SPECIAL CHAPTER III

Start from the beginning
                                    

Gadis itu akhirnya mengangguk saja, daripada terus berdebat dengan sang mama, "Iya deh salah Arasya."

Gadis yang mengenakan balutan dress panjang berbahan satin berwarna peach yang dilapisi dengan cardigan crop berwarna cream, yang mana dress itu membentuk lekuk tubuhnya yang indah ditambah makeup natural yang tidak terlalu heboh. Sangat memukau di mata Rayyan.

Namun tak ayal lelaki itu sedikit kesal karena kekasihnya tidak mendengarkan ucapannya kemarin untuk tidak berpenampilan memukau.

Lelaki itu berdehem pelan, saat gadisnya sudah berdiri didepannya.

Arasya tersenyum tipis menatap penampilan prianya yang mengenakan kemeja hitam yang mana dua kancing atasnya sengaja di buka, dengan bagian lengannya sengaja ditekuk sampai siku.

"Udah siap?" tanya Ray seraya mendongak ke arah gadisnya.

"Udah," jawab Arasya.

"Kita berangkat ya ma, pa, bang," pamit Arasya lalu menyalami tangan kedua orang tuanya diikuti Rayyan di belakangnya.

“Saya izin bawa Arasya pergi om, tante,” ucap Rayyan setelah menyalami kedua orang tua gadisnya.

"Iya, hati-hati, pulangnya jangan kemalaman," pesan sang papa yang mendapat acungan jempol dari Arasya.

•••

Didalam mobil yang melaju dengan kecepatan standar itu terdapat kedua sejoli yang asik berbincang-bincang.

Dengan Rayyan yang awalnya sedikit protes pada penampilan gadisnya yang sangat cantik malam ini, namun karena bujuk dan rayuan yang diucapkan oleh mulut manis Arasya akhirnya Rayyan tidak marah-marah lagi.

Tak terasa mobil Rayyan sudah sampai di kawasan perumahan elit dan berhenti di depan gerbang rumah mewah tiga lantai itu.

Pak satpam langsung membukakan gerbang untuknya, karena tentunya si satpam sudah tahu kalau yang datang adalah tuan muda mereka yang jarang sekali berkunjung kemari.

Setelah sampai di pelataran halaman rumah papanya, Rayyan segera mematikan mesin mobilnya.

"Ayo turun," ajak lelaki itu setelahnya ia keluar terlebih dahulu guna membukakan pintu untuk gadisnya.

Arasya turun dengan anggun sambil memegang tangan Rayyan yang terjulur ke arahnya, kedua sejoli itu berjalan dengan sang gadis menggandeng lengan kekasihnya. Mereka harus menaiki beberapa tangga untuk sampai di pintu utama dan tanpa mau repot-repot untuk mengetuk pintu, Rayyan memilih langsung masuk kedalam saja. Toh ini juga rumahnya.

Kedatangan Rayyan sepertinya sudah diketahui oleh sang pemilik rumah karena mereka berdua langsung disambut oleh ketiga orang berbeda umur yang sudah duduk di ruang tamu.

"Kenapa kamu tiba-tiba mau berkunjung kesini?" tanya sang ayah yang duduk sambil menumpukan kakinya ke kaki satunya seraya menatap tajam pada putranya.

"Aku mau kenalin pacar aku ke papa," ucap Rayyan yang tanpa disuruh langsung duduk di sofa yang berhadapan langsung dengan papanya bersama Arasya di sampingnya.

"Halo om, tan," sapa Arasya sopan, sebenarnya ingin menyapa gadis muda yang duduk di samping papa Rayyan tapi ia tidak tahu namanya siapa.

Jujur kesan pertama yang Arasya dapat saat melihat rupa dari papa kekasihnya adalah definisi Hot Daddy yang sebenarnya karena wajah ayah dan anak itu sangat mirip. Meskipun sudah termakan usia tapi aura ketegasan dalam diri pria paruh baya itu masih sangat terasa. Lalu kesan pertama untuk mama tiri Rayyan adalah sedikit syok dan spontan membuatnya membatin 'eh ini beneran mama tiri nya Ray?' karena wajahnya masih sangat muda seperti anak kuliahan.

TRANSMIGRASI ICE GIRL [END]Where stories live. Discover now