Jian spontan membenarkan kembali posisi berdirinya lalu menoleh ke sekitar—hal yang akhirnya Jian lakukan sejak dari awal hanya fokus dengan idolanya di depan sana.
Ketika Jian menoleh ke sisi kanannya, matanya tiba-tiba membulat. Ia terkesiap melihat seorang pemuda yang entah sejak kapan berdiri tepat di sampingnya, sedang memandang lurus ke arah panggung—menikmati pertunjukkan dengan paras lembut dan dingin, berdiri tanpa jarak di samping Jian.
Sejak kapan Alan di sini?
Mata Jian mengerjap, nyaris tak percaya. Dia terus mengamati dan tak bisa mengalihkan pandangannya dari pemuda tampan berbalut jaket denim itu.
I'll be waitin' for you..
Alan menoleh setelah merasa tengah diamati. Membuat mereka berdua saling tatap selama beberapa detik walaupun sama-sama tidak memberikan ekspresi apapun.
Mereka seketika lupa dengan keadaan. Terasa hening, bertolak belakang dengan kenyataan yang penuh dengan teriakan dari ribuan pengunjung.
Letupan confetti mucul dari arah panggung, memutus pandangan Jian dan Alan. Mereka berdua saling melempar pandang ke depan dan saling mengabaikan satu sama lain.
Tiba disaat Jaden mulai menyanyikan lagu yang ke sembilan. Jian lagi-lagi tak tergerak dan kembali fokus dengan apa yang dilihatnya di depan. Membuang semua isi pikirannya dan berusaha untuk kembali menikmati penampilan Jaden.
Sementara Alan tanpa sengaja kini memperhatikan Jian dalam diam. Seseorang yang berdiri di sebelahnya itu memang sangat bersinar dan menawan—membuat orang lain ingin melihatnya berkali-kali dalam kondisi apapun. Alan seperti tengah memiliki kesempatan dimana ia bisa melihat seseorang yang masih tak menganggapnya dalam jarak yang begitu dekat.
You're beautiful, it's true
I saw your face in a crowded place
And I don't know what to do
'Cause I'll never be with you
Alan tak sadar tersenyum ketika melihat Jian memancarkan wajah bahagianya. Jian tersenyum manis, membuka bibir ranum dan tanpa sengaja menunjukan gigi kelincinya.
"This is a love song, ada yang sedang merasakan jatuh cinta?" Jaden menyadarkan Alan untuk tak lagi memandang Jian "If you are the one, please sing with me!!" Lagu balad itu mulai dinyanyikan, semua orang berteriak kemudian ikut bernyanyi.
Tidak dengan Jian dan pemuda di sebelahnya, mereka hanya diam membeku. Jian sibuk memandang Jaden dengan tatapan nanar. Sementara Alan tengah tergelitik ingin bertanya pada sosok yang sejak tadi ia kagumi.
Alan mendekatkan wajahnya ke telinga Jian, kemudian mulai bertanya "Kenapa tidak ikut bernyanyi? Tidak pernah jatuh cinta?" Alan menarik wajahnya sambil tersenyum jahil.
"Tidak. Karena orang lain yang biasanya jatuh cinta padaku" Jian menjawab dengan wajah datar.
Alan tak lagi berkomentar seolah-olah menerima jawaban Jian. Bisa jadi memang fakta, Alan tidak menyangkal.
Beberapa jam berlalu. Jaden memberikan kalimat penutup lalu menyanyikan lagu terakhirnya hingga konser selesai.
Jian masih berdiri di tempatnya, menatap panggung kosong sementara orang-orang di sekitarnya mulai berlalu lalang meninggalkan venue. Jian sama sekali tidak menghiraukan Alan yang juga tak bergerak berdiri di sampingnya—sedang merasa puas atas apa yang ia lakukan hari ini.
Setengah dari pengunjung sudah keluar, Jian akhirnya memutuskan untuk berjalan menuju pintu keluar. Alan mengikuti langkahnya dari belakang seolah-olah pemuda itu tak ingin kehilangan jejak.
BẠN ĐANG ĐỌC
Middle Name | JAEWOO [END]
Fanfiction"Untuk sementara jangan beritahu Gemma jika kita tinggal bersama" - Jian (Jungwoo) "Tolong pergi dulu kemana saja, aku dan Aster akan tiba di apartemen 10 menit lagi" - Alan (Jaehyun)
Four
Bắt đầu từ đầu
![Middle Name | JAEWOO [END]](https://img.wattpad.com/cover/364023965-64-k1257.jpg)