ʕ• chap16 •ʔ

27 8 0
                                    





𓃬𓃬motocy'crush𓃬𓃬











Tak terasa Naya sudah berada di Jogja selama satu minggu penuh. Selama itu pula Arka semakin rindu dibuatnya. Pria itu sampai uring-uringan kala rindunya membumbung tinggi. Bahkan Arka sudah berniat untuk menyusul sang pacar yang sedang dinas Ke Jogja.

Orang tua Arka, Mama Mina dan Papa Irfan juga dibuat geleng-geleng dengan kelakuan anak bungsunya. Mulai dari mogok kerja, mogok makan, hingga mogok bicara. Benar-benar bagi mereka berdua, tingkah laku Arka saat ini adalah yang pertama kalinya. Mina dan Irfan melongo kaget saat baru hari kedua anaknya berjauhan dengan sang pacar. Namun seiring berjalannya waktu, sekarang kedua orang tuanya sudah terbiasa dan mulai mengabaikan alias membiarkan Arka bertindak sesukanya. Bermalas-malasan dan seharian di dalam rumah misalnya.

Mina dan Irfan sedang menyarap tanpa kehadiran Arka di meja makan. Jelas anak bungsunya itu akan makan saat petang nanti. Biarlah, namanya juga dimabuk asmara.

Beberapa menit setelah keduanya menyarap, dering ponsel dari Irfan membuat Mina turut mengernyit.

Panggilan telepon dari saudaranya yang tinggal di kampung halaman.

"Eh halo mbak? Piye kabare sampeyan?" (Eh halo kak? Gimana kabarmu?)

"Lali to piye sampeyan ki, sesuk Si Adi lamaran. Sampeyan jare muleh ta? Tak enteni lah rano kabare ki piye je..." (Lupa apa gimana kamu nih, besok Si Adi tuh lamaran. Kamu katanya pulang? Ditungguin loh gak ada kabarnya. Kalo kayak gitu gimana dong...)

Irfan dan Mina saling bertatapan, pasalnya sambungan itu dalam mode loudspeaker yang mampu membuat Mina juga dapat mendengarnya. Tak berbeda juga dengan Arka yang tiba-tiba membuka pintu kamarnya dengan semangat lantas berlari ke arah meja makan.

Magelang. Yang sedang Papanya ajak bicara lewat sambungan itu adalah saudara dari pihak si papa yang berada Di Magelang.

"Walah iyo, kok iso lali to aku. Yowes lek ngono tak mangkat saiki aku." (Oalah iya, kok bisa sih ku lupa. Yaudah kalau gitu, aku berangkat sekarang)

"Kabeh ta?" (Semua ikutkah?)

Arka menyela, "aku melu mbak!" (Aku ikut, Kak)

Irfan dan Mina saling tatap lantas detik berikutnya mereka tertawa lepas.



Sambungan berakhir. Bertepatan itu pula Arka berlari kencang ke arah kamarnya lagi.

"ADEK MANDI DULU, PA!" Irfan hanya dapat menggeleng melihat kelakuan anak bungsunya.


Benar-benar semesta sedang berpihak pada Arka saat ini. Pasalnya pria itu sering kali absen saat orang tuanya berkunjung Ke Magelang. Ia lebih memilih menjaga rumah daripada harus perjalanan jauh ke sana dan tak jarang Arka dipaksa untuk ikut juga. Namun kali ini berbeda, ia punya tujuan sendiri ketika berkunjung nanti.

Hati Arka tersenyum bungah.












𓃬𓃬motocy'crush𓃬𓃬









"Pa, adek aja yang nyetir." Begitu ucap Arka ketika semua sudah siap dan tinggal berangkat saja. Sang mama menolak mentah-mentah karena ini adalah perjalanan jauh sehingga ia khawatir jika Arka kelelahan.

[1] MOTOCYCRUSHWhere stories live. Discover now