ʕ• chap12 •ʔ

20 6 0
                                    


𓃬𓃬motocy'crush𓃬𓃬



Hubungan Arka dan Naya semakin intens. Semakin sering juga untuk bertemu. Entah Arka yang menjemputkan ke tempat kerja, atau Arka yang akan datang ke kosan perempuan itu. Semuanya Arka lakukan demi bertemu dengan Naya, sang pacar.

"Yeobo."

"Hm..." Sejujurnya Naya geli. Awal-awal mereka mengubah nama panggilan, yang sering merasa risih sekaligus geli adalah Naya. Perempuan itu dengan terang-terangan menunjukkan sikap tak suka, tak nyaman pula.

Namun seiring berjalannya waktu dan seringnya mereka bertemu, Naya semakin menikmatinya. Bahkan perempuan itu sekarang suka dengan panggilan yeobo yang terlontar dari bibir Arka. Suaranya, intonasinya, bahkan logatnya, mampu membuat Naya dirundung milyaran kupu-kupu cantik di rongga dadanya.

"Aku kan iseng ya cari tanggal lahir SI Wonwo seventeen katamu itu. Dia juli ya? Sama kayak kamu dong."

Naya mengangguk pelan. Perempuan itu tengah fokus pada ponsel Arka. Ya, Naya menabung selfi di galeri pria itu.

Katanya waktu itu, "yeobo, aku pengen galeriku penuh sama mukamu."

Naya yang memang gemar untuk cekrak-cekrik pun tak banyak pertimbangan untuk segera mengiyakan permintaan sang pacar.

"Sss! Namanya bukan wonwo, tapi wonu." Koreksi Naya seraya kepalanya sibuk ke kanan ke kiri. Mengambil gambar dirinya sebanyak-banyaknya di ponsel Arka.

"Lah, di internet loh namanya wonwo. W nya dua, yeobo."

"Nah iya, itu melebur cara bacanya. Kamu liat hangeulnya nggak? Hangeulnya ya wonu. Kalo abc-nya emang w nya dua."

"Nggak ngerti deh." Ucap Arka nyerah.

Keduanya kini dalam perjalanan ke butik. Bukan. Bukan Naya yang minta, namun ini adalah perintah dari sang ibu kos alias sang mama, Mama-nya Arka.

"Yeobo."

"Hmmmmmmmm." Naya geregetan dengan Arka yang kembali mengusik konsentrasinya dalam mengambil gambar. Ia bahkan sudah menahan senyumnya agar terlihat cantik namun sirna begitu Arka mengajaknya bicara lagi.

"Ini beneran cuma ngambil aja kan?"

Naya mengangguk, "iya, kata mamamu tadi gitu."

Arka mendengus, "dasar ya si mama, yang anaknya siapa yang dichat siapa."

Naya terkekeh pelan. Dirinya meletakkan ponsel milik Arka di dashboard. Perempuan itu telah selesai memenuhi galeri Arka.

"Kamu pernah ngerasa kalo mamamu kesepian nggak?"

Arka mengangguk ragu, "tapi mama tuh gitu-gitu orangnya eksis. Suka kumpul-kumpul ke warga, tetangga, ama temen-temennya juga."

Naya menjetikkan jarinya, "Ah iya! Aku pernah lihat story whatsapp mamamu. Beh, sosialita banget. Tapi emang awet muda yak, cantik banget. Nggak heran kamu cakep, kakakmu juga selebgram cakep banget nangis."

"Kamu juga cantik, yeobo. Duh... Coba deh itu instagram kamu buka gemboknya. Aku yakin bakal banyak pengikutnya itu."

"Nggak ah, ntar aku tiba-tiba di-DM wonu gimana? Rela kamu aku diambil dia?"

Arka terkekeh geli, "coba aja sih kalo emang bisa."

Telak. Naya kalah. Wonwoo bahkan tak tahu bahwa dirinya hidup di muka bumi ini.

"Eh tapi ya, seandainya. Seandainya aja... Kalo aku nikah beneran ama wonu gimana?"

"Nayyyyy, bangun, Nayyyyy ini masih soreeeee."

[1] MOTOCYCRUSHWhere stories live. Discover now