29 - Cooking

44 9 2
                                    

Setelah hujan ada pelangi. Setelah mantan ada gebetan.

***

Sabtu sore kali ini, Clarissa ingin bersantai setelah berkutat dengan tugas-tugas semenjak pulang ekstra. Namun niatnya tersebut hanyalah tinggal mimpi saja karena beberapa menit yang lalu Arimbawa mengiriminya pesan untuk segera bersiap-siap. Clarissa memilih menggunakan celana jeans kebiruan dan baju polos berwarna putih dengan sling bag nya. Setelah selesai berdandan sederhana, ia turun ke bawah.

"Ngedate ya Nath?" Goda Melodi-Mama Clarissa yang sedari tadi menemani Arimbawa di ruang tamu.

Clarissa menyengir, "Udah tua, gak boleh kepo sama urusan remaja Ma." Balasnya.

Melodi terkekeh geli dan kemudian menitipkan Clarissa pada Arimbawa agar anak bungsunya itu pulang dengan selamat. Arimbawa mengangguk yakin dan berpamitan. Clarissa mencium pipi sang Mama lalu mengajak Arimbawa keluar rumah.

"Loh motor baru ya Kak?" Tanya Clarissa baru sadar dengan motor Arimbawa.

Arimbawa mendengus kecil saat mengingat bagaimana perjuangannya mengganti motor, "Udah cukup lama."

"Masak sih? Kapan?"

"Waktu kamu lebih milih pergi ke sekolah bareng mantan kamu. Tepat sehari setelah kamu protes sama motor saya."

Clarissa mengingat-ingat karena dasarnya memang Clarissa ini mudah lupa segala hal.

"Yang kapan ya? Emangnya aku pernah pacaran dalam waktu dekat ini?" Tanya Clarissa memilih berpura-pura amnesia.

Arimbawa terkekeh, "Memangnya bukan mantan terindah?"

Clarissa mendengus, "Mantan terindahku bukan dia. Ada deh sewaktu aku kelas delapan. Itu paling terindah."

Arimbawa mendelik kecil namun kemudian membantu Clarissa yang sudah siap naik ke atas motornya.

"Kakak gak mau tanya-tanya tentang mantan-mantanku?" Tanya Clarissa di tengah perjalanan mereka.

"Memangnya boleh?"

"Boleh, aku tuh seneng bahas mantan Kak soalnya mantan-mantan aku baik-baik."

Arimbawa hampir saja rasanya mengerem mendadak mendengar ungkapan jujur Clarissa namun untungnya ia masih menyayangi dirinya dan diri pujaan hatinya.

"Well tell me then." Ucap Arimbawa mencoba menegarkan diri. Semoga saja ia tidak mengerem mendadak nanti mendengar curhatan Clarissa.

Clarissa memajukan diri agar ia bisa mendekati telinga Arimbawa, "Kita mau kemana Kak?" Alihnya.

Arimbawa ingin protes namun saat melihat dari spion yang memperlihatkan ekspresi polos Clarissa, pemuda itu mengurungkan protesnya, "Temenin saya makan."

"Dimana?"

"Kamu ada rekomen tempat?"

Clarissa berpikir sejenak, "Di rumah Kakak ada bahan-bahan apa aja? Gimana kalau aku masakin?"

"Saya kurang tau. Gimana kalau kita belanja dulu?"

Clarissa mengangguk semangat, "Siap Bos!"

Arimbawa terkekeh lalu mulai melajukan motornya ke daerah supermarket dekat rumahnya. Clarissa memang belum pernah sekalipun ke rumah pemuda itu. Setelah insiden makan di resto ayam bersama Saka, pemuda itu memilih mengantarkan Clarissa pulang saja. Maka dari itu Clarissa benar-benar tidak tahu rumah Arimbawa.

Setelah menghabiskan waktu sekitar 30 menit di supermarket, Arimbawa membawa laju motornya ke perumahan kompleks rumahnya. Tak lama kemudian, mereka telah sampai di pekarangan rumah Arimbawa. Clarissa turun dari motor dan berdecak kagum.

BEHIND THE SELLERWhere stories live. Discover now