BAB 11

283 46 68
                                    

Begitu terbangun dari tidurnya, Yoona langsung melompat dari atas ranjang dan membuka jendelanya. Sambil menggigit bibir, ia memandang lekat jendela paviliun Taehyung. Hatinya berdebar-debar dan berbunga-bunga pada saat yang bersamaan.

Semalam Taehyung menyatakan cinta kepadanya dan mereka berciuman mesra, duduk sambil saling bersenderan dan berpegangan tangan sebelum mengakhiri malam romantis itu dengan saling mendoakan agar masing-masing mendapatkan mimpi indah. Lalu Taehyung kembali mengecup bibir dan keningnya.

Saat semalam berbaring di atas ranjangnya, Yoona perlu waktu sepuluh menit untuk memproses semua yang baru saja terjadi. Ia mengambil sebuah bantal dan membenamkan wajahnya di bawah bantal lalu memekik penuh kebahagiaan. Ia benar-benar tak menyangka bahwa Taehyung ternyata mencintainya juga dan akan secepat ini menyatakan perasaan kepadanya. Yoona tersenyum sangat lebar. Kata 'bahagia' saja tidak cukup untuk menggambarkan apa yang dirasakan oleh hatinya saat ini. Yoona berguling-guling seperti anak kecil. Wajah tampan Taehyung, ciumannya yang hangat, genggaman tangannya, dan kedua mata serta senyumannya yang begitu manis, semuanya kini adalah miliknya. Yoona tak mempercayai keberuntungannya. Dari semua perempuan yang ada di dunia ini, Taehyung jatuh cinta dan memilihnya. Yoona langsung duduk serius di atas ranjang sambil mengepalkan kedua tangannya. Ia memejamkan mata dan berkomat-kamit mensyukuri kebaikan Tuhan yang telah mengirimkan Taehyung kepadanya.

Semalam, semuanya begitu indah. Namun begitu Yoona terbangun, ia takut itu semua hanyalah bunga tidur semata. Mimpi yang selalu ia idam-idamkan. Oleh sebab itu begitu kedua matanya terpentang lebar, Yoona langsung berlari ke pinggir kamarnya dan membuka daun jendelanya lebar-lebar. Ia harus tahu apakah semalam adalah kenyataan atau hanya sekedar mimpi.

Setelah tiga menit memandangi paviliun bekas studio milik ayahnya, tiba-tiba saja Yoona melihat Taehyung membuka jendela rumahnya. Melihat sosok lelaki maha tampan itu dari kejauhan, hati Yoona bergemuruh kian kencang. Rambut Taehyung masih berantakan dan wajahnya terlihat seperti wajah seseorang yang baru saja bangun dari tidurnya. Dia memandang ke arah Yoona----membuat rasa gugup si gadis semakin tak tertahankan. Dalam hatinya, Yoona mencetuskan sebuah doa agar semua yang terjadi semalam merupakan sebuah kenyataan.

Senyum Taehyung mengembang manis begitu ia melihat gadis cantik yang tengah memandang ke arahnya itu. Wajah tampannya terlihat begitu sumringah. Tapi Yoona belum berani tersenyum lebar-lebar untuk membalas senyuman Taehyung. Ia mau Taehyung mengatakan langsung padanya bahwa ciuman mereka semalam memang benar terjadi.

Mendapati wajah Yoona nampak tegang, Taehyung mengerutkan dahi. "Kau kenapa?" Tegurnya dari jendela paviliun.

"Aku?" Yoona berkedip. "Memangnya aku kenapa?"

"Kau terlihat tegang." Taehyung memajukan tubuhnya agar suaranya bisa terdengar jelas di telinga Yoona.

"Siapa yang tegang?" Yoona mencoba untuk menahan deburan jantungnya. "Memangnya kenapa aku mesti merasa tegang?"

Taehyung nyengir, "pasti kau masih memikirkan soal semalam."

"Semalam?" Jantung Yoona siap untuk meloncat keluar dari dalam dadanya. "Memangnya apa yang mesti aku pikirkan tentang semalam?"

Alis Taehyung berkerut-kerut. "Jadi kau tak memikirkan soal semalam? Hmmm, mungkin semua cuma mimpiku saja." Ia memandang Yoona sebentar lalu berkata, "selamat pagi, Yoona ssi." Sapanya sambil menutup kembali daun jendelanya.

Lho, kenapa jendelanya ditutup? Kenapa Taehyung memanggilnya dengan embel-embel 'ssi' lagi? Apakah dia tersinggung dengan ucapanku? Yoona menjadi panik. Cepat-cepat ia keluar dari dalam kamarnya dan menuruni tangga rumah dengan tergesa-gesa.

"Braak." Yoona membuka pintu rumahnya.

"Kenapa tergesa-gesa begitu? Siapa sih yang ingin kau temui?" Taehyung berdiri di muka pintu rumah Yoona. "Pacar barumu, ya?"

WHEN LILAC IS FALLING [VYOON FANFIC]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin