Satu

1.5K 49 5
                                    

"Sepertinya lo udah sampai," ucap seorang lelaki yang memacu cepat jarinya di balik rok seorang wanita

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sepertinya lo udah sampai," ucap seorang lelaki yang memacu cepat jarinya di balik rok seorang wanita. Terengah bersama peluh yang membanjiri pelipis. Kedua tangannya mencengkram pundak sang lelaki, sebagai pelampiasan gairah. Walau ia duduk di meja, kedua pahanya yang sengaja direnggangkan terasa bergetar ketika pelepasan itu tiba.

"Belum Yash." Ia menggeleng lemah.

"Udah."

"Sekali lagi pleasee." Wanita berambut sebahu itu memohon.

"Gak. Gue sibuk ada rapat." Lelaki itu pun menolak mentah-mentah. Seolah kegiatan mereka cukup sampai di situ, tak ada tambahan waktu karena ia hanya ingin bermain.

Laki-laki itu berbalik mencuci tangannya di wastafel. Mengabaikan sang wanita yang tak bergerak karena masih 'ingin'.

"Yash."

"Cepet benerin rok lo!" deliknya tajam.

Lelaki berseragam organisasi kampus itu lalu memantik rokok. Menghisapnya berulang saat perempuan tadi hanya bisa mendesah pasrah lalu membenarkan celananya.

Mereka kembali asing.

Seolah tak terjadi apa-apa, menyembunyikannya dengan apik padahal tanpa mereka ketahui ada sepasang netra cantik yang berhasil mengintip.

Ya, sepasang netra yang memperhatikan sambil menelan saliva kasar, jantung perempuan itu berdegup tidak karuan. Dengan tangan mengepal di depan perut. Berharap yang dilihatnya adalah mimpi namun kilasan kejadian tadi justru makin berputar di kepala.

Ayash Naradhipta, Presma kampus incaran banyak mahasiswi yang seharusnya menjadi panutan tapi mengapa ia bisa melakukan hal menjijikan semacam itu?

Berbalik memunggungi pintu. Lunar  mengambil satu langkah bertepatan sebuah suara mengurungkan niatnya.

"Ada perlu?" Tanpa diduga, pintu terbuka membuat gadis itu berhenti, ia segera berbalik menghadap lelaki tadi dengan senyum kaku.

"Aku mau beli tiket seminar buat besok, kak."

"Masuk."

Tanpa banyak bicara Ayash pun mempersilahkannya memasuki ruang organisasi. Lunar dapati perempuan tadi menatapnya datar dengan jemari sibuk menari di atas laptop. Lunar mengalihkan pandangan karena tidak berani menatap lebih.

Kemudian Ayash menyerahkan sebuah kertas padanya.

"Catat nama sama jurusan lo di sini."

Kita Yang Belum UsaiWhere stories live. Discover now