BAB 42

89 19 41
                                    

Ayah dan ibu Haneul syok, sangat terpukul, dan begitu marah mendapati keadaan anak lelaki mereka yang kritis dan koma di dalam ruang ICU.

"Kita harus menuntut balas! Bedebah itu harus dipenjara! Dia harus mempertanggung-jawabkan kebiadabannya pada Haneul!" Ibu Haneul menangis memukuli dada suaminya.

Ayah Haneul meremas pergelangan tangan isterinya. "Tidakkah kau sadari siapa orang yang telah melakukan ini pada Haneul?"

"Tentu saja! Dia adalah suami Yoona! Kim Taehyung yang melakukan ini semua! O anakku! Haneul putraku!" Nyonya Kang meraung-raung dan kembali memukuli dada suaminya. "Balaslah dendam Haneul ini. Taehyung harus mati! Harus!"

"Diamlah!" Bentak ayah Haneul. "Kau tak mengerti apa-apa."

"Tak mengerti apa-apa?" Ibu Haneul membeliak suaminya. "Tak mengerti apa, katamu! Lihatlah anak kita!" Ia menunjuk ruang ICU di belakangnya. "Wajah Haneul rusak, tubuhnya hancur, dan bahkan... Bahkan... Alat vitalnya mungkin tidak akan berfungsi lagi. Dia mungkin akan meninggal atau lumpuh seumur hidupnya. Apa yang tidak aku mengerti!" Jeritnya.

Ayah Haneul membuang muka dari jendela kamar ICU. Anaknya, putera yang ia harapkan akan menjadi penerus namanya, kini tak lebih dari seonggok daging di atas ranjang rumah sakit. Dokter mengatakan bahwa kemungkinan Haneul pulih sangat kecil. Tengkorak kepalanya retak. Hidungnya patah, bibirnya robek. Namun yang paling menyakitkan dan juga memalukan adalah puteranya itu mungkin tidak akan bisa lagi menjadi seorang lelaki dan memberinya keturunan.

"Jangan kau kira aku tidak mendendam." Ayah Haneul berkata dingin. "Tapi kau tak tahu siapa lawan kita."

"Kim Taehyung? Dia hanya anak seorang pemilik perkebunan apel. Aku tahu keluarganya memang kaya raya, tapi keluarga Kang-mu juga tak kalah kayanya. Keluargaku juga. Apakah kita tak bisa melawan sebuah keluarga petani dari Daegu?" Ibu Haneul meremas kemeja suaminya. Jika seandainya Taehyung yang ada di hadapannya sekarang ini, jantung lelaki itulah yang akan ia remas dan remukkan sampai tak berbentuk lagi.

"Kau sangat naif jika mengira keluarga Kim hanya keluarga petani biasa." Ayah Haneul mendengus tajam. "Hanya sedikit orang yang mengetahui kalau merekalah yang sebenarnya menjalankan negara ini."

"A-apa?" Airmata ibu Haneul jatuh. "Tak mungkin mereka punya kekuasaan sebesar itu."

Ayah Haneul melepaskan tangan isterinya yang masih mencengkeram kemeja putih yang ia kenakan. "Apa kau tahu siapa yang datang padaku dan mengabarkan tentang keadaan Haneul satu jam sebelum kepala penjara menghubungiku? Dia adalah ajudan sekaligus tangan kanan perdana menteri Kim Yoonhak. Dan jangan kau pikir perdana menteri bersimpati dan berpihak kepada kita. Dia adalah orang keluarga Kim. Ajudannya mendatangiku untuk menegaskan dengan siapa kita berhadapan. Jika perdana menteri saja berada di pihak mereka, siapa lagi yang kau harapkan bisa membantu kita? Presiden Korea Selatan? Huh, aku yakin presiden yang sekarang juga termasuk di dalam lingkaran orang-orang keluarga Kim. Bukan hanya perdana menteri dan presiden, orang-orang Keluarga Kim ada di mana-mana. Pemerintahan, hukum, perekonomian, bahkan di dunia pendidikan----mereka menguasai semuanya. Perkebunan apel hanya secuil dari kekuasaan mereka-----sebuah kamuflase untuk menutupi kekayaan dan kekuatan mereka yang sebenarnya. Yayasan Seonjo kita tak ada artinya. Jika Keluarga Kang dan keluargamu adalah sebuah benteng, maka keluarga Kim adalah Korea Selatan itu sendiri. Tak pahamkah kau siapa musuh kita? Mereka bisa melumat dan menghabisi seluruh bisnis Keluarga Kang seperti seekor gajah melibas seekor semut."

Ibu Haneul masih tak bisa memercayai bahwa keluarga Taehyung sebegitu berkuasanya di negeri ini.

"Tidakkah kau merasa heran mengapa pihak lapas bisa sampai kecolongan?" Ayah Haneul menggeleng. "Mereka tidak kecolongan. Merekalah yang justru membukakan pintu kamar sel Haneul dan membiarkan Taehyung masuk serta menyiksa Haneul." Tangan kanan Tuan Kang mengepal keras. "Dasar sipir-sipir korup. Mereka sangat busuk! Tapi mereka juga berada di bawah kendali keluarga Kim. Haneul memang sungguh tolol. Tidakkah dia sadar dengan siapa Yoona menikah? Mengapa mesti mengusik dan memerkosa wanita itu? Mengapa tidak sekalian dia bunuh diri saja setelah melakukan perbuatan bejatnya itu?"

WHEN LILAC IS FALLING [VYOON FANFIC]Where stories live. Discover now