10

12.3K 996 15
                                    

Srak! Byur!

Seseorang menarik tangan miliknya dengan kasar sebelum menumpahkan air yang sangat banyak, air yang beraroma aneh membuat kedua mata bulat itu memerah saat mulai sadar dari rasa terkejutnya, Renzi menatap beberapa gadis dan juga pemuda yang tengah menatap kearahnya seakan-akan ia barang paling menjijikan didunia ini.

Kedua mata bulat itu berkaca-kaca saat melihat teman-teman yang biasa makan bersama dengannya juga ikut dalam melakukan hal seperti ini padanya, Renzi menunduk menatap kearah tubuhnya yang terlihat sangat basah dengan aroma tubuh yang tercium sangat busuk, ia tak tahu apa yang akan mereka lakukan padanya, tapi ini semua cukup membuatnya merasa takut sekarang ini.

"Ternyata udah dicuci sama air cucian pun masih kecium aroma jalangnya! Seharusnya kita tumpahin air bekas sampah aja sama dia karena itu cocok buat pemuda sok polos kayak lo! Gue nyesel udah temanan sama lonte kayak lo! Lo lonte versi cowok. Jijik banget gue liatnya!" Seorang gadis bicara dengan sangat lancar seakan-akan apa yang dia katakan barusan hal yang sangat membanggakan.

Renzi mendongak menatap kearah lima orang yang tengah menatap kearahnya sekarang, mereka jadi bahan tontonan para mahasiswa dan juga mahasiswi yang ada disini, membuat ia menunduk karena ini semua sangat menakutkan, bahkan bicarapun rasanya tak bisa karena tubuhnya terlihat sangat bergetar sekarang, pemuda itu berharap ini semua hanya mimpi atau akan ada seseorang yang datang untuk menyelamatkan dirinya karena berada disini sangat menangkutkan, semua tatapan seakan ingin membunuhnya padahal disini ia tak salah sama sekali.

"Kenapa lo takut? Dimana muka polos lo itu? Sekarang lo takut karena akhirnya sifat asli lo bisa muncul sekarang ini? Lo nggak bakalan bisa kabur dari sini karena gue nggak akan biarin itu semua sampai terjadi. Gue anak pemilik kampus ini jadi semua orang akan ikut apapun yang gue katakan sekarang." Gadis itu tertawa seakan-akan mengatakan jika sekarang dia berkuasa disini, sedangkan Renzi hanya diam dengan tubuh bergetar sangat hebat sekarang ini.

"Kalian tau kan apa yang harus kalian lakuin? Lempar dia pake telur busuk yang tadi udah gue siapin, karena hama kayak dia harus di musnain!"

Renzi menutup kedua matanya dengan sangat erat menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya, karena ia merasa tak ada gunanya untuk menghindar ataupun mengatakan hal yang akan membela dirinya karena itu semua tak akan berguna sama sekali. Mereka melakukan hal yang belum tentu benar adanya, sekarang ia tahu jika di dunia ini tak ada yang namanya teman baik atau pun yang lainnya.

****

Kalandra mengemudikan mobil miliknya seperti biasa, hari ini ia membawa mobil sendiri karena merasa itu pilihan yang tepat, ia tak bisa bicara dengan pemuda itu jika ada orang lain disini maka dari itu ia memilih mengemudi mobil sendirian tanpa sopir seperti biasanya.

Tatapan itu terlihat sangat datar saat melihat handphone miliknya berbunyi, ia melihat itu panggilan masuk dari teman bangsatnya, ia terdiam antara ingin mengangkat atau tidak karena biasanya temannya itu akan membahas hal yang tak penting sama sekali, terlebih untuknya yang tengah sibuk untuk segera sampai ke kantor.

Kalandra memilih mengangkat panggilan telpon itu, terdiam lagi menunggu temannya itu mengatakan sesuatu.

"Heh anjing! Lo dimana? Cepet pergi ke kampus istri lo! Tadi gue nggak sengaja liat orang live, dan di live itu ada istri lo yang tengah dibully! Gue mau kesana cuman jaraknya lumayan jauh! Lo kesana duluan! Buruan!"

Kalandra menghentikan mobil miliknya saat mendengar itu semua, istrinya dibully? Disiarkan secara langsung? Apa-apaan mereka? Baru tadi ia memikirkan pemuda itu akan baik-baik saja atau tidak, tapi mereka sudah bertindak lebih dulu? Mereka memang ingin tahu bagaimana dirinya jika tak suka seseorang mengusik miliknya? Untungnya sekarang ia tak terlalu jauh dari kampus pemuda itu tadi sehingga bisa putar balik kearah kampus itu untuk mendatangi tempat itu kembali.

Ia kembali memutarkan mobil miliknya kearah kampus Renzi, menambah kecepatan mobil miliknya sebelum dirinya sampai disana dalam waktu tak sampai lima menit, cukup berbahaya namun ia sudah pandai melakukan hal seperti ini dulu.

Kalandra keluar dari dalam mobil miliknya sebelum berlari masuk kedalam kampus pemuda itu, tatapan itu mengarah pada semua sudut yang ada di kampus ini untuk melihat dimana tempat ramai sekarang.

Pria itu kembali melangkah saat mendengar suara dan juga keributan dari tempat yang lumayan sepi, tatapan itu berubah sangat tajam saat melihat banyak mahasiswa dan mahasiswi berada disana, seakan-akan melihat sebuah pertunjukan, bahkan ada yang merekam tanpa merasa malu sedikitpun.

"Kalian tau kan apa yang harus kalian lakuin? Lempar dia pake telur busuk yang tadi udah gue siapin, karena hama kayak dia harus di musnain!"

Kedua tangan Kalandra mengepal dengan sangat erat mendengar suara itu, ia masuk kedalam kerumunan orang-orang yang tengah sibuk mengeluarkan sesuatu yang entah apa itu, mungkin telur busuk.

Ia bisa melihat jika sekarang Renzi tengah menunduk dengan tubuh bergetar dan pakaian basah penuh noda, ia berjalan dengan angkuh masuk kedalam lingkaran orang-orang dimana ada Renzi ditengah-tengah. Berdiri dihadapan pemuda itu sebelum menarik Renzi masuk kedalam pelukan miliknya tanpa peduli jika pakaian istrinya itu basah sekarang ini.

"Lakukan!" Tantang Kalandra, tatapan itu terlihat sangat dingin dan juga angkuh, mata memerah yang terlihat sangat jelas jika ia tengah menahan amarahnya sekarang.

Ia bisa melihat jika para mahasiswa dan juga mahasiswi yang ada disini terdiam, tatapan mereka terlihat sangat terkejut, Kalandra kembali menunduk saat merasakan pelukan sangat erat ia rasakan serta mendengar perkataan lirih dari pemuda itu.

"L-lenzi tau kalau m-mas Kalandla bakalan datang,"

Kalandra semakin menarik pemuda itu dalam pelukan miliknya, "abaikan semua perkataan yang akan saya katakan sekarang hm?"  ujar Kalandra, ia tak mau pemuda itu sampai takut padanya nanti, saat melihat sisi berbeda dari seorang Kalandra Wiryasatya.

"Apa yang ingin kalian lihat! Rekam saja! Rekam apa yang akan saya katakan sekarang, kami menikah karena memang saling mencintai bukan karena berita menjijikan seperti itu! Dan kau," Kalandra menunjuk salah satu gadis yang sejak tadi mengatakan hal itu semua pada Renzi.

"Kau melakukan ini semua karena merasa ayahmu berkuasa jadi kau bisa melakukan hal ini? Bahkan saya bisa membeli harga diri keluargamu, kekuasaan yang ayahmu dapatkan karena saya jadi jika saya menarik itu semua apa yang akan kau lakukan? Dan kalian semua yang ada disini, yang terlibat masalah dengan istri saya, akan saya pastikan jika kalian menderita." Kalandra mengangkat tubuh Renzi dengan mudahnya, membawa pemuda itu pergi dari tempat menjijikan seperti ini karena di isi oleh orang-orang memuakan.

Bersambung...

Votmen_

MAS KALANDRA {BXB} END✔️Where stories live. Discover now