CHAPTER 11 The End and the Beginning

7 1 0
                                    

Dua minggu kemudian, di mana hari-hari sebelumnya digemparkan oleh kabar kematian Matthias Ramsey yang mengalahkan berita pendaratan manusia ke Bulan, pada sore hari.

"Aku masih tidak mengerti bagaimana bisa Engelhart bisa semudah itu mengatasi kasus kemarin." Pieter mengernyit. Ia sudah sepenuhnya pulih.

"Dia punya banyak uang, Kawan," jawab Frank. "Dia mengerjakan bagiannya dengan baik."

Keduanya sedang berjalan-jalan di koridor terbuka samping taman gedung Alpha House. Pieter memandangi patung serigala besar di tengah air mancur. Patung serigala itu berwarna putih, berdiri dengan empat kaki, matanya mendelik buas, dan taring-taring tajam tampak dari mulutnya yang terbuka.

"Apa kau punya ide untuk aku menghabiskan waktu di tempat ini—selain menjadi asistenmu?" Pieter menoleh ke Frank.

Frank melirik tersinggung. "Pertama-tama, mari kita temui calon orang-penting-ketiga pack ini." Ia berbelok, lalu berjalan menuju taman. Pieter membuntuti, terperangah mendapati seorang pemuda yang 'tiba-tiba' sudah muncul di dekat air mancur itu. Pemuda itu mengenakan seragam dinas militer berwarna cokelat. Rambut hitamnya yang tidak begitu bergaya tersisir rapi. Ia berbalik, menampakkan wajahnya yang berwibawa—dan penutup mata di mata kiri.

"Sore, Kawan." Frank melambaikan tangan, tersenyum. "Belum berhasil dengan operasi matamu? Sudah aku katakan, biar aku saja yang menanganimu."

"Tidak, terima kasih." Morgan tersenyum ngeri, menjabat tangan pria itu. Ia mengerling ke pemuda di samping Frank. "Senang bertemu denganmu, Pieter Wolfstein."

Pieter tersenyum seraya membalas tangan Morgan. "Senang bertemu denganmu juga ...."

"Morgan Stellar. Di Underwolf, aku dipanggil Astro."

"Dia alumni Perang RMP," kata Frank di telinga Pieter. "Oh, iya, Morgan. Aku dengar LMA sedang merekrut anak baru. Mungkin kau bisa mempertimbangkan anak ini."

Morgan meneliti Pieter dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Frank, bisakah kau menunggu di koridor biasa?"

"Baik." Frank tidak keberatan. Ia menepuk pundak Pieter. "Tetaplah di sini. Aku akan kembali." Ia lalu pergi.

"Kau dihajar Mr. Physics Force, diseret Siberian Husky, diselamatkan Mercedes, dan direkrut langsung oleh Engelhart." Morgan melipat tangan. Sekarang ia terlihat lebih santai. "Dan sekarang kau berbicara denganku. Bagaimana menurutmu, Wolfstein?"

"Gila." Pieter menjawab santai seakan ia tidak sedang berhadapan dengan salah satu warrior terkenal Light Moon Pack. "Aku sempat mengira seseorang menyuntikku dengan heroin murni."

Morgan menatap Pieter. "Apa kau kebingungan?"

"Sangat." Pieter menunduk.

"Bagaimana rasanya ... menjadi bukan manusia lagi?"

Pieter bergeming. "Rasanya seperti ...." Ia menyugar rambut. "Seperti mati lalu hidup kembali."

Morgan menurunkan tangan dari dada, memandang bunga-bunga indah yang disinari matahari. "Jika kau sungguh-sungguh ingin menjadi seorang warrior, datanglah ke Warrior Academy, pusat Stellarburg. Mantan manusia biasanya kuat, sayang jika kekuatanmu tidak dimanfaatkan dan hanya diredam dengan Anti-Shift setiap saat." Ia berkata serius. "Tapi jangan terlalu menonjol di sana. Kami tidak ingin orang lain tahu bahwa kau adalah seorang mantan manusia."

Pieter menipiskan bibir. "Aku berjanji," balasnya mantap.

"Bagus. Sampai berjumpa di lain waktu, Wolfstein." Kaki Morgan yang bersepatu bot beresleting melangkah meninggalkan taman.

Pieter mendongak dan menatap patung serigala itu.

Sementara itu, di ruang kerja sang Alpha.

Carl berdiri dengan posisi istirahat, tiga langkah dari Arthur. Arthur berdiri, kedua tangannya terkepal di atas meja. Pecahan kaca berserakan di lantai.

DIE STERNE: UNDERWOLFWhere stories live. Discover now