06. Kecelakaan ?

132 47 161
                                    

Deru motor saling bersautan di tengah ramainya riuh penonton malam itu. Seolah mereka tengah menunjukan asistensinya masing-masing.

"Dia lawan lo malam ini. Jaga fokus lo, dia suka main licik."

Reynan mengangguk paham setelah Ale memberi tahu siapa lawannya kali ini.

"Semangat!!"

"Em."

Setelah Ale mengatakan itu, Reynan berlalu ke garis start dengan motor besarnya.

Sorak riuh terdengar heboh dari penonton di pinggir jalan saat grid girl sudah memasuki arena balap dengan bendera kotak hitam putih yang ia kibar-kibarkan.

"Siap?"

Deru motor kembali bersautan dengan sengit. Reynan pun kini memfokuskan padangannya ke depan.

"Satu."

"Dua."

"Tiga!!"

Motor dari kedua orang itu melaju pesat meninggalkan suara deru khas dari kejauhan. Dan penonton pun ikut berhambur ke tengah garis start untuk ikut menghebohkan suasana.

Reynan kini memimpin paling depan. Tidak tanggung-tanggung, pemuda itu menancap gas dengan penuh. Membuat lawan di belakangnya tertinggal jauh.

"Ck! payah! lawan gue gak seimbang banget sih!"

"REYNAN AYO!"

Sorak seru penonton dari ujung garis finish telah terdengar.

"Menang ini mah gue.."

Reynan kembali menancapkan gas nya. Hingga pada akhir nya pria itu sampai di garis finish.

Semua penonton turun ke arena balap hanya untuk mengucapkan selamat pada pria itu. Beberapa juga mengajak nya untuk sekedar foto bersama.

"Gila! Gila! lo keren Rey! selamat!!" Seru Ale memeluk Reynan dengan gemas.

"Lepas Ah! badan lo bau kaporit!" ucap Reynan seraya melepaskan dirinya dari dekapan Ale.

Ale hanya menampilkan cengiran kudanya membuat Reynan mendengus kesal.

Mata pemuda itu mengedar ke sekeliling mencari sosok yang menjadi lawannya.

"Dia kemana?"

"Oh, udah balik. Nih dia cuma ngasih uang taruhannya doang." ucap Ale seraya memberi gepokan uang berwarna merah pada Reynan.

"Malu kali dia kalah."

Reynan mengenyirtkan keningnya bingung. Malu? biasanya Batara akan mengajaknya balapan ulang ketika ia kalah. Karena Reynan tahu pria itu tidak akan pernah mau menerima kekalahan.

Aneh.

"Le, gue harus pulang."

"Kenapa? gak mau ngerayain kemenangan lo?"

"Anu..–"

"Ck, udah lama lo gak kumpul sama temen-temen."

"Lain kali deh le. Gue ada urusan penting."

"Yaudah deh, besok pokoknya harus maen ke markas!"

"Iya... yaudah gue pulang dulu ya!"

"Hati-hati sama bokap lo!"

Reynan tertawa kecil sebelum melajukan motornya.

Terdengar biasa saja. Tapi untuknya, itu adalah kalimat terpenting yang harus ia tanamkan pada diri nya.

Terkadang, mereka lah pembuat luka terbesarnya.
.
.
.

Ramai kota jakarta tidak menghalangi Reynan yang tetap berkeliling hanya untuk mencari ketenangan pikiran nya.

Ini hanya sebuah pengalihan agar ia tidak selalu menyakiti lengannya. Karena sudah banyak goresan di sana.

Ia pikir, ini adalah cara terbaiknya. Namun salah, tanpa sadar pria itu mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Menyalip kendaraan lain tanpa memikirkan keselamatannya.

Namun bukannya ketenangan yang ia dapat, malah memunculkan banyak nya kalimat-kalimat menyakitkan yang wanita itu lontarkan.

Sial!

Pria itu kembali menancapkan gas dengan penuh sampai pada dimana..

Tinnn!!!

Bruk

Sialan!

Reynan segera melepas helm full face yang ia kenakan dan turun dari motornya. Menghampiri seorang wanita yang barusan saja ia tabrak.

"Mba?" Reynan membawa kepala gadis itu pada pangkuannya.

Ia cukup terkejut saat setelah melihat wajah gadis itu.

Zeara.

Gadis yang beberapa hari lalu mengganggu ketenangannya di pantai.

"Woy! lo masih hidup kan?!" Reynan menepuk-nepuk pipi Zeara berharap mendapatkan respon dari gadis itu.

Namun nihil, Zeara pingsan.

Dirinya di kejutkan kembali saat telapak tangan yang ia gunakan sebagai tumpuan kepala Zeara terdapat darah dari kepala gadis itu.

"Woi bang lo nabrak dia?!!' ucap seorang pria yang bersama beberapa orang lainnya. Reynan yakini mereka adalah warga disini.

"Saya–"

"Wahh gak bener lo bawa motor!!"

"Iya saya bakal tanggung jawab. Sekarang tolong cariin taksi. Cepet bang!!" ucap Reynan yang langsung menggendong Zeara ala Bridal-style.

Tidak memerlukan waktu lama, taksi datang dan Reynan segera memasuki taksi itu.

"Rumah sakit terdekat bang. Cepet!"

••••••

10.05.21

Hmmm Reynan udah ketemu Zea lagi ...

Gw yakin di part ini kurang menarik, karena gue nulis juga lagi gak mood.

See you next part !!

TITIK KOMA [ON GOING]Where stories live. Discover now