06

34 21 0
                                    

Happy Reading!!!

Hampir satu bulan lamanya Malika menjalani hubungan back street dengan Tio. Tak ada satupun yang tahu tentang hubungan mereka kecuali keluarga dan mereka sendiri. Malika sudah hampir bisa menerima kehadiran seorang Tio di hidupnya, meskipun sebenarnya trauma masih menghantui dirinya.

Malika saat ini berada di kantin dengan Ola. Matanya tak berhenti menjelajahi seisi kantin untuk mencari seseorang yang selama satu bulan ini menjalin hubungan dengannya. Tio tak kunjung nampak dalam penglihatan Malika seharian ini. "Dia gak masuk?" Beo Malika yang dapat didengar oleh Ola. "Siapa, Ka?" Tanya Ola mendengar ucapan Malika.

Malika terkejut dan segera mengelak, "gak papa!" Ucap Malika yang hanya di angguki oleh Ola. Malika belum siap jika Ola tahu hubungannya, meskipun Ola adalah sahabat dekatnya. Ia tak ingin merasakan kehilangan dengan cara yang sama.

Setelah beberapa menit Malika mengedarkan pandangannya. Seseorang yang sedari tadi ia cari akhirnya muncul. Seperti biasanya, Tio ke kantin bersama teman sekelasnya. Malika cukup kenal dengan teman-teman Tio, karena Tio sering menceritakan mereka. Malika saling beradu tatap dengan Tio yang tersenyum padanya. Merasa pipinya telah memerah, Malika segera memalingkan pandangannya dari Tio.

"Lo ngapain senyum-senyum sendiri?" Tanya Ola melihat temannya yang tersenyum sendiri tanpa ada yang mengajak berbicara.

"Gak papa!" Lagi-lagi Malika mencari alasan.

Ponsel Malika berbunyi menandakan ada notifikasi yang masuk. Malika segera membuka ponselnya yang terlihat nama Tio dilayar ponsel.

Tio:
Nanti pulang bareng, ya?

Malika:
Nanti ada yang curiga

Tio:
Gak bakal

Tio:
Gue tunggu di halte.

Malika menaruh kembali ponselnya dan menikmati makanannya. "Lo tau si Tio itu kan?" Ucap Ola memulai percakapan. Malika hanya mengangguk karena mulutnya yang terisi penuh dengan makanan.

"Kemarin gue liat dia jalan bareng cewek!" Ucap Ola.

"Dan lo harus tau tentang Tio, ternyata Tio itu playboy kelas kakap," Lanjut Ola yang membuat mata Malika membulat sempurna.

"Yang bener aja lo!" Ucap Malika memukul pundak Ola.

"Iya, nj*ng! Ngapain gue bohong," Ola menaikkan bahunya lalu menyeruput teh manis yang ia beli tadi.

Malika hanya diam, tak dapat mengatakan apapun. Siapa perempuan yang jalan bersama Tio?. Malika tak tahu dan tak mau tahu. Menurut Malika, bukan hak Malika untuk cemburu, karena hubungannya yang belum jelas dengan Tio.

*****

Malika duduk pada bangku halte sekolahnya. Sekolah sudah mulai sepi, namun Tio belum juga datang menghampirinya. Malika sudah putus asa, tak ada satu pun sosial media Tio yang dapat dihubungi. Sudah hampir 5 kali Malika mencoba menelepon Tio, namun nomor Tio tak aktif.

Malika:
Tio, ayo!

Malika:
Udah mau maghrib, Tio!

Malika terus mencoba untuk menghubungi Tio, meskipun hasilnya nihil. Malika benar-benar putus asa. Ia berdiri dari duduknya dan memilih untuk berjalan kaki saja, ia tak bisa memesan ojek online karena uang sakunya sudah habis. Malika melangkahkan kakinya menjauh dari halte bus.

Malika dan Luka [TERBIT]Where stories live. Discover now