09

209 28 13
                                    


***
Bagaimana jika kenyataannya, dia sama sekali tak luluh, hati nya sama sekali tak berpaling.
Bagaimana jika kenyataannya, seseorang yang selama ini kita doakan punya seseorang juga yang dia doakan, punya seseorang juga yang bersemi dalam hatinya, dan itu bagian terpahit dalam mencintai.

Adakah yang lebih sakit dari bagian mencintai dimana kita yang bersungguh sunguh dalam mendoakannya, sedangkan dia mungkin meminta hati lain pada Tuhan.

***

Aya menatap kosong beberapa kitab hafalan yang belum ia selesaikan, malam dimana pertunangan antara Misbah dan Nanda di laksanakan malam ini, sungguh hal itu sangat mengganggu konsentrasi Aya untuk mempelajari kisi kisi ujian, apa ia akan lulus untuk pelajaran ini nanti.

Ia menatap ponselnya yang belum ada pembaruan status dari laki laki yang ia tunggu, sedangkan kelas akan dimulai beberap menit lagi, apa ia harus hancur malam ini? Apa acara itu akan berlangsung dengan khidmat, sedangkan Aya sangat terluka di sini.

Jantung Aya berdegup kencang bukan berbunga bunga yang di rasakan melainkan ketakutan yang sangat dalam, ia menggepal tanggannya sendiri yang terasa dingin.

"Aya ayo ke kelas, sebentar lagi ustadz sampai"ajak Kia yang tiba-tiba menghampirinya ke bilik

"Sebentar Kia, Kia duluan aja" balas Aya

"Nungguin apa sih?"Kia menghampiri temannya itu yang masih sibuk melihat ponsel

"Kia" Aya memperlihatkan status yang baru saja dikirim dari seseorang, Aya tidak berani membukanya

Kia hanya menatap Aya sendu, "coba buka aja" ucapnya

Aya menutup matanya sebentar kemudian membuka story yang baru saja di kirimkan itu. Tidak terkejut lagi, saat foto ustadzah Nanda begitu manis tersenyum dengan memperlihatkan cincin tunangannya, bagai ada pisau tajam yang menusuk hati Aya saat ini, ia gigit bibir bawahnya di balik cadar.

"Udah, ayok enggak usah dipikirin"ajak Kia seraya mengusap punggung Aya

Aya mengangguk dan menghela nafas, ia menutup ponselnya cepat-cepat kemudian mengambil kitab pelajaran hari ini.

"Ya Allah, Dia telah mengkhitbah gadis lain hari ini, saat ia adalah sebuah doa yang selalu aku pinta, nyatanya tak ada kemudahan dalam menggapainya. Saat aku berusaha memantaskan diri Engkau kembalikan aku pada kehilangan yang tak ada habisnya.

Saat dia yang memintaku untuk menunggu Engkau tunaikan janjinya untuk meraih bunga yang lain, Engkau tumbuhkan rasa yang begitu megah di hati, padahal Engkau maha tau bahwa kami tak akan pernah bisa menyatu, kini Engkau telah biarkan hatiku sepatah-patahnya tak tertolong.
Engkau lemparkan aku pada sebuah kehilangan yang lebih sakit dari sebelum nya, apa doaku belum cukup untuk meluluhkan hati nya, Entah semulia apa wanita itu hingga memenangkan pertarungan doaku?"

Batin yang tak bersuara malam ini memenuhi pikiran Aya dengan banyak nya pertanyaan, "kenapa harus aku lagi Tuhan?"

Hanya tatapan kosong yang terpancar dari mata Aya, kejadian malam ini benar-benar membuat Aya linglung bahkan sampai tak bisa menangis. Konsentrasi nya sangat buyar saat 2 jam ujian tadi berlangsung, Aya rasa ia tak ada kesempatan meraih juara tahun ini.

Cinta Yang HabisDove le storie prendono vita. Scoprilo ora