-6- Ungkap Kebenaran

54 9 1
                                    

Gemuruh obrolan mulai memenuhi ruang Teracotta Cafe. Mereka yang saling bercengkerama satu sama lain, setelah lama tidak berjumpa. Termasuk Aryan dan Farhan, yang melepas kerinduan dengan mengingat-ingat kenangan bersama Rafi semasa SMA.

"Eh, iya, ya? Udah berapa tahun, sih, kita lulus?" tanya Rafi kepada Aryan dan Farhan.

"Kerasa baru kemaren, ya, Pak," balas Farhan. Waktu terasa begitu cepat memang. Rasanya baru kemarin, Aryan beserta teman sekelasnya lulus dari sekolah menengah tahap kedua itu. Namun, kini mereka sudah mempunyai kesibukan masing masing.

"Guys, satu bulan lagi ada event lari, loh!" seru Syafina memecah obrolan. Yang tadinya mereka sibuk dengan obrolan masing-masing, semua mendadak menoleh, termasuk Aryan dan Farhan.

"Oh, ya? Event apa?" tanya Rafi.

"MJR, Morning Jakarta Run," jawab Syafina.

Aryan sontak melirik Farhan. Bukan tanpa alasan, tetapi karena dulu keduanya senang berlari bersama sebelum menghabiskan waktu di kesibukannya.

"Gas ga, Yan?" tanya Farhan yang mengerti maksud sahabatnya.

"Boleh," balas Aryan, singkat saja.

"Yang cewe-cewe lain, kalau mau ikut, ayo. Bareng-bareng, seru tau, rame," ucap Syafina mengajak teman-teman lain.

Suasana kembali riuh. Mulai merencanakan untuk acara Morning Jakarta Run. Memang, menurut para guru di sekolah Aryan, kelasnya menjadi nomor satu kelas terkompak angkatan mereka.

Seusai bercengkerama kurang lebih dua jam, Aryan dan Farhan memutuskan untuk pulang. Menurut mereka, itu sudah terlalu lama.

Sahabat karib itu sudah berada di parkiran mobil, hendak mengeluarkan kendaraannya. Aryan harus memundurkan mobilnya supaya bisa keluar.

Sementara dari arah kiri belakang mobil, ada mobil berkecepatan tinggi melaju ke arah mobil Aryan. Benar saja, mobil tersebut berhasil menyenggol mobil Aryan.

Bug!

"Yan, mobil itu nyenggol mobil lo," ucap Farhan yang melihat langsung ke arah belakang.

"Astagaa, kenapa, sih? Udah tau gue mau keluar, sabar dikit gabisa apa?" ucap Aryan sedikit kesal. Pasalnya, mobilnya sudah setengah bagian berada di luar parkiran.

Tanpa basa-basi lagi, pria itu keluar dari mobil hendak menemui sopir yang menyenggol mobilnya. Aryan mengetuk kaca pengendara tersebut.

Betapa terkejutnya Aryan saat pemilik mobil itu membuka kaca nya. Ia mengenali pria itu, pacar Aura, yang ia temui di bandara beberapa hari yang lalu.

"Kenapa, ya?" tanya pria tersebut kepada Aryan.

"Maaf, apa anda gak lihat mobil saya udah keluar setengah tadi?" tanya Aryan mulai tersulut emosi.

"Perasaan mobil lu masih di dalam tadi. Harusnya gue dulu," balas pria tersebut.

Aryan memerhatikan pada baret yang dihasilkan dari senggolan tadi. Ia menghela napas.

"Oh mau diganti? Boleh," ucapnya mengambil sesuatu dari tasnya. Ia mengeluarkan segepok uang yang diberikan kepada Aryan. "Nih, kalau kurang bilang," ucapnya.

Aryan hanya diam memerhatikan uang tersebut. Padahal ia sama sekali tidak meminta ganti rugi. Hanya ingin pria yang merupakan pacar Aura itu sadar akan kesalahannya.

"Gak usah, saya ga butuh itu," ucap Aryan lalu kembali masuk ke mobilnya.

"Gila, Han! Lo tau ga? Yang nabrak mobil gue itu, pacarnya Aura. Aura yang waktu itu di cafe," ucap Aryan menggebu-gebu.

One Of My StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang