Bab 21

11 5 0
                                    

✾ Gardenia ✾

Nadira kembali ke kelas dengan kondisi yang jauh dari kata semangat. Perasaan bersalah bercampur dengan rasa takut, menyelimuti hati dan juga pikiran gadis itu. Entah reaksi buruk macam apa yang akan ia dapatkan dari teman-temannya nanti, yang jelas dirinya akan tetap bertanggung jawab dan memang sudah seharusnya begitu.

"Ra, lo tenang aja. Biar gue yang jelasin ke anak-anak. Gue yakin mereka juga bakal ngerti kok," ujar Kiara mencoba memberi ketenangan pada sahabatnya.

Nadira hanya mengangguk kecil.

Saat itu belum ada yang menyadari kehadiran keduanya, sampai akhirnya Kiara membuka suara. "Guys, gue minta perhatiannya bentar dong. Ada yang mau gue sama Nadira sampaiin."

Ketika semua atensi tertuju pada mereka berdua, Nadira hanya menundukkan kepala. Belum berani menatap wajah teman sekelasnya.

"Kenapa, Ki?" tanya salah satu dari penghuni kelas.

"Oke, sebelum gue jelasin, gue minta kalian untuk bener-bener dengerin ini sampai selesai, karena gue gak mau ada kesalahpahaman nantinya."

Aba-aba yang dilontarkan Kiara tentu semakin membuat para pendengarnya penasaran. Terlebih melihat Nadira yang hanya tertunduk diam. Menimbulkan asumsi negatif di antara mereka semua.

"Ada masalah ya, Ki? Kok Nadira kayak sedih gitu? Apa ini ada hubungannya sama teater?" Rentetan pertanyaan yang keluar dari mulut sang Ketua Kelas itu pun langsung dibenarkan oleh Kiara.

"Naskah skenarionya hilang pas Nadira ke toilet ... dan sampai sekarang kita juga belum tau itu naskah kemana, tapi kita curiganya sih diambil sama orang," terang Kiara kemudian.

"Pastilah diambil orang. Mana mungkin tuh kertas jalan sendiri. Ini pasti ada yang iri sama kelas kita," seloroh murid yang lain.

"Guys, gue minta maaf ya. Harusnya gue gak ceroboh ninggalin naskahnya di wastafel." Akhirnya Nadira bersuara.

"Lo gak perlu minta maaf, Nad. Lagipula lo juga gak sengaja. Emang dasar orangnya aja yang gak bener. Kalau dia bener dan tau itu barang bukan milik dia, pasti gak akan diambil," sahut si Ketua Kelas lagi.

Nadira yang mendengar itu pun sontak mengangkat pandangannya. Menatap teman-temannya dengan tatapan tidak percaya. "Kalian gak marah sama gue?"

"Yailah, Nad. Kami juga tau kali lo gimana. Gak mungkin kami marah karena kesalahan yang lo sendiri gak berniat untuk melakukan itu. Ya gak, guys?" Semua orang mengangguk, pertanda bahwa mereka sependapat dengan ketua kelas mereka.

"Tuh, Ra. Gue bilang juga apa. Anak-anak gak mungkin marah sama lo, selama lo gak salah," cetus Kiara.

Nadira yang terenyuh akan sikap bijaksana yang ditunjukkan oleh teman-temannya pun tersenyum, menatap mereka bergantian. "Makasih ya, karena kalian udah mau ngerti. Gue janji kita akan tetap tampil nanti di acara festival."

"Kalau masalah tampil, gue rasa gampang. Kita pikirin aja nanti bareng-bareng. Sekarang yang lebih penting adalah menemukan orang yang udah berani ambil karya lo."

"Gue setuju. Mumpung masih ada waktu, mending sekarang kita mencar. Cari ke seluruh sudut sekolah. Nanti kalau ada yang berhasil ketemu duluan, langsung kabarin aja di grup."

Tanpa membuang waktu, mereka semua keluar dari kelas dan berpencar untuk mencari naskah sekaligus pencurinya. Tak ayal, hal tersebut cukup menarik perhatian banyak orang. Bahkan ada beberapa dari mereka yang turut serta membantu proses pencarian tersebut.

✾ Gardenia ✾

Di sisi lain, Arjuna bersama Gilang tengah berbincang di depan kelas, membahas tentang permasalahan Nadira. Keduanya mencoba menerka-nerka, kira-kira siapa yang berani mengambil naskah tersebut? Lalu, apa motifnya?

"Jun, lo ada seseorang yang lo curigai gak? Kalau gue sih si Dara ya," cetus Gilang tanpa ragu.

Agaknya, isi kepala Gilang tentang Aldara hanya ada keburukan saja. Sebenarnya juga bukan tanpa alasan Gilang mencurigai gadis itu. Melihat dari rekam jejaknya saja, sudah bisa dipastikan, bahwa hanya Aldara yang bermasalah dengan Nadira.

"Jangan suudzon dulu. Kita ini sama-sama belum tau, naskahnya Nadira memang sengaja diambil atau gak sama orang," sahut Arjuna dengan pikiran positifnya.

Gilang mendengus sebal. Memang seharusnya sejak awal ia diam saja. Sahabatnya itu terlalu positive thinking untuk dirinya yang penuh dengan negative thinking.

“Hai, Jun!” sapa Aldara yang mendadak muncul di hadapan dua lelaki itu.

“Mau ngapain lo?” seloroh Gilang sewot.

Arjuna langsung menendang pelan kaki sahabatnya, agar menjaga sikap. “Kenapa, Dar?” tanyanya kemudian.

Raut wajah Aldara yang awalnya kesal dengan Gilang pun berubah manis dalam sekejap.

“Gue mau bahas masalah festival sekolah sedikit. Gue pikir ada beberapa hal yang perlu kita teliti lagi. Lo bisa kan?”

“Kapan?”

“Sekarang aja kalau lo gak keberatan.”

“Eits, gak bisa!”

Tentu saja bukan Arjuna yang menjawab, melainkan Gilang. Kali ini, tidak akan ia biarkan Aldara menyita perhatian sahabatnya lagi.

“Dih, apaan sih lo, Lang! Gue itu nanya sama Arjuna, bukan sama lo!”

“Mau gue atau Juna yang jawab, sama aja. Juna sekarang lagi sibuk. Dia lagi bantuin Nadira cari naskahnya yang dicuri sama orang,” jawab Gilang yang dengan sengaja menekan kata 'dicuri', guna menyindir Aldara.

Tanpa disadari oleh siapapun, kedua tangan gadis itu mengepal kuat, menahan amarah yang saat ini bergejolak di dalam hatinya. Lagi-lagi Arjuna lebih mementingkan Nadira daripada dirinya.

“Lo peduli banget ya Jun sama Nadira?” cicit Aldara berlagak melas.

“Jelas pedulilah! Kenapa? Lo gak suka?” Gilang kembali menyela jawaban Arjuna.

Arjuna pun menghela napas panjang melihat tingkah Gilang yang menurutnya sangat kekanak-kanakan. “Lang, diem!” titahnya tegas.

“Jun, lo suka ya sama Nadira?” todong Aldara yang langsung membuat Arjuna diam seribu bahasa.

Entah, rasanya sangat sulit memilih jawaban jika mendapat pertanyaan yang berhubungan dengan Nadira.

“Kepo banget sih lo, Dar. Mau si Juna suka sama siapapun itu bukan urusan lo. Mau tau banget privasi orang,” sahut Gilang yang sama sekali tidak ada kapoknya.

Ketika Aldara hendak menimpali lagi ucapan Gilang, seseorang tiba-tiba meneriaki namanya dengan lantang.

“ALDARA!”

✾ Gardenia ✾

✾ Bab 21
✾ ditulis oleh Awliyaslv_

[02] GardeniaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon