28. Flashback

89.6K 7.1K 124
                                    

Kalo ada typo tandain ya.

Silahkan membaca semua!!

Follow ig: pineapple_vii
Tiktok: pineapple_vii

Warning⚠️

Haii buat para readers transmigrasi ice girl, sebelumnya aku minta maaf karena up kadang lama banget sampai buat kalian lupa sama alur cerita ini, but it's ok. Aku saranin buat kalian baca sedikit cuplikan part sebelumnya tapi kalau gak mau ya gapapa.

Dan untuk kalian yang merasa alur nya belibet atau gak jelas, komen ya gaess supaya aku bisa revisi cerita ini lagi setelah tamat, dan aku sangat berterima kasih pada kalian yang mau bantu aku cari alur yang belibet itu.

Kalian gak harus baca lagi cerita ini dari awal kok, mungkin masih ada pertanyaan di diri kalian tentang tokoh, alur atau Apapun itu yang sekiranya gak aku jabarin dengan jelas di cerita ini.

Oke segitu dulu dari aku, terimakasih udah sempatin baca tulisan ini✨

||28. Flashback

Gadis kecil yang baru kemarin merayakan ulang tahunnya yang ke-13 tahun terduduk di tanah dengan menatap kosong dua gundukan tanah yang masih basah dan banyak bertaburan bunga. Matanya seolah mengatakan kalau gadis itu sedang berduka akan kematian kedua orangtuanya, ia tidak peduli lagi akan gaun putihnya yang sudah kotor akibat terkena tanah. Yang dilakukannya hanya merebahkan kepalanya di samping batu nisan yang bertuliskan nama Antonio Ghustav.

Sembari tangannya mengusap batu nisan di sebelahnya lagi yang tertulis nama Valencia Ghustav, mamanya.

"Kenapa kalian gak ajak Arasya juga," gumam gadis itu.

"Arasya gak mau hidup tanpa kalian."

"Arasya tidak akan nakal lagi kalau papa bangun sekarang."

"Mama juga, jangan tinggalin Arasya di sini sendirian," ucapnya parau.

"Padahal kemarin kita baru ngerayain ulang tahun Arasya, tapi kenapa tuhan kasih hadiah seperti ini pada Arasya," gadis itu mencoba untuk tidak menangis lagi, padahal matanya sudah berkaca-kaca.

"Nona, ini sudah hampir malam sebaiknya nona kembali ke rumah," ucap wanita tua paruh baya dengan pakaian hitam putih seperti seorang pengasuh.

Arasya mendongak menatap bibi Ana yang sedari kecil sudah menjadi pengasuhnya, "Kenapa mereka gak ajak Arasya juga bi'?" tanya gadis itu dengan mata yang menuntut jawaban dari wanita tua itu.

"Nona Arasya kan masih punya bibi, orang tua non Arasya juga pasti sedih lihat kondisi non yang sekarang," ucap bibi Ana memberi pengertian. Wanita tua itu ikut berjongkok mencoba mengajak gadis kecil itu untuk berdiri.

"Aku mau tetap di sini," balas Arasya menolak sentuhan pengasuhnya.

"Non Arasya nanti sakit," ucap bibi Ana khawatir.

"Bibi pulang aja dulu, setelah ini aku mau ke pantai," beritahu gadis itu, lalu memberikan senyum meyakinkan pada bibi-nya kalau ia baik-baik saja.

TRANSMIGRASI ICE GIRL [END]Där berättelser lever. Upptäck nu