13. Kerja kelompok

Start from the beginning
                                    

Ale berjalan mendekat sosok wanita cantik itu. Hingga pada saat dimana wanita itu menoleh ke arahnya..

"Tante?" Ale sedikit terkejut. Ia lalu segera bergegas menghampiri wanita yang berstatus ibu kandung Reynan itu.

"Ale? dimana Reynan?" tanya Ameera.

"Masih mandi Tan," jawab Ale kikuk. sebenernya ini bukan pertemuan pertama kalinya dengan orang tua Reynan, terlebih Ameera. Tapi ntah kenapa saat ini rasanya sedikit lebih canggung dari biasanya.

Ameera mengangguk kecil. "Saya titip ini untuk Reynan ya." wanita itu memberikan sebuah paper bag.

"Siap tante!"

"Kalau gitu saya permisi."

"Iya Tante, hati-hati di jalan,"

Mata Ale menatap punggung Ameera yang semakin jauh itu. Lalu melirik sebuah paper bag pada tangannya.

"ALE YUHU~"

Ale terperanjat kaget. Ia menatap nyalang Reynan yang sedang menuruni anak tangga. Sepertinya mood Reynan sudah kembali baik. Pria itu kembali menjadi seperti semula, berisik, serta raut wajah yang selalu ceria.

"Apa tuh?" ucap Reynan saat sudah berdiri di hadapan Ale. Ia melirik sebuah paper bag di tangan pria itu.

"Dari Bunda lo." ujar Ale sembari memberikan paper bag itu.

"BUNDA?" Reynan terbelalak. Ia membuka paper bag itu dengan rusuh.

Jas?

Untuk apa?

"Sekarang mana Bunda gua?"

"Udah pergi tadi."

Reynan kembali memberikan paper bag itu pada Ale. Lalu berlari kencang ke arah luar untuk mengejar sang Ibu.

Bunda..

Matanya mengedar ke seluruh halaman rumah. Berharap sosok itu masih ada. Namun nihil, sang Ibu sudah kembali pergi meninggalkannya. Ia kecewa, matanya menatap nanar gerbang besar di depannya. Padahal ia sangat merindukan sosok itu.

◉⁠◉

Reynan sejak pagi hanya duduk meringkuk, meletakan kepalanya dengan malas di atas meja sambil menatap lurus ke arah jendela. Dia terus seperti itu saat guru menerangkan, ntah anak itu mendengarkan atau tidak. Guru atau murid lain pun tidak ada yang menegurnya, percuma saja, Reynan akan terus seperti itu.

"Rey"

Dia hanya berdeham, matanya masih fokus menatap luar jendela.

"Kita satu kelompok"

Lagi-lagi Reynan hanya berdeham, membuat orang yang sedari tadi mengajaknya bicara mulai kesal.

Duk! buku paket itu akhirnya mendarat di kepala Reynan. Membuat sang empu menatap nyalang orang yang baru saja memukulnya. Walaupun tidak terlalu keras tetap saja. Dia sangat jengkel.

"Gila lo ya?" ketus Reynan. Ia mengusap sedikit kepalanya. Menatap seorang gadis yang kini berdiri di hadapannya.

"Lagian lu di ajak ngomong hm hm doang! bisu?" jawab Zeara tak kalah sengit.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 01 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TITIK KOMA [ON GOING]Where stories live. Discover now