidak segila itu untuk melaksanakan perintah pria tua itu,persetan dengan balas dendam.

______________________________

Tepat satu Minggu setelah kejadian antara Geo,Ana dan Angkasa,saat inilah Geo memulai kembali aktifitas bersekolahnya setelah satu minggu izin sekolah .

Memutar kembali ingatan mengenai satu Minggu yang lalu,saat kakinya melangkah kearah uks sekolah tiba tiba pusing mendera kepalanya dan pandangan seketika menggelap.

terbangun, Geo telah berada dirumah sakit dengan beberapa anggota keluarganya yang  berkumpul di ruang rawatnya,saat ditanya siapa yang mengantar, keluarga menjawab bahwa  Keempat temannya lah yang mengantarkannya dengan ditemani salah satu guru.

Dengan segala bujuk rayu, akhirnya dirinya diperbolehkan untuk pulang tepat setelah tiga hari mendekam diruang rawat dengan seluruh luka lebam yang mulai menghilang,dan empat hari yang tersisa dirinya hanya berdiam diri dimansion karena tidak diperbolehkan sekolah.gila memang!

Dan saat ini Geo tengah melebarkan senyumannya setelah netra coklat madu miliknya menangkap pemandangan area sekolah.

"Angkasa harus kita kasih bahan ajar!"

"Tenang dek, Abang bantuin~"

"Paling ringan tangannya patah  dek"

senyum lebar yang terpatri di wajah Geo seketika luntur setelah mendengar perkataan kejam ketiga adiknya, dimulai dari si bungsu hingga adik tertuanya.

Dirinya yang dibuat samsak tinju,mengapa ketiga adiknya yang terlihat begitu emosi?,toh itu juga salahnya.

"Kalian ini,mau jadi psikopat?asal patahin tangan orang"

"Tapi dia buat Abang kayak mumi  kemaren"

"Heh! Enak aja,abang tampan gini disamain sama mumi"

"Nah~karena itu,kita mau buat angkasa kayak abang !,kayak mumi"

"Hm...boleh jug-,eh? Nggak ! Pokoknya nggak ada baku hantam !"

"......."

" berangkat dan pulang bareng,kita batalin!"

"Oke,oke kita nggak akan berulah tapi nggak janji "

"Nah..gitu dong"

percakapan ringan dengan ketiga adiknya cukup membuat hati Geo menghangat,tak peduli meski perkataan ketiga adiknya adalah bualan   semata namun Geo senang mendengarnya.

Menjadi anak tunggal saat menjadi Gio,cukup membuat dirinya tak dapat merasakan kehangatan bersama saudara dan hanya memiliki keluarga yaitu wanita yang melahirkannya,namun sekarang berbeda,Gio kini telah berganti nama menjadi Geo dan memiliki adik yang harus dirinya lindungi.

Geo segera mendaratkan bokongnya ditempat duduk dengan sesekali menimpali beberapa teman sekelasnya yang menanyai keadaaannya setelah sampai dikelasnya.

Pandangannya teralihkan ke teman sebangkunya yang menelungkupkan kepala diatas meja.

"Pagi pagi udah lesu aja.." sindir Geo dengan menusuk nusuk lengan temannya ini.

Gio Or GeoDonde viven las historias. Descúbrelo ahora