32

8.5K 719 6
                                    

Renzi memeluk suaminya itu dengan sangat erat sebelum ia masuk kedalam kampus sekarang, mereka sudah memutuskan jika pria itu hanya akan mengantarnya sampai disini karena didalam nanti akan ada seseorang yang menjaganya, maka suaminya itu tak perlu repot-repot untuk mengantarnya sampai sana karena Renzi mengerti bagaimana sibuknya suaminya itu.

"Ingat apa yang mas katakan kemarin? Jika ada apa-apa maka katakan semuanya sama mas atau kamu merasa tak nyaman saat kembali kuliah, katakan semuanya nanti ya? Maka mas akan mengambil tindakan agar kamu merasa nyaman nantinya. Karena kenyamanan kamu jauh lebih penting dari semua hal yang ada di dunia ini, jadi apapun yang terjadi katakan saja ya? Sesibuk apapun mas di kantor, kamu tetap prioritas utama untuk mas sekarang," ujar Kalandra dengan melepaskan pelukan mereka berdua, ia menangkup wajah si manis membuat pipi bulat itu terlihat menggembung kearahnya.

"Em! Lenzi bakalan kasih tau semuanya! Soalnya kan kita udah nikah jadi apapun itu halus dibagi satu sama lainnya, mas juga halus ngelakuin itu ya? Inget kalo Lenzi juga bisa jadi tempat buat mas celita, apapun itu," ujar Renzi dengan menatap kearah suaminya itu dengan senyuman manis miliknya, pemuda itu memang sangat suka sekali tersenyum pada suaminya itu.

"Baiklah, mas akan cerita semuanya sama kamu juga nanti setelah kita sama-sama pulang dari kesibukan diluar seperti sekarang," ujar Kalandra, tangan besar itu mengelus pipi tembam itu sebelum menganguk tanda jika ia menyuruh si manis segera masuk karena ia juga akan berangkat kerja sekarang.

Pemuda itu menganguk sebelum membalik tubuhnya dan berjalan masuk kedalam kampus, kembali kesini setelah kejadian yang menimpa dirinya beberapa minggu yang lalu. Ia merasa takut namun jika sekarang ia tak melakukan ini semua maka sampai nanti dirinya akan merasa takut dengan mereka semua, sedangkan selama ini kedua orang tuanya selalu memberinya pengertian jika ia harus melawan semua rasa takutnya, entah pada hewan atau manusia seperti sekarang, karena semakin dilawan maka semakin mengecil rasa takut yang ada didalam hatinya, tapi jika ia takut maka rasa takut itu akan terus-terusan menghantui dirinya.

Ia berjalan dengan pelan masuk ke area kampus, sebelum terdiam saat melihat dua orang gadis mulai berjalan mendekat kearahnya, jujur ia takut namun perkataan suaminya tentang seseorang yang ada menjaga dirinya disini membuat ia yakin jika kedua gadis ini tak berani melukai dirinya.

"Nama lo Renzi 'kan? Nama suami lo Kalandra?" tanya seorang gadis dengan pakaian dan juga bentuk tubuh seperti seorang pria, rambut pendek seperti pria, pakaian seperti pria dan bicara dengan nada tegas, tak ada kelembutan seperti gadis lain diluar sana. Sepertinya gadis itu tomboy.

"Iya, namaku Lenzi, telus nama suamiku Kalandla, dali mana kakak-kakak tau?" tanya Renzi, kedua mata bulat itu mengerjab karena merasa bingung sekarang, ia tahu jika mereka berdua bukan orang jahat namun bagaimana mereka bisa tahu tentang ini semua.

"Nah! Sesuai dugaan gue anjir! Lo sih nggak ngerti-ngerti apa yang gue bilang tadi, walaupun bos nggak kasih foto istrinya buat kita jagain cuman gue punya feeling kalo nih cowok imut istrinya si bos, pantes aja dia pelit nggak mau kasih foto istrinya ternyata segemas ini orangnya," ujar gadis satunya yang berpenampilan sama seperti gadis lainnya, membuat Renzi terdiam mendengar itu semua karena demi apapun ia tak mengerti dengan apa yang terjadi sekarang ini!

"Kalian siapa? Kok tau Lenzi? Kalian nda jahat 'kan?" tanya Renzi dengan tatapan memicing miliknya, ia tahu jika mereka bukan orang jahat namun entah kenapa ia ingin menanyakan hal itu agar mereka menjawab pertanyaan yang ia berikan sekarang ini.

"Gue Dina dan yang disebelah gue Lisa, kita disuruh suami lo buat jagian lo disini karena kebetulan kita satu kampus ternyata, kami berdua baru pindah sih karena disana nggak betah. Betewe kita masih kerabat karena gue anaknya bibinya suami lo itu," ujar Dina gadis tomboy itu, membuat Renzi menganguk walaupun tak terlalu mengerti sekarang ini.

"Semoga kita bisa jadi teman ya? Soalnya kita disini baru banget, jadi nggak tau apa-apa tentang tempat dan juga jalannya," ujar Lisa dengan cengiran penuh arti miliknya, karena mereka pindah kesini bukan karena tak betah berada ditempat lama, hanya saja mereka melakukan ini semua atas permintaan Kalandra yang membuat mereka langsung mau, karena selama ini mereka tak pernah mendengar pria itu bicara dan beberapa hari yang lalu pria itu datang dan meminta mereka untuk menjaga Renzi disini.

"Em! Semoga kita bisa belteman dengan baik ya kakak-kakak!" ujar Renzi dengan senyuman manis miliknya, karena ia sama sekali tak menyangka jika suaminya itu mempunyai sepupu sebaik mereka, mungkin nanti ia akan bertanya pada suaminya itu.

***

Kedua mata bulat itu sibuk memerhatikan kedua gadis yang sekarang tengah berjalan mendekat kearahnya dengan membawa begitu banyak makanan, selama ini Renzi selalu sendirian jika makan di kantin kampus karena memang tak ada yang mau berteman dengannya tapi sekarang saat bertemu dengan kedua gadis itu, ia merasa sangat-sangat senang melihatnya. Suaminya memang terbaik telah meminta mereka untuk menemani dirinya sehingga sekarang ia mempunyai seorang teman juga disini, mungkin nanti saat pulang kerumah ia akan berterima kasih pada suaminya itu karena sudah mencarikan teman untuknya.

"Ini, sesuai pesanan lo. Mie ayam, es jeruk, batagor sama cemilan." ujar Dina dengan meletakan semua makanan yang tadi Renzi inginkan, membuat pemuda itu tersenyum manis.

"Makasih kakak Dina~" ujar Renzi dengan tersenyum, membuat kedua gadis itu mengigit bibir mereka untuk menahan rasa gemas mereka, ingin sekali menarik pipi pemuda itu namun takut Kalandra marah.

"Yoii sama-sama. Gue bakalan beliin apapun yang lo mau biar sepupu gue itu nggak marah, nanti dia marah sama gue karena istrinya nggak dikasih makan dengan baik." ujar Dina.

Mereka makan dalam diam karena tak ingin tersedak karena bicara saat makan, sehingga sekarang saat sudah selesai makan siang mereka, Renzi kembali menatap kearah kedua gadis itu sekarang.

"Kakak-kakak sepupunya mas Kalandla kan? Kok Lenzi nda liat kalian pas kami nikah?" tanya Renzi, ia ingin bertanya sejak tadi namun tak berani sehingga sekarang baru berani.

"Kami liburan diluar negeri waktu itu jadi nggak bisa balik dulu buat liat kalian nikah."

Renzi menganguk, memang waktu itu sedikit dari keluarga Kalandra yang datang karena mereka tengah sibuk dengan urusan mereka masing-masing, sekarang ia baru mengerti dengan itu semua. Nanti ia akan kembali bertanya pada suaminya tentang keluarga besar dari pria itu.

Bersambung...

Votmen_

MAS KALANDRA {BXB} END✔️Where stories live. Discover now