Hottest. 25

50.9K 857 51
                                    

JANGAN LUPA CINTAHH
VOTE AND KOMENNYA

Perlahan galen membuka matanya, cahaya terang langsung menusuk penglihatannya. Ringisan keluar dari mulut galen ketika tubuhnya digerakan.

Syerra terbangun ketika mendengar ringisan galen. Melihat galen sudah sadar syerra segera menghampirinya.

"Galen syukurlah kamu udah sadar"

"Syerra?" galen mencoba untuk duduk namun sulit sehingga syerra pun membantunya "Kamu sejak kapan disini syer?"

"Dari malam tadi"

"Oh" galen mangut mangut, lalu setelahnya memperhatikan syerra yang sibuk menelpon orang tuanya mengatakan jika dirinya sudah sadar. Ketika syerra selesai dengan telponnya, galen pun bersuara "Lo baik baik aja kan syer? umm maksud gue lo gak disakitin jayden lagi atau di.."

Syerra menggeleng dengan senyuman tipisnya "Aku baik baik aja gal, kamu gak perlu khawatir. Jayden gak bakal bisa nyakitin aku lagi kayak dulu. Karena syerra sekarang udah beda"

Galen tersenyum dan mengelus rambut panjang syerra "Tetap aja gue khawatir. Semisal jayden ganggu lo, bilang sama gue. Janji?"

Menatap jari kelingking galen yang mengacung membuat syerra tidak tega untuk mengabaikannya "Iya janji"

Galen mengulum senyumnya karena syerra sangat lucu ketika menggoyangkan jari kelingking mereka yang tertaut.

***

Agatha mengusap air matanya. Kepalanya menengadah melihat tiang infus lalu turun kearah tangannya, tanpa berpikir panjang agatha menarik kuat jarum infus itu.

Tetesan tetesan darah mengalir dari tangannya dan mengenai lantai. Agatha mengabaikannya, ia berjalan dikoridor rumah sakit tanpa arah dan tujuan.

Disinilah agatha berakhir, taman rumah sakit. Dengan muka kusut bin patah hati agatha memilih duduk dikursi panjang dekat pohon besar.

"Auw"

"Eh" agatha terkejut dan seketika tersadar dari lamunan panjangnya, matanya melebar menyadari jika sedang menduduki paha seorang pria yang sedang berbaring "Sorry sorry gak sengaja, gue gak liat ada orang"

Pria itu menggeram dan merubah posisinya jadi duduk "Mau sampai kapan lo duduk dipaha gue? minggir!"

Agatha segera berdiri mendengar bentakan pria itu. Duh, apa perlu segalak itu? agatha kan sudah meminta maaf.

"Nyolot banget sih lo, gue kan udah minta maaf" agatha berbalik menatap lawan bicaranya dan setelahnya agatha menyesal karena tadi sudah meminta maaf seharusnya agatha menimpuknya saja karena sudah bersikap galak untuk sekian kalinya "Cowok setannn ngapain sih gue ketemu lo mulu"

"Oh jadi lo nenek lampir!.... dcih, kalo gue tau tadi itu lo pasti udah gue dorong sampe kepala lo nyeruduk tuh pohon"

Kedua mata agatha melebar begitu syok. Terkekeh pelan dengan raut penuh kekesalan, agatha mencengkram kerah baju rumah sakit milik galen "Nenek lampir lo bilang?! eh boncabe lo kalo ngatain gue emang juara ya, lo gak liat pake mata kaki lutut lo itu muka gue secantik ini lo bilang nenek lampir. Mata lo mines hah?! perlu gue beli kacamata!"

Galen menjadi pusing karena tubuhnya tergoyang goyang akibat cengkraman agatha dileher bajunya "Cewek sinting! lepasin gak baju gue"

"Gak bakal gue lepas sebelum lo minta maaf"

"Gue minta maaf? ahahahaha ngaco lo!" galen begitu sulit melepas cengkraman agatha, ternyata nenek lampir ini kuat juga.

Akhirnya, baju galen robek. Kancing kancingnya berserakan ditanah.

Galen memberi tatapan super tajamnya pada agatha yang perlahan mundur beberapa langkah dengan ekspresi pias.

"Sa..salah lo sendiri bikin gue kesel, robek kan bajunya" agatha menggigit bibir bawahnya dengan tangan bertautan "Kalo gitu gue permisi"

"Etttsss mau kemana lo?" galen menarik belakang leher baju agatha "Tanggung jawab dulu, jangan asal main kabur aja"

"Duh lepasin dulu" agatha merapikan baju rumah sakitnya setelah galen melepasnya, kusut sekali "Lo pikir gue kucing ditarik tarik gitu. Yaudah lo mau gimana biar urusan kita clear nih, gue pengen cepet cepet pergi. Urusan gue masih banyak"

"Sipaling banyak urusan" cibir galen. Lalu galen menunjuk tubuh atasnya yang terekspos "Lo liat .." dengan bodohnya agatha mengangguk "Good. Sekarang lo cariin baju baru buat gue. Gak mungkin kan gue balik kekamar inap dengan kondisi kayak gini"

"Iya iya" agatha mengiyakan dengan enggan, setelahnya agatha pergi melaksanakan perintah galen. Duh ia harus cari kemana.

***

Faye meloncat loncat dikoridor rumah sakit. Hatinya sedang berbunga bunga mendapat tugas dari syerra untuk mengantarkan barang pribadi punya galen, seperti pakaian, peralatan mandi dan lainnya.

Syerra memang tengah sibuk kembali keaktivitas rutinnya yaitu syuting beberapa iklan maupun film sehingga tidak ada waktu untuk kerumah sakit.

Bruk... Bokong faye mendarat sempurna dilantai yang keras "Eh jalan liat liat dong! bokong gue ssh"

Agatha menggaruk kepalanya pusing. Kenapa permasalahan selalu bermunculan sih, yang satunya saja belum kelar.

"Gue ngomong sama lo kenapa diam aja sih.. eh agatha?" faye yang mendongak baru mengetahui orang yang tadi bertabrakan dengannya, seketika faye langsung bangun dari lesehannya dilantai.

"Lo manager syerra kan?"

"Iya"

Agatha mengedarkan pandangannya kemana mana mencari keberadaan syerra "Mana dia?"

"Siapa?"

"Bos lo!"

"Nona syerra gak ikut kesini"

Meloloskan nafasnya, agatha senang karena syerra tidak ada. Agatha tidak mau dilihat oleh syerra dalam keadaan lemah begini.

"Oke" setelahnya agatha melenggang pergi membuat faye ingin memaki karena bokongnya masih sakit tapi gadis itu sombong sekali tidak mau meminta maaf.

Dengan tertatih tatih faye membuka pintu kamar inap galen dan menemukan dalam keadaan kosong "Loh galennya mana?!"

Galen berdecak sebal menunggu agatha yang tidak kunjung kunjung datang. Padahal galen sudah risih dilirik lirik oleh beberapa suster maupun pasien yang kebetulan juga ada disekitar taman rumah sakit. Baju rumah sakit yang robek itu tidak bisa menutupi sepenuhnya tubuh atletis galen.

"Tuh baju lo" 

Galen menarik baju yang agatha lemparkan kekepalanya. Galen menatap kesal agatha yang terlihat menyebalkan. 

"Udah kan? urusan kita selesai, gue cabut"

"Eh eh tunggu" galen dengan cepat mengganti baju robeknya dengan baju yang baru. Selesai dengan bajunya, galen menuntun agatha duduk "Tunggu disini jangan kemana mana"

"Tapi kenap... a" agatha memelankan ucapannya karena galen sudah pergi. 

Agatha menendang nendang batang pohon disebelah kursi yang didudukinya hanya untuk mengurangi kebosanannya. 

"Ck, mau lo robohin tuh pohon" ucap galen dengan berkacak pinggang. Agatha pun menurunkan kakinya dari batang pohon. 

"Abisnya lo suruh gue nunggu disini. Emang ngapain sih?!"

Galen menghela nafas dan ikut duduk disebelah agatha, menggapai tangan agatha yang terluka dan menempelkan plester yang tadi ia minta pada perawat. 

"Sekarang lo boleh pergi"

HottestWhere stories live. Discover now