ʕ• chap3 •ʔ

91 12 2
                                    

Dilarang salting wkwkwk sumpah gemes bgt❗


𓃬𓃬motocy'crush𓃬𓃬

°°








Esok harinya Naya terbangun tepat pukul 5 pagi. Perempuan itu terusik karena suara di luar kamarnya yang kian meninggi. Naya mendumal kesal lantaran hal itu membuat minggu paginya terganggu sekali.

"Oh, minggu ya ini. Anak-anak pasti pada ada acara."

Mengingat kosan yang dihuni Naya bukanlah kosan khusus untuk mahasiswa, namun juga ada kakak-kakak wanita karir lainnya. Jadi beberapa ada yang malah beraktivitas pagi di hari minggu. Kenapa lagi kalau bukan jalan-jalan.

Senyuman Naya secara alami terbit tatkala dirinya malah mengingat ketika dirinya masih menjadi mahasiswa. Yang dilakukan anak-anak di luar sana pun sama seperti yang dilakukan dirinya dulu. Bangun pagi-pagi karena ada acara. Entah acara resmi dari universitas, organisasi, unit kegiatan, atau hanya sekedar jalan-jalan bersama teman.

Naya yang masih bergelung dengan selimut terlonjak kaget ketika pintu kamarnya diketuk dari luar.

"Mbak Nay.. Mbak Nay..." Panggilan itu disertai dengan ketukan pada daun pintu.

"Iya, kenapa Misel?" Setelah menjawab, Naya mendengus sebal lantaran sangat hapal suara siapa dibalik pintu kamarnya. Jelas sekali itu Misel.

"Mau apa tuh anak pagi-pagi begini ya tuhan.." Gumam Naya seraya bangkit dari kasurnya.

Kakinya yang bertelanjang itu menapaki lantai yang dingin membuat Naya dengan cepat berjalan ke arah pintu.

Cklak!

Pintu terbuka dengan pandangan yang pertama kali Naya tangkap adalah sosok gadis kecil mungil sebahu Naya tanpa busana. Hanya lilitan handuk saja yang menutupi tubuh polosnya.

"Rajin amat, Sel... Udah mandi jam segini." Itulah sapaan Naya pada Misel. Perempuan yang disapa hanya menunjukkan cengiran.

"Mbak Nay, boleh pinjem catok sama hair dryer nggak? Aku udah beli sih cuman belum sampe aja. Nggak tau nih kurirnya lama banget ngantarnya padahal keburu kupake. Boleh nggak ya pinjem punya Mbak Nay dulu?"

Naya yang sedari tadi ingin segera menjawab pun urung lantaran kalimat permohonan dari mulut Misel terus berkicau tanpa henti.

"Boleh, Sel. Bentar ya aku ambilin dulu." Tanpa banyak pikir, Naya langsung melesat ke arah meja riasnya dan mengambil set lengkap dari dyson. Naya tipikal orang yang sangat baik hati. Ia bahkan rela meminjamkan dyson airwrapnya yang harganya belasan juta kepada musuh.

Musuh? Mungkin hanya Naya yang menganggap Misel adalah musuhnya. Musuh dalam merebut hati Arka. Dulu tapi ya.

Sekarang kan Naya sudah tau perasaan pria itu seperti apa padanya. Jadi mungkin sekarang Naya akan bersikap semakin biasa-biasa aja kepada Misel dan tak akan menganggap perempuan itu sebagai musuhnya lagi.

"Nih, bawa aja. Tapi nanti kalo udah kelar balikin ya soalnya aku juga mau keluar abis ini."

Netra Naya terus mengikuti perubahan wajah Misel ketika tangan Naya mengulurkan set lengkap dyson miliknya ke Misel. Wajah perempuan itu menekuk namun hanya butuh beberapa sekon, mimik wajah Misel berubah cerah.

"Wah! Ini dyson yang mahal itu kan ya? Aku juga lagi beli ini Mbak Nay. Persis sama kayak punya Mbak Nay. Tapi ya masih di jalan. Makanya aku tuh sebel banget sama kurirnya."

[1] MOTOCYCRUSHWhere stories live. Discover now