CHAPTER 5 The Operator: Siberian Husky

4 1 0
                                    

Nikolai bersandar di tiang lampu, menggigit sebatang sigaret yang sudah disulut. Ia mendongak ke gedung bertingkat-tingkat yang bercat putih tulang itu. Ia lalu menoleh ke jalan. Orang-orang dan serigala-serigala besar bersiap untuk berjaga pada malam hari, seperti biasa sejak Perang RMP.

Nikolai mengambil sigaret dari mulut dan mengembuskan asap. Ia berjalan menuju gedung Pack House I. Sigaret yang sudah pendek itu ia buang. Di depan pintu utama, ia diadang oleh seorang penjaga.

"Maaf, Sir. Tidak ada kunjungan setelah pukul sembilan," kata penjaga itu.

Pintu dibuka dari dalam oleh Carl. Carl keluar, menghadap si penjaga. "Biarkan dia masuk."

Si penjaga mengernyit tidak terima—matanya langsung beralih dari Carl. Ia menoleh ke Nikolai. "Anda boleh masuk, tetapi silakan tinggalkan dokumen identitas Anda."

Nikolai menyerahkan semua dokumen identitasnya—kartu identitas sebagai warga negara Amerika dan dokumen keanggotaan LMP. Si penjaga mengecek sebentar dokumen Nikolai. "Silakan, Sir."

Nikolai melangkah menyejajari Carl yang berjalan cepat-cepat. "Kau sempat memutus mindlink tadi. Ada apa?"

"Tidak apa-apa."

Langkah mereka menggaung di lobi Pack House I yang gelap dan sepi.

"Kau tampak kusut, Commander." Nikolai memperhatikan mata Carl yang padam. "Kau butuh istirahat."

"Setelah aku menyelesaikan sipir itu," kata Carl tegas.

Carl dan Nikolai masuk ke lift. Nikolai menekan tombol. Carl memasukkan tangan ke saku celana.

"Kenapa kau tidak bisa membaca mindlink Engelhart?" Carl menatap pintu lift.

"Dia melanggar undang-undang—menggunakan sihir tanpa izin," jawab Nikolai, "dia dapat melakukan private mindlink. Jadi, operator tidak dapat mendengar balasannya, kecuali jika operator berada di dekat Engelhart—maksudku, kau bisa mendengarnya bicara sendiri."

Carl mengernyit. "Sejak kapan kau bisa membaca personal mindlink agen Underwolf lain?"

"Sejak aku keluar dari Royal Pack Special Forces."

Lantai 5. Lift terbuka. Carl dan Nikolai keluar. Mereka berhenti di depan ruangan paling pojok. Nikolai mengetuk pintu. Sejurus kemudian, seseorang membuka pintu—seorang pria berusia tiga puluhan. Ia memandang pemuda pucat berkaus hitam di depannya, lalu ia terbelalak melihat si pria Inggris berkemeja putih lengan pendek dengan sabuk hitam mengkilap.

"Selamat malam, Sir," sapa Nikolai ramah.

"Se–selamat malam."

"Izinkan kami untuk meminta sebentar waktumu."

"Tentu saja, silakan masuk." Si sipir membuka pintu lebar-lebar.

Carl dan Nikolai masuk, menyusul si sipir. Mereka bertiga duduk di ruang tamu yang remang-remang.

"Aku hendak menanyakan beberapa hal padamu, Sir," kata Nikolai. "Apa yang kau lihat di Penjara Pintu Merah setelah Mr. Lorentz pergi dari tempat itu?" tanyanya langsung ke inti.

Carl melirik Nikolai.

Si sipir terdiam sejurus dengan tatapan lurus ke Nikolai. "Mr. Ramsey dan Mr. Mercy membawa manusia itu."

"Apakah kau tahu atau kau mendengar ke mana mereka membawa manusia itu?"

Carl mengerling ke tangan si sipir yang bertaut.

"Tidak."

Nikolai menghela napas. "Apa kau sempat mendengar percakapan mereka?"

"Tidak, aku berjaga di koridor—"

"Betapa konyol." Semua mata tertuju ke Carl. "Kau seorang werewolf, Mister. Mana mungkin telingamu setuli itu? Sebaiknya kau pergi ke dokter dengan bayaran dari Mr. Ramsey itu." Carl mencondongkan tubuhnya ke depan. "Lagi pula, aku ingat betul kau menyusul Mr. Mercy di depan pintu."

"Jangan mencoba memanggil bantuan lewat mindlink, Sir!" Nikolai berkata tajam. "Dan jangan mencoba berganti shift dengan serigalamu sekarang!"

Si sipir terbelalak. "Bagaimana—" Ia berseru saat kerah bajunya ditarik Carl. "Tidak! Jangan—" Ia memejam.

"Katakan padaku, apa yang telah Ramsey lakukan pada manusia itu!" Suara kasar Carl yang penuh tekanan sukses membuat si sipir gemetar hebat.

Si sipir memalingkan wajahnya yang memucat. Ia merinding saat jari-jari dingin itu naik ke lehernya.

"Katakan padaku!"

"Mr. Mercy menggigit manusia itu!" Si sipir menjawab cepat dengan suara bergetar.

Carl mengernyit.

"Mr. Ramsey memaksa Mr. Mercy menggigit manusia itu! Dia ...." Si sipir menelan ludah. "Dia memintaku tutup mulut."

Bahu Carl turun. Ia melepas cengkeramannya. Si sipir terbanting ke sofa dan tersengal-sengal.

Carl menggeram, jari-jarinya mengepal sampai urat-urat di lengannya terlihat. "Si bangsat-sinting-terkutuk Engelhart ...!"

Nikolai diam menyimak.

Beberapa menit kemudian, di lift.

"Apa kita harus memperbarui informasi penyelamatan manusia itu ke Beta Matthias?" Nikolai melipat tangan.

"Tidak lewat mindlink," jawab Carl.

"Mengapa kita tidak sekalian mendatangi flat Mercedes?"

Carl mengernyit jengkel. "Aku butuh istirahat."

Mereka berjalan di lobi.

"Orang-orang Beta Matthias juga berjaga malam ini." Nikolai menyulut rokok. "Alpha Arthur akan memberhentikan jam malam mulai minggu depan, sejalan dengan berakhirnya Perang RMP."

Carl mengangguk-angguk saja.

Mereka sampai di pintu utama.

"Oh, aku hampir lupa." Nikolai berhenti, tersenyum dengan sigaret di sudut bibir. "Apa kau masih ingat gadis yang pernah kita temui di New York saat kita memulai penyelidikan?"

"Iya."

"Aku akan menikah dengannya." Pemuda itu tersenyum semakin lebar.

Carl menyipit. "Kau serius?"

"Aku serius." Nikolai mengambil sigaretnya, tertawa dengan mulut berasap-asap. "Kami akan menikah setelah tugasku di Underwolf selesai—tentu dia tidak tahu tentang Underwolf. Aku harap itu secepatnya."

"Selamat," ucap Carl sedikit tulus. "Dan aku juga berharap begitu."

"Sampai jumpa." Nikolai membuka pintu dan keluar. Ia lantas meminta kembali dokumennya si penjaga. Carl balik kanan, kembali ke flatnya.

Ferrari merah itu masih di parkiran.

DIE STERNE: UNDERWOLFWhere stories live. Discover now