CHAPTER 9 The Meeting

7 2 0
                                    

Martin berdiri jauh dari ayahnya yang asyik berbincang-bincang dengan para hadirin. Mata Martin awas mengawasi pintu aula, tempat di mana seorang pria dengan pin kepala serigala di kerah jasnya berhenti sejenak saat disambut seseorang. Pria itu dikawal dua ajudan.

"Alpha Rex sudah masuk."

Di tempat lain, Carl menyusuri koridor seraya memperbaiki manset lengannya. "Husky, status."

"Aku sedang berkeliling di luar hotel. Aku mendapat informasi, setidaknya ada tiga operator di sini. Tapi kemampuan mereka rata-rata."

Carl memasuki lift, menekan tombol. Ada dua orang di lift itu sebelum Carl bergabung.

"Jadi, kita hanya duduk dan mengamati, begitu?" tanya Pieter. Sekarang ia duduk di restoran hotel bersama Frank. Mereka selesai makan malam beberapa menit lalu.

Frank mengangkat bahu. "Ya. Memangnya apa yang kau harapkan? Tembak-tembakan atau pertarungan brutal? Beraksi seperti film mata-mata terkenal itu?" Ia kembali membaca koran—koran terbitan manusia.

"Siapa sebenarnya komandan kalian? Physics Force atau Engelhart?"

Frank menatap sebal pemuda di seberangnya. "Kau itu banyak bertanya, ya?"

Pieter mendengus pelan, membuka buku terbitan zaman Revolusi Industri berjudul lengkap Panduan untuk Manusia Serigala Pemula Jilid 1 seraya menyandarkan punggung. Sejurus kemudian, ia mengerling. "Kau punya rokok?"

"Aku saja tidak merokok." Frank menjawab agak ketus tanpa mengalihkan pandangan.

Pieter menutup mulut, kembali membaca buku yang ia pegang, mengamati perbandingan bentuk serigala werewolf: dari lycan, lycan werewolf, werewolf, shapeshifter werewolf, dan yang paling buruk rupa adalah werewolf mantan manusia—yang digigit lycan.

Pieter meringis ngeri, lantas berbisik, "Frank. Siapa yang menggigitku kemarin?"

Frank menoleh dan melotot kaget.

Seorang wanita menghampiri dan menyapa Frank. Frank berdiri, balik menyapa wanita itu. Mereka berbincang-bincang, Pieter tidak menyimak, tetapi sempat mendengar mereka sedang menyinggung karier Frank sebelumnya sebagai salah satu sekretaris Gamma Boris Stellar.

"Ini Rudolf. Dia bersamaku. Rudolf, ini Miss Theresa Argentin, anggota Council RMP termuda sepanjang sejarah—setidaknya sampai perang itu terjadi." Frank menepuk bahu Pieter, memberi kode untuk berdiri.

Pieter mengernyit.

Frank melotot samar.

Pieter berdiri, tersenyum seraya mengulurkan tangan. "Rudolf." Ia agak gugup.

Wanita berambut abu-abu lurus dan mata keabuan itu menjabat Pieter. "Theresa Argentin. Senang bisa mengenalmu." Bibir tipisnya yang berlipstik merah tersenyum ramah.

Frank tersenyum. "Silakan duduk, Miss. Apa kau ingin minum?"

Theresa mengangguk sopan. "Tidak, terima kasih."

Tiga orang itu duduk.

"Aku datang menggantikan rekanku yang menghilang," kata Theresa.

"Aku turut menyesal mendengar itu." Frank menautkan jari-jarinya.

Theresa tersenyum seraya mengeluarkan sesuatu dari tasnya. "Keberadaan Ferrari di sekitar sini itu benar adanya."

"Sungguh?" Mata Frank berbinar-binar. Ia menerima sebuah foto hitam putih yang disodorkan Theresa. "Apa ini asli?"

Pieter ikut melihat foto itu.

"Tentu. Baru diambil kemarin siang." Theresa membalas serius. Ia melipat tangan di meja.

DIE STERNE: UNDERWOLFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang