Tiga puluh lima

1.4K 227 25
                                    

Tujuh bulan kemudian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tujuh bulan kemudian.

"Ayang Faye poop. "

Kehidupan yang sudah tidak lagi sama, ternyata kedua ubi itu bergerak seperti cacing, tanpa henti, bahkan jika menangis saja, Freen yakin akan sama besarnya seperti alarm tsunami.

Apa lagi Faye, anak keduanya, lebih lincah dari kakaknya Freya, Ia akan berkicau sepanjang hari seperti burung murai, merangkak kian kemari, mungkin kalau Freen daftarkan lari maraton 10.000 km, Faye akan juara satu, si gadis yang benar-benar tidak mengenal kata lelah, Dia akan berhenti saat makan dan saat tidur saja, karena Becky memberlakukan didikan militer untuk kedua waktu tersebut, namun selain kedua hal itu, dia akan berteriak menghancurkan kedamaian dari seorang Freenky.

"Kamu ganti dong sayang. "

"Ewww. "

Freen menutup hidungnya seiring diapers yang Ia jinjing di tangan kirinya itu, Ia tidak henti menggerutu karena hal itu, Freen si super bersih dihadapkan dengan hal seperti ini.

"Ayang. " Rengeknya.

"Ganti aja gak usah ngerengek, Aku mau masak dulu. "

"Mama....

Sarah memutar bola matanya malas, Freen tidak bisa diandalkan, untuk apapun itu.

"Eww, Kamu makan apa sih dek? bau limbah. "

Ia memegang jijik pempers yang berisi perjuangan bayinya itu, bahkan anak sekecil itu harus bertengkar dengan segala macam keluhan orang tuanya.

"Oke, mari kita cob...

Namun sekali lagi, poop coklat itu keluar dengan semangat, bahkan lengkap dengan urine kuning pekat milik gadis kecil itu, Freen mau muntah rasanya saat ini juga.

"Ay ....

"Tsk, ngeluh terus, sana kamu, mandirin kakak aja, "

Kalau untuk sebuah ketelatelan mengurus anak, Becky jauh lebih dari cukup, Ia berubah menjadi Ibu yang siaga, yang siap sedia tentang apapun yang terjadi pada kedua buah hatinya, sifatnya yang menjadi jauh lebih peduli, dan manis, Freen suka itu, setidaknya, telinganya aman saat dia melakukan kesalahan sekalipun.

"Bec, nanti kamu minum ini ya. "

"Iya Ma, Ma tolong liatin Freen, biasanya dia mainin sabun di bathup, bisa aja tu satu botol abis sekali mandi. "

"Oke, adek sekalian mandiin juga deh Bec. "

"Hmm, "

Langkah kaki Sarah semangat menuju kamar mandi, karena selain Freen, dia adalah orang yang juga suka bermain sabun mandi dengan anak-anak Becky, kalau Becky tidak tau.

"Astaga Freenky...

Dia memastikan jika Becky tidak akan ke kamar mandi ini terlebih dahulu, lalu masuk dengan pasti duduk di belakang gadis kecil yang sudah Freen dandani dengan busa itu.

"Mama ikutan, hehe. "

"Dasar perempuan, itu masukin lagi sabunnya Ma. "

Mereka akan menghabiskan waktu entah sampai berapa lamanya di sana, membuat kamar mandi itu seperti layaknya taman busa yang seru.

"Freen kena matanya, bener-bener ya. "

Sarah memukul dengan semangat kepala Freen dengan botol sabun yang sudah kosong itu, lalu mereka tertawa setelahnya.

Dan seperti biasa, akan selalu ada Becky yang menghancurkan kebahagiaan mereka, karena sebagai seorang nenek, Sarah akan selalu menuruti keinginan cucunya, dan Becky harus menjadi orang yang repot untuk mendisiplinkan mereka kembali.

"Mama ndi Ma, ndi...

"Tsk, mandi busanya selesai, Freenky buang airnya. "

"Ayang, ini baru di isi air. "

"Sekarang!"

Serasa ada angin topan yang menghantam wajahnya, Ia terhipnotis untuk melakukannya, walaupun kedua ubi itu menangis hingga memecahkan gendang telinga mereka.

"Faye mandi sama Mama atau Dada?"

"Da..

"See? mandi sama aku emang seseru itu Ayang. "

"Mandiin cepat!!"

"Siap capt. "

Tak ada yang bisa Freen hindari saat titah Becky sudah mengudara, tangannya cekatan memandikan dua ubi super lincah itu.

Dan Becky akan senantiasa berpangku tangan lalu sesekali tersenyum gemas dengan apa yang mereka lakukan, ternyata bahagia itu sederhana, dan mereka hiburan terbaik yang pernah ada.

"Ini Freya handukin dulu ayang. "

Bayi kecil itu sudah keriput karena kedinginan, tapi selalu enggan dengan untuk keluar dari air busanya, namun perutnya lapar dan matanya mengantuk adalah dilema terbesar bayi itu.

"Nen Ma. "

Mata yang akan selalu membuatnya luluh, bulat dan hitam sempurna seperti milik Freen, Becky menyukainya.

"Ma Nen, Nen. "

"Heh bocil mandi dulu, heh, malah ngerangkak, mandi gak...

Faye akan melakukan apapun untuk mendapatkan apapun yang dia inginkan, bahkan menggigit Freen atau merauk wajah Dada nya itu dengan semangat.

"Astaga, gak ada. "

Freen buru-buru mengambil gadisnya itu lagi, dan mengapitnya agar ubi itu tidak kemana-mana.

"Mandi dulu, abis poop. "

"Nen. "

"Iya, mandi dulu. "

Tangisan itu tidak akan merubah apapun, sikap tegas Freen kadang-kadang muncul di berbagai situasi yang dibutuhkan, seperti kali ini, walaupun sering kali Ia kalah dengan anak-anaknya itu.

"Nen...

"Mandi...

"Nen...

Dan si bungsu selalu punya caranya untuk kabur, melempar botol sabun itu tepat di kepala Freen, hingga menyemprotkan jet shower itu langsung ke wajah Dada nya itu.

"Perempuan ini jelmaan siapa sih. "

Seperti biasa, memiting Faye di ketiaknya adalah kegiatan yang sering dirinya lakukan untuk menghentikan gadis kecil itu, dan ya, selalu bekerja dengan baik.

"Mandi, terus Nen, kalau mau makan buahpun boleh, dengerin Dada. "

"Mama...

Selalu menjadi senjatanya, dan Becky akan datang membela apapun tanpa mau mendengar penjelasan Freen terlebih dahulu.

"Freenky. " Teriaknya dari dalam kamar mereka.

"Bukan aku, demi Tuhan. "

 "

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 10 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

After met you 2, Last chapter  (Freenbecky) Where stories live. Discover now