#12 || DO I DESERVE TO BE HAPPY?

82 12 5
                                    

👁️‍🗨️ Happy 700+ views 🎉

Thank yuuuu very muach, Readers~ love you guys🫂♡^³^♡

Aku nggak tahu judulnya bener atau nggak, jadi tolong koreksi kalau salah, ya! ><

Bisa yok 100 vote(⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.) #hopehehe (maaf minta-mintaTT)

I hope you all like and enjoy this

• 🚫 STOP BULLYING!!!
#saynotobullying 🚫

—Happy Reading—

.

.

.

Para murid di meja makan lain terus membicarakan Alvian dengan suara keras agar ia dapat mendengarnya, membuat Alvian merasa tertekan karena dikelilingi oleh orang-orang yang menggunjingnya. Mereka bersikap seolah sedang berbisik-bisik dan membicarakan seseorang di belakang, tetapi mereka malah sengaja menggunakan suara yang lumayan keras hingga bisa Alvian dengar.

"Haha, dia sangat menyedihkan."

"Lihat itu, tuan muda seperti apa yang tampak jelek dan menyedihkan seperti itu?"

"Dia mempermalukan keluarga Leander yang sangat sempurna."

"Serius, kupikir lebih cocok jika aku yang menjadi tuan muda, dan dia menjadi bocah miskin yang kotor, bukan?"

"Haha, nasi basi itu lebih pantas dimakan olehnya yang menjijikkan daripada dibuang sia-sia ke tempat sampah."

"Biar kutebak, pasti dia mengemis-ngemis pada ayahnya agar menyekolahkan dia di SMA Leander ini. Padahal, nilainya tidak lebih tinggi dariku, haha!"

Merasa suasana pergosipan di kantin makin menjadi-jadi, Alvian memutuskan untuk segera pergi ke kelas dan segera menghabiskan minumannya.

Terkadang, Alvian penasaran. Sebenarnya seseru apa yang mereka bicarakan hingga tertawa-tawa seperti itu? Tidak, memangnya apa yang seru dari berbicara buruk tentang seseorang? Apakah mereka senang melihat dirinya yang diperlakukan seperti itu? Kenapa wajah mereka terlihat begitu bahagia? Sebenarnya, seperti apakah seorang teman? Kenapa hanya dia yang berbeda? Kenapa hanya ... tidak. Mengapa dunia ini sangat tidak adil?

Dunia memiliki sistem kelas—atau status yang membedakan seseorang dengan orang lainnya, yang mereka sebut sebagai kedudukan. Mau dia tampan, cantik, genius, lemah ataupun jelek, nyatanya mereka tetaplah tengkorak dengan daging dan darah, bukan?

Status yang secara otomatis membedakan kedudukan manusia. Budak, Masyarakat, Bangsawan dan Raja. Kedudukan itu juga berlaku di SMA Leander, dan ... Alvian adalah si Budak yang selalu menjadi bahan pelampiasan emosi, atau bahkan dipukuli hanya sebagai hiburan.

Syukurlah karena Alvian tidak dipukuli sesering atau separah siswa lainnya yang bahkan hingga mengalami beberapa patah tulang, dia hanya mengalami beberapa luka lebam yang akan sembuh di kemudian hari. Mungkin, Alvian memang berempati pada mereka yang menjadi korban sistem dunia ini, tetapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa dengan statusnya saat ini.

Tidak ... seharusnya dia bersyukur sebanyak mungkin juga untuk hari ini. Entah kenapa, para perundung yang biasa merundungnya hanya mem-bully Alvian secara verbal kali ini. Mereka mem-bully Alvian secara fisik hanya jika pemimpin mereka ada, dan hari ini si pemimpin sedang izin. Mungkin karena itulah mereka sedikit lebih diam dari biasanya.

ONE YEARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang