[22] ULANG TAHUN

Comincia dall'inizio
                                    

"Lo beli itu buat apa?"

"Buat bekel kita lah."

"Emang kita mau kemana?"

"Nanya mulu lo kayak dora," sahutnya yang membuat Selena berdecak kesal.

Ksatria nenghentikan sebuah angkot yang melewati keduanya. "Gak masalah kan naik angkot?"

Ya gimana ya, Selena protespun tak akan membuat Ksatria mengurungkan niatnya.

"Kalo ada orang tahu sekolah kita, abis deh kayaknya," keluhnya seraya menutupi bedge sekolahnya.

Ksatria melepaskan hoodie yang sejak awal melekat di tubuhnya dan menyerahkannya pada Selena. "Bilang dong, gak usah kode."

"Buat apa. Pake aja buat lo."

"Buat lo aja. Gue bisa buang nih baju biar ga ada yang liat." Ksatria langsung membuka kancing seragamnya hingga meninggalkan kaos hitam andalannya. "Titip." Ia menyerahkan juga seragam putihnya pada Selena, sebab hanya cewek itu yang masih membawa ransel.

Dengan enggan Selena memakai hoodie cowok itu, seriusan deh wangi banget.

"Bang, kiri!"

Ksatria menariknya turun, setelah membayar ongkos angkot keduanya kembali berjalan menyusuri jalanan.

"Sampe," ujar Ksatria tepat ketika keduanya berdiri di depan pintu masuk taman hiburan yang masih sepi, ya jelas sepi wong masih pagi.

"Kita ngapain ke sini?" tanya Selena dengan bingung.

"Buat seneng-seneng, ayo!" Dengan penuh antusias Ksatria membawa Selena masuk. Karena semalam hujan, jalannya jadi becek membuat sepatunya dipenuhi oleh lumpur.

"Sat, sepatu gue jadi kotor."

Ksatria menunduk, melihat keadaan sepatu Selena. "Mau pake punya gue?"

"Bukan gitu. Mending kita pulang aja, yuk."

"Inget perjanjiannya?"

Selena berdecak dan kembali mengikuti langkah Ksatria. "Gue mau naik semua wahana," ucap Ksatria.

"Lo bukan anak kecil lagi," tegur Selena.

Ksatrua terkekeh, mengabaikan perkataan Selena, dia malah membeli karcis untuk menaiki komidi putar.

Tahu gak apa yang gila? Selena ikut saja. Bahkan saat orang-orang yang berlalu lalang menyaksikan keduanya menaiki komidi putar sambil mencibir, Ksatria tetap tak peduli dan nampak menikmatinya.

"Gimana menurut lo?"

Selena menoleh. "Gue malu!"

"Malu sama siapa? Lagian lo gak kenal sama orang-orang di sini, ngapain malu."

"Tetep aja."

"Kita naik ini bayar, gak harus ada yang buat lo malu."

Iya sih, tapi ya udahlah.

Setelahnya Ksatria mengajak ke permaian lainnya. Cowok itu mencoba lempar gelang dan berhasil meraup sebuah beruang berukuran sedang membuat Selena menjerit kesenangan, bahkan rumah hantu sekalipun, dari sana Selena baru menyadari kalau ternyata Ksatria itu penakut. Badan aja kekar, sama hantu takut, cemen!

Tanpa sadar Selena menikmati juga kegiatannya, ia bahkan lupa kapan terakhir bersenang-senang seperti ini.

Beberapa jam berlalu, karena kelelahan mengitari semua permainan, akhirnya Ksatria membawa Selena pergi ke bawah pohon rindang dan mengeluarkan beberapa makanan yang sudah keduanya bawa.

"Lo sering ke sini?" tanya Selena seraya meneguk minuman.

"Dulu." Tatapan Ksatria menelisik jauh.

"Dulu?" tanyanya.

Ksatria mengangguk. "Iya, dulu pernah ke sini."

"Sama siapa?"

"Udah mulai kepo masa lalu gue?" godanya dengan tersenyum menyebalkan.

"Apaan sih," kilahnya seraya mengipas-ipasi wajahnya sendiri.

Membayangkan Ksatria pernah ke tempat ini serta melakukan apa yang keduanya lakukan seperti tadi entah mengapa membuat perasaan Selena berkecamuk. Siapa sih cewek itu? Seperti terdengar sangat spesial.

"Gimana perasaan lo?" tanya Ksatria tiba-tiba.

"Biasa aja."

"Lo gak ngerasain apa-apa?" tanyanya penuh harap.

"Apa?"

Ksatria mendengus malas. "Lupain."

Apa sih gak jelas banget!!

"Sebelum pulang, gue mau kita naik itu dulu." Ksatria mengajak Selena untuk menaiki bianglala.

Kedua bola mata Selena berbinar. "Ayo!" Lagian siapa sih yang nolak kalo di ajak naik biang lala.

Keduanya membeli karcis lalu menaiki biang lala tersebut.

"Bagus banget pemandangannya," kagum Selena.

"Apalagi kalo malem," sambung Ksatria. "Lampu-lampu kota bakalan kelihatan lebih indah dari biasanya."

"Oh iya?"

"Kapan-kapan gue ajak ke sini malem-malem," yang di balas dengan anggukkan antusias oleh Selena.

Seakan teringat oleh sesuatu, Selena merogoh sesuatu dari dalam ranselnya. "Tentang kado itu ...."

Ksatria terkekeh. "Gue cuma bercanda, kado gak penting buat gue, yang penting itu lo."

"Gue bikin sendiri, gak tahu bagus atau enggak, gak tahu lo bakalan suka atau enggak. Setelah ini, lo mau buang juga gak papa." Selena menyodorkan sebuah gelang. Gelang custom buatannya sendiri.

Selena grogi bukan main karena reaksi Ksatria hanya diam seraya menatap gelang tersebut, apakah terlalu buruk?

"Lo ... lo gak suka ya? Ya udah gue ...."

Tiba-tiba Ksatria langsung menarik gelang itu dan menelitinya dengan cermat. "Lo tahu darimana gelang ini?"

"Gak tahu, tiba-tiba kepikiran aja."

Entah gimana ceritanya, tiba-tiba Selena melihat kedua mata Ksatria yang berkaca-kaca. Sejelek itu kah sampai cowok itu mau menangis saat melihatnya.

"Lo gak suka ...."

"Sial, gue seneng banget!" cowok itu memalingkan wajah dan mengusap wajahnya. Sementara Selena menatapnya dengan bingung. "Gue suka hadiah dari lo, suka banget. Ini adalah hadiah terbaik yang pernah gue punya."

Hati Selena menghangat, rupanya cowok itu menyukainya. Rupanya kekhawatirannya selama ini tidak benar.

"Makasih," ucap cowok itu dengan sangat tulus.

Seolah dunia berhenti berputar dan yang ada hanya Selena dan Ksatria saja.

Selena terdiam saat Ksatria mulai mendekatkan wajahnya, tahu apa yang akan cowok itu lakukan, Selena memejamkan kedua matanya erat-erat dan bersiap dengan apa yang selanjutnya terjadi.

"Eh, bang, neng, di tempat umum kagak usah berbuat mesum!"

Ambyar sudah, pasti wajah Selena semerah tomat busuk atau apalah itu. Bisa-bisanya bianglala berhenti tepat saat keduanya mau ciuman.

Sementara Ksatria malah terkekeh melihat ekspresi Selena, ia mendekatkan wajahnya kemudian berbisik pelan. "Nanti kita lanjutin."

Sialan.









Guys komentarnya untuk part inii ...

Lanjut gak?

Spam komen untuk next cepatt yaa suyungg💓

See yaa💓

KSATRIA [BAD-BOYFRIEND]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora