-6- Ungkap Kebenaran

Começar do início
                                    

Farhan diam tanpa suara, memerhatikan sorot mata Aryan. "Yang bener lu? Kok lo kenal sama pacarnya?"

Aryan menarik sebuah senyum simpul di bibirnya. Matanya melirik ke arah spion kanan mobilnya. "Gue pernah ditunjukkin Aura langsung, pas itu dia nanyain pacarnya sama gue di bandara," ucapnya.

"Sebelum ditunjukkin sama Aura, gue papasan sama anak brengsek itu. Lo tau dia lagi sama siapa?" tanya Aryan.

Farhan sontak menggeleng. "Siapa??"

"Selingkuhannya," balas Aryan.

Farhan hanya bisa diam sambil memerhatikan wajah Aryan. Ia menyadari, sahabatnya tidak berbohong saat bercerita pada dirinya.

"Dan, ini juga dia lagi sama selingkuhannya, anjir! Gue liat pas dia buka kaca," sambung Aryan. Ia melihat persis bagaimana wajah selingkuhan pria tersebut saat bertemu di bandara.

"Anjir! Gila, sih. Kok bisa dokter kayak Aura diselingkuhin sama cowok brengsek kayak dia," ucap Farhan.

"Trus, tuh, anak sama sekali ga ada minta maaf, anjir," sambungnya.

"Serius lu?" tanya Farhan tidak percaya.

"Dia, tuh, aktor terkenal. Orang Padang, soalnya gue pas flight kesana di TV beritanya nampilin dia. Kalau ga salah, namanya Nico," jelas Aryan.

Aryan ingat jelas nama pria tersebut saat ia menonton siaran televisi lokal di Padang. Pria itu lalu mengeluarkan mobilnya dari parkir.

"Eh, itu dia berhenti di depan Elsa, ucap Farhan.

Elsa adalah salah satu teman kelas Aryan dan Farhan. Namun, jarang ada interaksi antara Elsa dan dua pilot bersahabat itu.

"Apa dia adiknya Elsa, ya? Tapi kita jarang liat Elsa sama si Nico," ucap Aryan.

"Ayah Elsa bukannya baru nikah lagi, ya? Mungkin nikahnya sama ibunya Nico," ucap Farhan menduga-duga.

Banyak spekulasi yang muncul dari dua orang bersahabat ini. Walaupun jarang berinteraksi, Aryan dan Farhan tahu banyak tentang teman sekelasnya itu.

---

Suasana panas hari ini cukup terik. Membuat pilot berusia 27 tahun itu harus berkacamata selama penerbangan. Tak cukup sampai disitu, ia juga sudah ada janji setelah ia mendarat di Jakarta.

Aryan tiba di Jakarta segera keluar dan mengambil mobilnya. Hari ini, ia pergi ke bandara menggunakan mobil pribadinya. Tanpa berlama-lama, ia meninggalkan bandara untuk pergi ke suatu tempat.

"Gue telat ga, ya? Kayaknya dia nungguin gue," ucapnya sambil fokus menyetir di tengah ramainya lalu lintas.

Aryan sebenarnya sudah cukup terlambat. Namun ia masih harus menjemput Farhan di rumahnya. Sahabatnya itu sedang mendapat libur tiga hari.

Pria berkacamata dan sahabatnya itu akhirnya tiba di sebuah cafe. Bergegas turun, mengunci mobil dan berlari masuk ke cafe. Ia celingak-celinguk, memerhatikan sekeliling. Sebelum akhirnya Aryan bersama Farhan berjalan ke sebuah meja dengan seorang wanita disana.

"Aura, maaf, ya, kamu jadi nunggu saya agak lama," ucap Aryan sambil menarik kursi dan duduk di hadapan wanita tersebut. Tak lupa dengan Farhan, yang ikut duduk di sebelah sahabatnya.

"Enggak kok, Mas Aryan. Baru sampai juga," ucap Aura.

Aryan mengangguk-angguk. Ia menoleh ke arah Farhan. "Saya ajak Farhan kesini, biar nggak ada salah paham," ucapnya.

Memang, tujuan Aryan mengajak Farhan adalah agar pertemuannya dengan Aura tidak menjadi salah paham dan gosip di luar sana.

"Biar gak salah paham atau gue jadi nyamuk?" tanya Farhan.

One Of My StarsOnde as histórias ganham vida. Descobre agora