9. Lan WangJi🗻

290 32 1
                                    

.
.
.
.
.

Tinta hitam yang masih baru di kertas Wang Yibo sedikit luntur karena terkena tetesan air. Itu dari mataku. Aku tidak kuasa untuk menahan kesedihan dan rasa haru setelah membaca tulisan Wang Yibo tentang Lan XiChen yang berjuang untuk adiknya. Aku tidak pernah berpikir bahwa peninggalan Lan WangJi selain guqin di rumahku masih ada di dunia ini, dan itu ada di Yunmeng Jiang. Aku pikir semuanya sudah dibawanya ke alam kematian.

Detik itu aku merasa Lan WangJi masih hidup. Dia ada di sisiku.

Aku menggosok mataku yang memerah, "Apa kau yakin pita dahi dan hanfu Lan WangJi ada di Yunmeng Jiang?"

Ini adalah berita besar dan kebahagiaan mutlak untukku, sampai tidak sadar suaraku meninggi. Wang Yibo meletakkan jari telunjuk di bibir tipisnya, "Sttt...".

Seluruh mata kembali menatap tajam ke arah meja kami.

"Ini rahasia." Reflek aku menepuk mulut lenturku ini. Benar-benar konyol. Seharusnya aku bisa lebih sedikit mengerti situasi. Apa yang aku pikirkan sepertinya berbeda dengan laki-laki di hadapanku ini. Bibir Wang Yibo terbuka dan bahunya terguncang-guncang kecil. Jelas dia sedang tertawa. Apa yang barusan itu lucu? Aku sendiri tidak yakin.

Kemudian aku menulis di kertas itu,

Apa itu benar-benar asli?

Dia mengangguk mantap.

Sial. Aku benar-benar ingin terbang ke Yunmeng Jiang sekarang.

Sebelum itu, aku ingin lebih dulu menyelesaikan agenda hari ini. Aku ingin tahu lebih banyak tentang cerita Wang Yibo. Mungkin dia memiliki kejutan yang lain? Aku ingin bertanya sebanyak mungkin padanya sembari berkeliling kota.

Mengangkat tanganku, aku memanggil kakek tua pemilik kedai untuk memesan satu kendi Senyum Kaisar. Setelah itu kami akan segera pergi dari tempat ini dan berjalan-jalan ke tempat lain.

Mataku menangkapnya yang sedang memandang intens ke arah Wang Yibo dari kejauhan. Padahal dia sedang menuang minuman, tapi pandangannya sama sekali tidak teralihkan. Air yang dituang meluber cukup banyak, kemudian seseorang datang untuk membersihkan kekacauan kecil itu.

Aneh. Aku sedikit khawatir tentang sesuatu.

Kakek tua berjenggot putih itu kemudian menghampiriku dengan gestur tidak nyaman setelah aku melambai padanya. Dia sampai di meja kami dan berucap dingin. "Apa yang Anda perlukan?" Sangat sopan. Kelewat sopan sehingga terdengar kikuk.

Aku sedang tidak ingin berpikir terlalu banyak. "Aku ingin satu kendi Senyum Kaisar." Segera setelah itu, dia pergi mengambil pesananku.

Wang Yibo memandangku cukup intens dengan keterkejutan yang nyata, "Kau pemabuk?"

Aku tahu dia akan bertanya. Dia sudah menatapku dengan heran sejak aku menyebut Senyum Kaisar. Aku menyeringai lebar, menepuk bahunya. "Pantang untuk penjaga Relung Awan meminum arak. Itu untuk Gege, dariku."

"Untukku?" Katanya menunjuk dirinya sendiri. Lalu aku menjawab, "Ini hadiah terbaik yang Gusu Lan miliki sebagai permintaan maafku. Lalu--" Aku mengambil jeda sejenak. "--Aku ingin menukar satu kendi Senyum Kaisar dengan ceritamu." Aku membuat kesepakatan sepihak yang membuat kedua alis laki-laki tampan itu terangkat, "Kau mau menyuapku, ya?" Selain tampan dan baik hati, rupanya laki-laki Yunmeng ini sangat peka.

Tawa kecilnya menguar. Manis. Sepertinya dia mengerti kalau aku sedang mencoba menyuapnya.

"Kau memang pintar mengambil hati orang lain, ya?" Wang Yibo menepuk puncak kepalaku lembut membuat rambut yang sudah kusisir dengan rapi sedikit berantakan. Seharusnya dia tahu kalau pujian itu lebih cocok untuknya. Dia paling pintar mengambil hati orang lain, hatiku.

Cloud RecessesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang