"Bagaimana harimu?" Tanya Gemma saat minumannya tinggal separuh.
"Buruk. Aku gagal mendapatkan tiket Jaden. Dia jarang mengadakan konser—kukira aku tidak akan mendapatkan kesempatan lagi," Jian mendengus sambil menyikap helaian rambut cokelat legamnya yang mulai menutupi kedua alisnya.
Jaden salah satu penyanyi yang disukai Jian. Bagi Jian, Jaden musisi jenius. Dia selalu menghipnotis penggemarnya melalui musik dan lirik lagunya. Jian menyukainya sejak 8 tahun yang lalu namun belum pernah memiliki kesempatan untuk bisa menikmati penampilannya secara langsung.
"Kau kurang beruntung, tapi sebagai gantinya, aku akan mengundangmu ke acaraku,"
"Kau mengundang artis siapa ke acaramu?" Jian menatap Gemma dari sudut matanya, mengira apapun tawaran sahabatnya tidak akan setimpal dengan konser Jaden.
"Tidak ada artis, aku hanya ingin mengundangmu ke pembukaan sebuah mall di pusat kota—ini project yang sudah ku kerjakan selama bertahun-tahun."
"Sudah selesai? Aku tahu itu, kau selalu menceritakannya sejak dulu," senyum Jian mengembang. Tawaran Gemma tidak buruk, Jian tahu bagaimana Gemma selalu antusias ketika menceritakan project rancangannya.
"Kau harus jadi orang pertama yang akan aku tunjukan hasil dari kontribusiku, datanglah sebelum mall itu dibuka untuk umum. Aku akan menujukkan padamu setiap inchi karyaku dan membuatmu bangga."
***
Jian menepati janjinya untuk datang ke pusat kota. Mengunjungi bangunan mall yang baru saja diresmikan. Dia datang dengan pakaian casualnya—crew neck sweater abu dengan celana jeans dan sepatu kets. Jian juga tak lupa membawa buket bunga berukuran sedang untuk Gemma yang ia beli di perjalanan sebelum tiba disini.
Sand Towers, nama itu terpampang di puncak permukaan gendung besar pertokoan yang cukup mewah. Dari luar saja Jian sudah bisa membayangkan bangunan itu pasti memiliki tatanan dan interior mewah di dalamnya. Perasaan bangga membuncah di hati Jian karena impian sahabatnya untuk membangun sesuatu yang bisa dinikmati banyak orang kini terwujud.
Jian tidak berpikir dirinya telat, di luar pintu utama sudah ada beberapa orang penjaga dengan seragam serba hitam. Banyak karangan bunga dan dekorasi megah yang menghiasi area depan gedung mewah yang memiliki lebih dari lima tingkat itu. Sisa-sisa pita yang telah tergunting juga masih tergelak di lantai menandakan mereka sudah melakukan acara peresmian sebelum Jian datang. Mata Jian mengedar membaca banyaknya ucapan selamat yang tertera di beberapa karangan bunga yang berjajar di sepanjang pintu masuk. Beberapa diantaranya adalah nama-nama penjabat dan tokoh terkenal.
Jian berjalan mendekati pintu masuk sambil membayangkan berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk membangun sebuah project besar ini.
Pasti banyak.
Setelah berhasil mendekati pintu lobi utama, Jian mendadak ragu untuk masuk, namun ketika beberapa orang penjaga mulai melihat ke arahnya, dia memberanikan diri untuk lebih berjalan mendekat.
Seorang penjaga yang tubuhnya paling besar menghampiri seolah menyambutnya dan bertanya dengan tatapan hangat.
"Selamat pagi Tuan, ada yang bisa kami bantu?" Petugas itu dengan sangat ramah menyapa Jian.
"Aku ingin menemui temanku, dia sudah berada di dalam," jawab Jian dengan senyum kecil.
Tak lama seorang petugas lain ikut bergabung, wajahnya tegas dan terlihat dingin "Maaf bisa tunjukkan undangannya, Tuan?" petugas itu mengulurkan tanggannya seolah siap menerima undangan dari Jian yang tak ia ketahui bagaimana bentuknya.
"Apa harus dengan undangan?" Jian bertanya dengan nada bingung.
"Tempat ini dibuka untuk umum pukul 4 sore nanti, kau bisa datang 2 jam lagi tanpa undangan," si petugas dingin itu menunjuk sebuah papan besar berisi iklan potongan harga besar-besaran untuk pengunjung perdana yang akan di buka beberapa jam lagi.
BINABASA MO ANG
Middle Name | JAEWOO [END]
Fanfiction"Untuk sementara jangan beritahu Gemma jika kita tinggal bersama" - Jian (Jungwoo) "Tolong pergi dulu kemana saja, aku dan Aster akan tiba di apartemen 10 menit lagi" - Alan (Jaehyun)
![Middle Name | JAEWOO [END]](https://img.wattpad.com/cover/364023965-64-k1257.jpg)