Bab 1

822 51 1
                                    

Di sebuah rumah sakit thailand terlihat seorang wanita yang sedang mondar-mandir dengan wajah yang di penuhi rasa cemas dan khawatir, sudah berulang kali dia melewati hal ini tapi entah mengapa saat ini dia meras sangat takut
"freen tenanglah aku yakin bibi pasti baik-baik saja"
"aku tidak bisa nam, aku benar-benar sangat khawatir"
"aku tau tapi jangan seperti ini, lebih baik kamu duduk dulu"
"Nam.."
"freen kamu juga harus menjaga kesehatanmu, akhir-akhir ini kamu sangat sibuk di kantor dan juga sibuk menjaga bibi, aku takut kamu akan jatuh sakit"
Freen menghela napasnya pelan, dia duduk dan bersandar di ikuti nam yang juga duduk di sampingnya, perasaan takut itu tidak bisa freen kendalikan berulang kali dia menarik napas dan mengeluarkan secara perlahan tetap saja tidak bisa membuat hatinya tenang sedikitpun
Setelah menunggu di depan ruang operasi beberapa jam, dokter yang menangani operasi ibunya pun keluar, freen dan Nam langsung mendekati dokter tersebut
"Dokter bagaimana operasi ibu saya"
Dokter menghela napasnya pelan dan berkata "maafkan kami, operasi ini tidak berjalan dengan lancar"
"a,,apa maksud dokter?"
"khun nun,,beliau menyerah untuk pengobatan kali ini"

Deg

Jantung freen seakan di paksa berhenti mendengar perkataan dokter baru saja, dia menggeleng cepat dan berkata
"tidak dokter, aku mohon jangan katakan itu, mae tidak akan menyerah, dia tidak mungkin meninggalkanku sendiri"
"maafkan saya freen, tapi penyakit khun nun sudah menyebar hampir ke semua organ vitalnya, dia tidak bisa menahannya lebih lama lagi"
Freen terduduk mendengar perkataan dokter yang memang dari awal sudah memintanya untuk bersiap atas hasil apapun yang akan terjadi dan meyakinkan hatinya untuk bisa menerima keadaan apapun tapi setelah mengalaminya freen benar-benar tidak bisa menahannya, bagaimana mungkin ibunya menyerah dan meninggalkan dia sendiri seperti ini
nam yang melihatnya langsung memeluk freen dengan tangisan yang sudah dia tahan dari tadi, freen menatap nam dengan air mata yang mengalir begitu banyak
"Nam tolong katakan pada dokter untuk memeriksa mae lagi, aku yakin mereka salah, mae tidak mungkin pergi"
"freen tolong jangan seperti ini, bibi akan sedih melihatmu seperti ini"
"jika dia sedih maka dia harus kembali nam, dia tidak boleh meninggalkanku sendiri"
Freen menangis dengan keras "bagaimana bisa mae melakukan ini padaku, tolong kembali aku mohon"

Nam menangis dan mengeratkan pelukannya pada sahabatnya itu, sungguh dia benar-benar sangat sedih melihat freen yang seperti ini
"kamu harus sabar freen, setidaknya bibi tidak merasakan sakit lagi, dia sudah bahagia di surga"
"lalu aku? Bagaimana denganku nam, dia seharusnya mengajakku bersamanya dan tidak meninggalkan aku sendiri, apa yang harus aku lakukan tanpanya nam"
"Freen aku mohon jangan berbicara seperti itu"
"Dokter tolong kembalikan mae padaku, sungguh aku tidak mempunyai siapapun lagi selain dia"
Tangisan freen membuat dokter di sana menjadi sangat iba melihatnya, mereka sangat tau bagaimana perjuangan freen untuk membuat ibunya sembuh dari penyakitnya tanpa rasa lelah dan tanpa mengeluh sedikit pun wanita yang sedang menangis tergugu itu merawat ibunya meskipun harus bolak-balik rumah sakit dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit, freen selalu melakukannya dengan baik
tidak terkecuali dokter nut yang sudah menjadi teman freen ketika pertama kali freen merawat ibunya di rumah sakit ini,
"tolong urus jenazahnya dengan baik suster"
"Baik dokter"
Dokter nut menatap lama freen, dia sangat ingin menenangkan wanita yang sudah mencuri hatinya ketika pertama kali melihatnya itu, tapi dia tidak mungkin melakukannya karena sekarang ada sahabat dari freen yang sudah melakukannya
Dia berjongkok di depan freen dan berkata
"aku turut berdukacita freen, sebagai teman dan dokter yang merawat ibumu aku sangat menyesal dengan apa yang terjadi"
Freen hanya diam saja, tatapan matanya sungguh menggambarkan kesedihan yang mendalam, entah apa yang akan dia lakukan kedepan setelah kepergian wanita yang sangat dia cintai itu
****
Di tempat lain tepatnya di bandara internasional thailand terlihat seorang wanita berjalan ke luar bandara setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan dengan raut wajah datar, kaca mata bertengger di hidung mancungnya

Revenge and Love (freenbecky)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin