13. Tengah Malam🗻

264 33 1
                                    

.
.
.
.
.

"HanGuang-Jun, terimakasih. Dengan ini, tugas saya telah sempurna, dan tidak ada sesuatu yang mengganjal di hati saya lagi. Saya bisa hidup dengan tenang."

Kata-kata itu masih bisa aku tangkap dari udara senyap yang bergetar.

Berapa lama seorang Mian-Mian telah hidup jika dia telah menunggu Lan Zhan selama sepuluh generasi? Seratus tahun? Jumlah itu mungkin terlalu sedikit.

Selama ini aku tidak pernah menyadari bahwa ia terpaut usia sangat jauh denganku sampai sepuluh generasi. Kultivasi menjadikannya kelihatan berusia tidak lebih dari tujuh puluh.

Katakan jika itu memang benar seratus tahun, apakah selama itu pula dirinya menderita karena rasa bersalahnya padaku dan pada Lan Zhan? Lalu kenapa aku tidak menyadari semua itu padahal aku selalu bersamanya setiap hari selama bertahun-tahun? Kenapa? Kenapa setelah penyatuan jiwa, aku baru menyadarinya?

Melihatku pasti sangat menyiksa untuknya. Kendati demikian, dia selalu menyayangi dan membimbingku dengan penuh kasih sayang dan tanggung jawab tanpa sedikitpun mengeluhkan bahwa aku adalah Wei WuXian, seseorang yang menjadi beban moral untuknya.

"Nona Luo, istirahatlah. Mulai sekarang, jangan memikirkan hal ini lagi. Semua telah selesai, dan aku ingin memulai dengan hidup yang baru. Begitupun dirimu, hiduplah dengan tenang."

"HanGuang-Jun, aku akan tenang hanya jika engkau bersedia menyanggupi permohonan seorang pelayan." Kata-kata yang nenek ucapkan begitu sarat makna. Dia memohon kepada satu-satunya yang dia percaya akan menepatinya.

Wang Yibo bernada lembut dan penuh perhatian, "Katakan."

"Kumohon, jagalah Xiao Zhan dengan segenap hatimu. Bagaimanapun, Xiao Zhan tetaplah cucuku yang paling aku sayangi."

Kudengar Wang Yibo menyanggupi tanpa menunda sedetikpun. "Aku akan menjaganya dengan nyawaku."

Aku rasa Lan Zhan tidak pernah berpikir jauh tentang apa yang dia ucapkan itu. Dia tidak mengerti betapa berat janjinya kepada Mian-Mian. Betapa sering dia terluka hanya karena menepati sebuah janji. Luka yang bahkan mengantarnya kepada kematian.

"HanGuang-Jun, saya tahu engkau tidak pernah mengingkari janji. Jadi saya sudah benar-benar tenang sekarang." Mian-Mian baru saja menyandarkan segala harapan di pundaknya. Kuharap di kehidupan sekarang, aku tidak terlalu membebani Lan Zhan. Aku harap aku dapat hidup lebih lama dan melindunginya, seperti dia telah melindungiku dengan segala yang dia miliki.

Nenek berkata sesuatu pada Wang Yibo. Aku tidak begitu mendengar jelas, tapi Wang Yibo kemudian berujar, "Biar aku saja. Kau tidur saja. Sudah sangat malam."

Lama keheningan tercipta sampai aku mendengar pintu kamarku berderit, Wang Yibo masuk dengan langkahnya yang sunyi, meski begitu aku dapat mengintip sosoknya yang tegap dari balik selimut. Membuka lemariku dan mematung di sana.

Akupun menyibak selimut sepenuhnya dan mengajaknya bicara, "Lan Zhan..." Wang Yibo berbalik badan, tampak terkejut melihatku telah sadar sepenuhnya. Dia mendekatiku dan menyentuh keningku lembut, "Sudah tidak mabuk?"

"Apa yang kau lakukan di depan lemariku?"

"Nona Luo ingin mengambilkan baju untukku. Katanya aku harus mandi. Tapi aku menyuruhnya istirahat."

"Aku sedang mencari baju."

Aku tidak begitu mendengar apa yang dikatakannya. Aku sedang tidak ingin memikirkan apapun, aku hanya ingin bersama Wang Yibo saat ini,

"Yibo..."

"Aku di sini."

Bertahun-tahun lamanya aku meninggalkan Lan Zhan dalam penyesalan dan penderitaan, hanya karena dia tidak mampu melindungiku dari sakitnya kematian meskipun sudah mengusahakan segala cara. Aku, Wei WuXian, meninggalkannya dengan penuh luka. Aku bahkan tidak tahu kalau Lan Zhan selalu menantiku di ujung waktunya, memanggil jiwaku selama bertahun-tahun tanpa aku sendiri mendatanginya.

Cloud RecessesWhere stories live. Discover now