19

10.1K 759 11
                                    

Kalandra menutup kedua mata bulat milik Renzi dengan kedua tangannya, dengan sesekali memberitahu pemuda itu mana jalan yang harus Renzi pijak sekarang.

"Kita mau kemana mas?" jelas Renzi bingung karena setelah membersihkan dirinya, suaminya itu langsung mengajaknya ke suatu tempat namun harus menutup kedua mata miliknya dulu.

"Rahasia." jawab Kalandra, ia sengaja mempersiapkan ini semua, meminta beberapa orang kenalannya agar mau membantunya melakukan ini, itu pun harus dengan bayaran karena tak ada yang gratis di dunia ini bukan?

"Emang boleh se-larasia ini mas?" ujar Renzi, jujur ia penasaran karena setelah hampir seharian penuh berada diluar untuk menikmati keindahan jepang, sekarang suaminya itu ingin membawanya ke suatu tempat juga.

"Boleh," ujar Kalandra yang langsung mendapat dengusan pelan dari Renzi.

"Sampai," ujar Kalandra, ia melepaskan kedua tangannya di mata pemuda itu saat merasa mereka sudah sampai sekarang ini, ia sengaja menyewa tempat ini untuk malam yang spesial ini.

Renzi dengan pelan mulai membuka kedua mata bulat miliknya, sebelum mengerjab dengan pelan saat melihat begitu indahnya tempat ini. Mereka berada didalam kamar hotel yang berbeda, hiasan yang ada didalam kamar ini sangat luar biasa, dengan tulisan 'selamat ulang tahun' diatas tempat tidur, kedua mata bulat itu melotot saat menyadari sesuatu sekarang ini! Hari ini ulang tahun ke 22-nya, dulu waktu Kalandra bertanya ia hanya menjawab dengan cepat jika umurnya 22 tahun, padahal baru sekarang umurnya genap 22 tahun.

"Selamat ulang tahun untukmu," ujar Kalandra, ia tahu dari kedua orang tuanya jika hari ini pemuda itu ulang tahun, mungkin jika bukan karena kedua orang tuanya ia tak akan pernah tahu, oleh karena itu ia melakukan ini semua sekarang.

"Mas tau dali mana kalo Lenzi ulang tahun hali ini?" tanya Renzi setelah puas menikmati indahnya dekorasi yang ada didalam kamar hotel ini, ia penasaran tahu dari mana suaminya itu karena seingatnya dirinya tak pernah memberitahu pria itu kapan ia ulang tahun.

"Dari kedua orang tua saya," ujar Kalandra, ia meraih tangan kecil pemuda itu untuk ia genggam sebelum tatapan mereka bertemu.

"Terima kasih karena kamu sudah mau menikah denganku, menikah dengan seorang pria yang dihindari semua orang karena sikap dinginnya. Kamu mampu membuatku percaya jika tak semua hubungan itu melelahkan, karena ada hubungan juga yang baik seperti kita sekarang ini, walaupun perjalanan kita masih jauh ke depan lagi tapi aku yakin jika kita bersama maka semuanya akan berjalan dengan baik. Aku akan berusaha menjadi suami yang baik untukmu mulai dari ulang tahunmu sekarang, mari kita jalani setiap ulang tahunnya bersama terus tanpa merasa lelah sedikitpun? Lelah itu pasti ada tapi kita akan menjalani semuanya bersama," ujar Kalandra, ia tak tahu cara menyampaikan semua kata-kata yang ada didalam hatinya benar atau salah, karena sekarang ia hanya ingin mengatakan apa yang ada didalam hatinya, mengatakan betapa seriusnya ia ingin bersama dengan Renzi sekarang ini.

"Lenzi nda akan pelnah pelgi dari mas Kalandla kok! Kita kan pasangan jadi susah seneng halus sama-sama kan? Lenzi tahu kalo menikah itu jangka waktu yang lama, tapi semoga saja kita bisa belsama telus ya mas?" ujar Renzi, ia tak terlalu mengerti semuanya dengan baik, tapi dirinya yakin jika dengan jawaban itu saja pasti Kalandra akan mengerti apa yang ia katakan sekarang ini.

Kalandra tersenyum mendengar jawaban yang pemuda itu berikan, ia memang tak terlalu berharap banyak agar pemuda itu mengatakan hal yang luar biasa, karena ia tahu Renzi akan sulit untuk itu semua. Ia menarik pemuda itu kedalam pelukan hangat miliknya sekarang.

"Semakin menjadi pemuda yang selalu menurut dengan apa yang menurutmu benar, selalu bersikap manis setiap harinya karena aku menyukai itu semua. Semakin bertambahnya umur maka masalah yang datang semakin berkurang, semoga." ujar Kalandra, ia tak merasa terbebani lagi setiap ingin mengatakan sesuatu sekarang, seakan-akan ada dorongan untuk melakukan itu semua sehingga ia tak merasa segan lagi jika ingin bicara.

"Semoga Lenzi tinggi dikit biar bisa enak mas meluknya, nda pellu nunduk lagi," ujar Renzi dengan pelan karena teredam oleh dada bidang pria itu, ia berharap tubuhnya sedikit lebih tinggi lagi agar suaminya enak saat ingin memeluknya, tak perlu menunduk lagi. Permintaan yang sangat berbeda dari orang-orang biasanya.

"Seperti ini saja sudah sangat membuatku nyaman, kamu tak perlu meminta itu semua." ujar Kalandra, ia melepaskan pelukan miliknya sebelum kembali menatap kearah pemuda itu sekarang ini.

"Dan aku punya hadiah untukmu dihari ulang tahunmu hari ini," ujar Kalandra lagi, ia mengeluarkan sebuah kalung didalam jas miliknya sebelum menujukan kalung itu pada Renzi.

"Mas kenakan ya?" tanya Kalandra, ia bisa melihat jika pemuda itu langsung menganguk mendengar apa yang ia katakan sekarang, kalung ini sudah beberapa hari yang lalu ia pesan secara khusus agar bisa cocok untuk Renzi sekarang.

"Kldla? Itu singkatan namanya mas Kalandla ya?" ujar Renzi dengan menunduk agar bisa melihat kalung yang sekarang ada di leher miliknya, kalung ini terlihat sangat indah dengan warna silver yang terlihat sangat cocok ditubuh putih susu miliknya sekarang.

"Hm. Agar semua orang tahu kalau kamu hanya milik mas," ujar Kalandra, ia mulai terbiasa mengatakan semua itu sekarang ini, perkataan manis yang sering ayahnya katakan pada ibunya, sekarang ikut ia katakan pada istrinya ini.

"Mas? Jujul Lenzi suka cala bicala mas Kalandla sekalang! Teldengal lebih enak," ujar Renzi dengan menatap kearah suaminya itu, membuat Kalandra tersenyum sebelum mengelus dengan pelan rambut pemuda itu.

"Mas senang kalau kamu suka," ujar Kalandra, mungkin seseorang yang melihat bagaimana perjalanan pernikahannya sekarang akan merasa jika perjalanannya terasa lebih hambar dan juga membosankan, tapi untuknya ini sangat luar biasa.

Mereka kembali berpelukan setelah Kalandra mengatakan itu semua, pria itu begitu menikmati saat-saat berharga mereka berdua sekarang ini.

"Aku mulai mengerti perasaan apa yang sekarang mulai tumbuh didalam hatiku, ini perasaan cinta yang selalu Al bahas setiap kali kami bertemu dan dulu aku tak pernah percaya dengan itu semua, tapi sekarang saat merasakan semuanya secara langsung, aku mulai percaya jika memang cinta itu benar adanya. Aku bisa tahu jika Renzi juga mencintaiku, hanya saja mungkin dia tak tahu cara mengatakannya sepertiku sekarang ini. Mungkin nanti saat dia mulai nengerti semuanya, aku akan mengatakan semuanya tanpa tersisa sedikitpun." Batin Kalandra dengan terus menikmati pelukan mereka berdua sekarang ini.

Bersambung..

Votmen_

MAS KALANDRA {BXB} END✔️Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon