Prolog

28 1 2
                                    

PrologMinggu, 17 Maret 2024. Tepatnya pada pukul 3 sore. Neil Aster Archer memutuskan mengelilingi kota untuk mencari ketenangan, bersama dengan temannya Moon Jae-won yang saat itu berstatus sebagai mahasiswa jurusan arsitektur semester dua. Mereka masing-masing membawa sebuah drafting tube* berisi kertas A2, penggaris segitiga, pensil, penghapus, dan sebuah drawing pen* berukuran 0,05 mm. Prinsip mereka adalah dimanapun dan kapanpun, tetap harus mengerjakan tugas. -Mereka memutuskan untuk berhenti sejenak, menikmati pemandangan danau yang sangat cantik. Neil melihat Moon Jae-won memakai jam tangan tua dengan layar kaca yang sedikit retak.

"Bukankah danau ini sangat cantik? Aku ingin tinggal di dekat danau ini. Danau ini membuat ku tenang dan membuat ku melupakan hidupku yang berantakan," ucap Neil dengan melemparkan sebuah kerikil ke arah danau.

Tanpa berpikir panjang, Moon Jae-won menepuk pundak Neil dan berkata, "Hahaha.. bicara apaan sih kamu? oiya, aku punya cerita tentang danau ini. Jadi jika kamu melemparkan koin ke dalam danau ini, lalu meminta harapan yang ingin dicapai dengan berteriak. Niscaya harapan kamu akan tercapai."

"Aku ingin sesekali bahagia! Aku ingin sesekali bahagia!" teriak Neil sambil melemparkan koin. Setelah itu, mereka pergi ke kafe terdekat untuk mengerjakan tugas konsep desain yang saat itu masih mendapatkan revisi dari dosennya.


***
[catatan :]
*drafting tube : tabung plastik yang biasa digunakan untuk menyimpan/membawa kertas berukuran besar.
*drawing pen : jenis pulpen yang banyak digunakan untuk membuat sketsa.

The Time We Loved
Oleh WooriHappiness
---
Ditulis 24 Maret 2024

Cerita ini merupakan karya asli penulis atau bersifat orisinil. Dilarang melakukan pragiarisme terhadap karya!

The Time We LovedWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu