08

360 42 18
                                    


***

Misbah masih menatap layar ponselnya, centang dua yang tak kunjung membiru, Laki-laki itu memberanikan diri semalam untuk menanyakan kabar Aya, keberatan juga apabila ia bertanya pada umminya yang sudah membesuk Aya beberapa hari yang lalu

Ia menghela nafas kasar, dan kembali menutup benda pipih itu, ia mengambil pecinya dan bergegas ke pesantren.

Sesampai di pesantren, ia menghampiri Adnan di pondok posko

"Assalamualaikum mas" sapa nya pada Adnan

"Waalaikumsallam, kenapa wajahnya lesu banget?" Tanya adnan melihat wajah Misbah yang tampak tak bersemangat

"Enggak apa apa mas" jawab nya tersenyum tipis

Misbah mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru pesantren, mencari keberadaan seseorang, siapa lagi kalau bukan Aya.

Hampir satu minggu semenjak malam gadis itu pingsan, Misbah belum mendengar kabar apa apa dari Aya.

"Cari siapa sih?"

"Aya mas"jujur Misbah

Adnan terkekeh sebentar kemudian menepuk pundak Misbah, "oalah misbah misbah, khawatir sama Aya?"

Misbah mengangguk pelan, "udah hampir seminggu Misbah enggak liat dia, Misbah chat pun enggak di balas"

"Terus kamu mau pilih siapa?, yakin mau nolak kyai?"

"Misbah enggak tau mas, Misbah enggak mau di jodohin"

"Tuh kan sikap mu itu loh, kamu itu enggak tegas dalam membuat keputusan misbah, kamu enggak bisa kayak gini, kamu enggak bisa miliki dua dua nya, harus pilih salah satu"

"Kalo kamu nolak tawaran kyai berarti kamu harus perjuangin Aya, dan kalo kamu enggak sanggup buat nolak tawaran kyai berarti kamu harus lupain aya dan jangan kasih harapan buat dia"

"Kamu harus pilih salah satunya misbah"

"Kalo Misbah nolak kyai, pasti abi marah mas, abi dekat banget sama kyai, mereka berdua udah kayak saudara, dan misbah juga enggak mau kecewain abi mas" jelas misbah, ia tidak tau apa yang akan terjadi kedepan

"Lagi pula kan, kamu yang paling di andalan kan kyai, kamu yang selalu jadi kebanggaan beliau, meski mas berharap kamu juga enggak bakalan kecewain beliau"

***

Aya berdiri di depan gerbang pesantren, ia menghirup udara segar, rasanya ia rindu dengan pesantren ini padahal baru beberapa hari ia libur karena sakit.

"Gimana ya nanti kalo aya ke pesantren gede, pasti bakalan rindu banget"monolog nya sendiri

Cling...

Lamunan aya terpecahkan saat mendengar suara pesan dari ponselnya, ia mengambil ponsel di dalam tas dan kembali melihat siapa yang mengirim pesan

Jari aya terhentikan saat melihat nama Misbah di layar, ia hanya membaca pesan itu tanpa berniat membuka room chat, ia membiarkan chat itu tanpa berniat membalasnya, kemudian kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas dan memilih memasuki gerbang pesantren.

Cinta Yang HabisWo Geschichten leben. Entdecke jetzt